Tanggal 21 Juni Memperingati Apa? Ada Hari Krida Pertanian update oleh Giok4D

Posted on

Tanggal 21 Juni 2025 jatuh bertepatan dengan hari Sabtu dalam penanggalan kalender Masehi. Pada hari ini terdapat sejumlah perayaan nasional maupun internasional yang dirayakan.

Lantas, tanggal 21 Juni memperingati apa?

Di Indonesia, terdapat satu perayaan nasional yang diperingati di sektor pertanian, yakni Hari Krida Pertanian. Sementara di tingkat global, ada Hari Musik Sedunia, Hari Internasional Perayaan Solstis, Hari Jerapah Sedunia, dan Hari Yoga Internasional.

Perayaan-perayaan tersebut tentunya memiliki sejarah dan keunikannya masing-masing. Nah, berikut ini infoSulsel telah merangkum ulasan selengkapnya daftar peringatan penting dan menarik di tanggal 21 Juni.

Yuk, simak!

Hari Krida Pertanian diperingati setiap tanggal 21 Juni di Indonesia. Tahun 2025 ini menandai peringatannya yang ke-53 tahun.

Dilansir dari laman Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, kata krida dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti olah, perbuatan, atau tindakan. Hari Krida Pertanian menjadi simbol penghargaan atas kerja nyata dan dedikasi seluruh elemen yang mendukung keberlangsungan sektor pertanian di Tanah Air.

Pemilihan tanggal ini bukan tanpa alasan. Secara astronomis, tanggal tersebut bertepatan dengan saat Matahari berada di Garis Balik Utara (23 ½° LU), yang menandai titik puncak energi matahari untuk mendukung kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia.

Dalam konteks pertanian, momen ini biasanya menandai selesainya masa panen dan dimulainya persiapan musim tanam berikutnya, yang kerap disambut dengan rasa syukur atas hasil panen.

Selain itu, tanggal ini juga bertepatan dengan akhir dari satu siklus tahunan dalam sistem Pranata Mangsa, yaitu metode penanggalan musim tradisional masyarakat agraris Jawa. Dalam sistem ini, 21 Juni dipandang sebagai permulaan musim tanam baru, menjadikannya waktu yang ideal untuk memulai siklus pertanian selanjutnya.

Hari Krida Pertanian bukan hanya acara peringatan biasa, tetapi juga saat yang tepat untuk menguatkan semangat kerja sama dan mengajak semua orang peduli terhadap pertanian dan lingkungan.

Di dunia global, salah satu perayaan yang diperingati pada tanggal 21 Juni adalah Hari Musik Sedunia. Seperti namanya, perayaan ini merupakan momen untuk merayakan semua hal yang berkaitan dengan musik.

Melansir dari situs National Today, Hari Musik Sedunia pertama kali dimulai di Prancis. Ini digagas oleh Maurice Fleuret pada 1982, setelah menemukan bahwa sebagian besar masyarakat Prancis memainkan alat musik.

Akhirnya, pada tahun 1982, diadakan perayaan Hari Musik atau Fête de la Musique pertama di Paris. Dengan mengusung slogan “Faites de la musique” (yang berarti “Buat musik”), organisasi resmi Fête de la Musique di Paris menyerukan agar konser diselenggarakan secara gratis, dan para musisi tampil tanpa bayaran, demi semangat berbagi dan kebebasan berekspresi.

Selama beberapa tahun terakhir, festival ini memperoleh popularitas internasional, dan akhirnya dirayakan oleh lebih dari 120 negara di seluruh dunia. Hari tersebut akhirnya berkembang menjadi Hari Musik Sedunia, Hari Musik Dunia, atau Hari Musik Internasional.

Tanggal 21 Juni juga diperingati sebagai Hari Internasional Perayaan Solstis. Peringatan ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dilansir dari laman resmi PBB, solstis berasal dari bahasa Latin sol (matahari) dan sistere (berhenti). Istilah ini merujuk pada fenomena yang terjadi ketika Matahari tampak ‘berhenti’ di langit karena mencapai posisi paling utara atau selatan dari garis khatulistiwa atau ekuator.

Akibatnya, pada hari itu panjang siang dan malam menjadi tidak seimbang. Peristiwa ini terjadi dua kali setahun, salah satunya berlangsung pada tanggal 21 Juni.

Lebih dari sekadar fenomena astronomi, solstis memiliki nilai budaya dan spiritual yang mendalam di berbagai peradaban dunia. Selama ribuan tahun, masyarakat telah merayakan titik balik Matahari sebagai simbol kesuburan alam dan siklus pertanian.

Selain itu, peristiwa tersebut juga menjadi momen sakral dalam ritual keagamaan, upacara adat, dan wujud penghormatan terhadap alam dan keteraturan kosmik.

Karena makna budaya dan spiritualnya yang mendalam, PBB menetapkan 21 Juni sebagai Hari Internasional Perayaan Solstis. Tujuannya adalah untuk mengakui pentingnya titik balik Matahari sebagai simbol kesatuan warisan budaya dan tradisi lintas generasi, serta untuk menegaskan nilai kebersamaan, keberagaman budaya, dan perdamaian antarbangsa.

Hari Jerapah Sedunia juga diperingati pada tanggal 21 Juni. Momen istimewa ini untuk merayakan keunikan dan pentingnya keberadaan hewan dengan leher panjangnya yang khas.

Melansir laman National Today, Jerapah sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno, bahkan dijadikan hewan simbol status di berbagai kerajaan. Namun, perburuan dan perdagangan jerapah menyebabkan penurunan tajam populasi global pada abad ke-19 dan ke-20.

Penurunan terus berlanjut selama beberapa dekade berikutnya. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam telah mengumumkan bahwa status Daftar Merah jerapah telah berubah dari ‘beresiko rendah’ menjadi ‘rentan’ pada tahun 2016.

Melalui peringatan Hari Jerapah Sedunia, Giraffe Conservation Foundation (GCF) mengajak dunia untuk peduli terhadap keberlangsungan jerapah.

Selain merayakan jerapah, GCF menggunakan hari tersebut untuk mengumpulkan dana bagi konservasi populasi jerapah liar di seluruh dunia dan untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi hewan-hewan ini.

Setiap tanggal 21 Juni, masyarakat dunia memperingati Hari Yoga Internasional. Hari ini adalah hari untuk memperingati pentingnya yoga bagi kesehatan tubuh dan pikiran.

Dilansir dari laman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), penetapan hari ini dilakukan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2014. Rancangan resolusi tersebut diusulkan oleh India dan mendapat dukungan luar biasa dari 175 negara anggota PBB.

Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia tentang banyaknya manfaat berlatih yoga, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Yoga tak hanya memperkuat tubuh dan menenangkan pikiran, tetapi juga menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahun 2025 ini, Hari Yoga Internasional memasuki peringatan yang ke-11 dengan mengusung tema “Yoga untuk Satu Bumi, Satu Kesehatan” atau “Yoga for One Earth, One Health”. Tema ini menegaskan keterkaitan erat antara kesehatan individu dan kesehatan planet.

Demikianlah ulasan sejarah dan asal usul peringatan yang dirayakan pada tanggal 21 Juni. Semoga menambah wawasan, infoers!

1. Hari Krida Pertanian

2. Hari Musik Sedunia

3. Hari Internasional Perayaan Solstis

4. Hari Jerapah Sedunia

5. Hari Yoga Internasional

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.