Gubernur Sulsel Wajibkan Kadis-Staf Hafal Juz 30 Al-Qur’an, Ini Alasannya

Posted on

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) mewajibkan seluruh kepala dinas (kadis) dan stafnya yang beragama Islam untuk menghafal juz 30 Al-Qur’an. Andi Sudirman beralasan hal ini demi menanamkan pentingnya pendidikan karakter.

Hal itu disampaikan Andi Sudirman dalam sambutannya di momen peringatan HUT ke-66 Kabupaten Luwu, di Lapangan Andi Djemma Belopa pada Jumat (4/7). Andi Sudirman awalnya menjelaskan program hafal juz 30 Al-Quran sudah diterapkan untuk guru dan siswa tingkat SMA/SMK/SLB di Sulsel.

“Saya tidak terlalu rajin mungkin mengaji. Saya mungkin juga bukan hafiz Qur’an 30 juz. Tapi paling penting saya gubernur waktunya saya tanda tangan lewat pak kadis menghafal ko kalau saya gubernur,” kata Andi Sudirman dalam siaran YouTube Pemkab Luwu dikutip, Minggu (6/7/2025).

Andi Sudirman mengatakan kebijakan untuk menerapkan program menghafal juz 30 Al-Qur’an berdasarkan pengalamannya. Dia khawatir orang dewasa yang muslim tidak lagi menjadikan Al-Quran sebagai pegangan hidup dalam rumah tangga.

“Bahkan semua nanti kadis-kadis dan seluruh staf saya wajib juz 30 hafal. Begini mi kalau saya dipilih gubernur. Nah tidak susah ji dihafal itu. Memang selalu naik-turun kalau dihafal satu juz turun lagi setengah,” jelasnya.

“Kenapa? Saya pengalaman waktu COVID, saya sering lihat orang kenapa anak-anaknya kecil begitu jadi imam? Ternyata bapaknya tidak ada bacaannya. Paling tidak juz 30 lah, untuk apa, untuk menjadi imam di keluarga,” tambah Andi Sudirman.

Menurut Andi Sudirman, hal tersebut bagian dari pendidikan karakter. Dia menilai Al-Qur’an menjadi pedoman hidup yang membimbing dalam melakukan aktivitas pekerjaan.

“Berkarakter ini apa, kalau ada ketakutan ada sedikit keimanan ada apa paling tidak akan dia selalu pergi mengulang-ulang. Kalau itu seperti cas, kalau lowbat lagi dia dicas lagi, cara menjaga katanya diri juga, rajin-rajin pergi mengaji,” paparnya.

“Dan cara menundukkan orang dan mengikuti apa yang kita mau, perbanyak baca quran. Kalau tidak percaya coba mi. Kalau malas-malas lagi, ada mi melawan-lawan lagi, bacakan mi. Ini pengalaman pribadi,” sambung Andi Sudirman.

Dia menambahkan, Al-Qur’an yang dijadikan pedoaman hidup akan memudahkan muslim bagi yang mengamalkannya. Selain itu bacaan Qur’an bisa melembutkan hati seseorang.

“Saya pernah bertemu syekh Palestina, saya tanya syekh, ‘apa petuah, karena saya sekarang jadi pejabat, saya tidak pernah jadi pejabat sebelumnya?’. Dia bilang, ‘dua saja, pertama perbanyak baca Al Qur’an, kedua kamu rajin cek dan ricek. Jadi anggota bekerja sesuatu hal maka pemimpin harus tahu detailnya,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemprov Sulsel melalui Dinas Pendidikan (Disdik) mengeluarkan surat edaran nomor: 100.3.4/3300/DISDIK tentang Hafalan Al-Qur’an bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa yang beragama Islam di tingkat SMA/SMK/SLB di Sulsel. Kebijakan ini dikeluarkan untuk mengatasi buta aksara Al-Qur’an di Sulsel.

“Ini adalah program lanjutan terkait pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di Sulsel,” ujar Kepala Disdik Sulsel Iqbal Nadjamuddin kepada wartawan, Jumat (20/6).

Meski kebijakan dibuat dalam bentuk edaran, Iqbal mengatakan jika program ini tidak memiliki hukuman apabila tidak dilaksanakan. Program ini juga tidak berpengaruh pada kelulusan atau kenaikan kelas siswa.

“Ini program bukan bisa memberikan punishment, bukan program yang menentukan lulus tidaknya anak sekolah. Bukan juga menentukan naik kelasnya anak sekolah,” bebernya.