Renungan Harian Katolik Jumat, 26 September 2025: Mesias yang Sesungguhnya

Posted on

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang sering terjebak pada gambaran tentang Mesias sesuai keinginan mereka sendiri-seorang penyelamat yang datang membawa kejayaan duniawi, kekuatan, dan kemenangan. Namun Yesus menunjukkan wajah Mesias yang berbeda, Ia hadir bukan untuk dimuliakan dengan cara dunia, melainkan untuk menderita, wafat, dan bangkit demi keselamatan umat manusia.

Renungan hari Jumat, 26 September 2025 mengajak kita meneladani Yesus sebagai Mesias sejati yang rela berkorban, serta belajar memaknai penderitaan bukan sebagai kelemahan, melainkan jalan menuju keselamatan dan kasih Allah yang sempurna.

Renungan hari ini mengangkat tema “Mesias yang Sesungguhnya” dikutip dari buku Renungan tiga TiTik oleh Nina Agustina. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:

“Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada selebihnya dari bangsa itu, demikian:

Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?

Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam,

sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!

Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;

Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.

Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam.”

Pada tanggal dua puluh empat bulan yang kesembilan, pada tahun yang kedua zaman Darius, datanglah firman TUHAN kepada nabi Hagai, bunyinya:

Berilah keadilan kepadaku, ya Allah, dan perjuangkanlah perkaraku terhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari orang penipu dan orang curang!

Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?

Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!

Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?”

Jawab mereka: “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.”

Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.”

Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun.

Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”

Yesus bertanya kepada mereka, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.” (Luk. 9:20)

Mengapa tema “Who Am I” pada setiap retret remaja menjadi tema wajib? Bahkan tema ini sering dipakai juga untuk retret dewasa. Apakah mengenal diri sendiri sulit? Nyatanya memang sulit, apalagi mengenal orang lain.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus bertanya kepada para murid-Nya, “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Jawaban para murid sangat standar. Ada yang menjawab Yohanes Pembaptis, Elia, seorang nabi (Luk. 9:18-19). Yesus kembali bertanya, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Yesus mengharapkan jawaban yang lebih pribadi.

Petrus menjawab mewakili yang lain, “Mesias dari Allah” (Luk. 9:20). Jawaban ini benar, namun dapat disalah mengerti, karena itu Yesus memerintahkan mereka supaya merahasiakan hal itu.

Yesus mengetahui apa bayangan para murid tentang Mesias, yaitu seorang pemimpin yang dapat membebaskan mereka dari Bangsa Romawi. Mereka tidak memahami bahwa Mesias adalah pribadi yang menderita, ditolak, dibunuh dan bangkit dengan mulia.

Inilah Mesias yang sebenarnya. Mesias tidak dapat dipisahkan dengan penderitaan Yesus di salib.

Hal ini sulit diterima oleh para murid, dan juga oleh kita yang hidup saat ini. Orang akan mudah mengimani Yesus yang membuat banyak mukjizat, memberi tanda-tanda hebat.

Tapi siapa yang mau percaya pada Yesus yang menderita, mati di kayu salib? Hal Ini dianggap suatu kebodohan dan nyatanya banyak orang saat ini yang menghilangkan dan menggantikan salib dengan kemewahan, kesenangan, kekayaan, yang mana semuanya hanyalah kebahagiaan semu.

Bagaimana dengan hidup kita apakah kita mengenal Mesias yang sesungguhnya? Untuk dapat memaknai Mesias dengan benar, kita diminta untuk hidup menurut ajaran-Nya, dan bersedia untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Tuhan dengan setia. Siapkah kita?

Doa:

Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau rela mati di kayu salib untuk menebus dosa kami. Ajarilah kami untuk dapat memaknai Salib Kristus dengan benar dalam kehidupan kamі. Amin.

Kedua kakak beradik ini berkebangsaan Arabia. Nama mereka tertera pada alat-alat kedokteran, tetapi sedikit saja kisah yang dapat kita peroleh tentang mereka.

Konon mereka dibesarkan oleh ibunya yang sudah menjanda sejak masa kecilnya. Dengan kasih sayang yang besar dan kerja keras, ibunya mendidik dan menyekolahkan mereka di Syria hingga berhasil menjadi dokter.

Setelah menyelesaikan studinya di Syria, mereka bekerja sebagai dokter di Silisia, Asia Kecil. Sebagai orang beriman, cintakasih sungguh-sungguh mewarnai hidup mereka.

Mereka mengabdikan seluruh kepandaian dan ilmu mereka guna menolong orang orang sakit tanpa memungut bayaran. Semua orang menyanjung dan menghormati mereka sebagai orang-orang Kristen yang benar-benar menghayati ajaran Kristus.

Dalam karyanya mereka juga turut mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang sekitar. Dalam bahasa Yunani kedua kakak beradik ini dijuluki “Anarguroi” yang berarti ‘Orang-orang yang tidak menghiraukan uang’.

Julukan ini tepat karena pengabdian mereka sebagai dokter tanpa memungut uang dari para pasiennya. Sering sekali mereka menyembuhkan orang sakit bukan karena keahliannya tetapi karena imannya akan Kristus dan perhatiannya yang besar pada kesembuhan orang-orang sakit.

Karena perbuatan cinta kasih mereka itu, mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh Prefek Lysias, dan dipaksa menyembah dewa-dewi kafir. Namun mereka tidak gentar sedikit pun menghadapi segala siksaan itu.

Kepada Lysias mereka menegaskan bahwa agama Kristen sangat penting untuk keselamatan yang kekal. Setiap siksaan yang dikenakan pada mereka tidak mempan untuk mematahkan iman mereka.

Tuhan ada dipihak mereka. Akhirnya Prefek itu memutuskan untuk memenggal saja kepala mereka untuk menghabisi nyawa mereka.

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 27 September 303 pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus yang kejam itu.Kisah lain mengungkapkan peristiwa pembunuhan mereka secara mendetail.

Keduanya disalibkan dan dilempari batu serta dipanah. Tetapi batu-batu itu memental dan mengenai para pelempar itu sendiri.

Demikian juga para pemanah terkena sendiri panah yang mereka tembakkan. Sesudah kematian mereka, banyak terjadi mujizat penyembuhan.

Di antara orang-orang besar yang disembuhkan ialah Raja Yustianus I. Oleh karena itu raja mendirikan sebuah gereja besar di Konstantinopel untuk menghormati mereka.

Paus Felig IV (526-530) mendirikan sebuah gereja lagi bagi mereka di Roma. Nama mereka dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Para dokter menghormati mereka dan menjadikan mereka pelindung para dokter dan alat-alat kedokteran.

Demikian renungan harian Katolik Jumat, 26 September 2025 dengan bacaannya. Semoga Tuhan Memberkati Kita.

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 26 September 2025

Bacaan I: Hag 4:1b-10

Mazmur Tanggapan: Mzm 43:1,2,3,4

Bacaan Injil: Luk 9:18-22

Renungan Hari Ini: Mesias yang Sesungguhnya

Riwayat Orang Kudus Hari Ini: Santo Kosmas dan Damianus, Martir