Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman meluncurkan program Mandiri Benih untuk meningkatkan produksi pertanian di seluruh daerah. Pemprov melalui program ini menyalurkan 5 juta kilogram atau 5.000 ton bibit padi unggul kepada 9.896 kelompok tani untuk menggarap 200 ribu hektare lahan sawah.
Peluncuran program Mandiri Benih digelar di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar pada Minggu (16/11/2025). Andi Sudirman bersama Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi juga memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Ini totalnya Rp 75 miliar untuk benih dan alat-alat alsintan itu sekitar kurang lebih Rp 20 miliar sekian. Jadi sekitarnya totalnya Rp 116 miliar,” kata Andi Sudirman kepada wartawan.
Adapun rincian bantuan bibit yang diberikan, yakni benih jagung sebanyak 66.423 kg untuk 45 kelompok. Bantuan juga mencakup bibit kopi arabika sebanyak 117.000 pohon untuk 6 kelompok dan bibit durian sebanyak 7.000 pohon untuk 10 kelompok.
Kemudian bantuan alsintan berupa 155 unit hand tractor, 77 unit combine, dan 50 unit traktor roda empat. Bantuan lainnya mencakup 31 unit cultivator serta 8.325 unit hand sprayer.
Andi Sudirman memastikan benih yang disalurkan kepada petani adalah bibit unggul. Pihaknya juga mengacu dari data Badan Pusat Statistik (BPS) demi menjalankan program meningkatkan produksi pertanian tersebut.
“Ini sudah survei dari BPS yang memberikan kita informasi bahwa waktu kita ubinan (sawah) tahun 2022, pengujiannya itu, itu kenaikannya sampai 8 ton menjadi 13 ton. Sekitar 20 persen,” ujarnya.
Dia menyebut benih unggul ini terbukti meningkatkan produktivitas karena sudah beradaptasi dengan kondisi lokal. Benih dinilai lebih tahan terhadap tantangan di lapangan.
“Dia lebih adaptif karena ditangkar di sini. Dia lebih kenal tanahnya, lebih kenal cuacanya. Tahan hama,” katanya.
Andi Sudirman menjelaskan proses penangkaran dilakukan oleh kelompok penangkar lokal. Benih sumber diperoleh dari persilangan Kementerian Pertanian (Kementan) sebelum dikembangkan di Sulsel.
“Dia ditangkar di tempat penangkar-penangkar kita, IKB-IKB (Instalasi Kebun Benih) kita ya. Jadi, kita ambil benih sumber dari persilangan yang ada di Kementan. Kemudian kita bawa ke sini, kemudian kita tangkar ke IKB-IKB kita,” jelasnya.
Benih yang diproduksi kemudian disertifikasi dan dibagikan ke petani. Pemerintah memastikan hanya benih unggul turunan pertama yang disalurkan.
“Buahnyalah itu yang dibagi menjadi bibit unggul, karena dia turunan pertama, ke seluruh petani kita,” lanjutnya.
Andi Sudirman menegaskan, program Mandiri Benih dan alsintan ini disebut sebagai langkah memperkuat sektor pertanian Sulsel. Andi Sudirman menekankan pentingnya menjaga rantai pertanian dari hulu ke hilir.
“Satu saja, bagaimana kita menjaga mulai dari benih, sistem pengairan, pemeliharaan yang baik, dan kemudian pascapanen,” tutur Andi Sudirman.
Andi Sudirman menyatakan kesejahteraan petani akan meningkat dengan dukungan harga yang stabil. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat.
“Kalau itu kita jaga, apalagi harga sudah terjaga dengan baik oleh Bapak Presiden, tentu terima kasih banyak kepada Bapak Presiden Prabowo, ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita,” tambahnya.
Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel Bustanul Arifin menyebut alokasi Mandiri Benih 2025 meningkat dua kali lipat sejak dimulai di periode pertama kepemimpinan Andi Sudirman. Total benih yang kini disalurkan mencapai 5 juta kilogram.
“Pemprov Sulsel telah melaksanakan program Mandiri Benih pada 2022 dan 2023 dengan jumlah benih bantuan di setiap tahunnya masing-masing 2,5 juta kg,” ujarnya.
“Pada 2025 ini Pemprov Sulsel mengalokasikan Mandiri Benih dua kali lebih besar yakni sebanyak 5 juta kg atau senilai Rp 75 miliar dengan luas areal tanam tanam sekitar 200.000 hektare,” terangnya.
Dia menambahkan penangkaran benih melibatkan 1.027 petani dengan lahan 1.377,5 hektare. Benih tersebut didistribusikan ke hampir 10 ribu kelompok tani di Sulsel.
“Untuk saat ini telah disalurkan sebanyak 986.475 kg, yakni di Kabupaten Bone, Soppeng, dan Sidrap,” katanya.
Pemprov Sulsel memproyeksikan kenaikan produksi beras pada 2025. Produksi diperkirakan mencapai lebih dari 3 juta ton berdasarkan proyeksi dari BPS.
“Berdasarkan dasar berita resmi statistik yang telah dirilis bahwa produksi beras pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 3,10 juta ton beras. Mengalami kenaikan 0,33 juta ton beras atau senilai 12,05 persen dibandingkan tahun 2024 sebanyak 2,76 juta ton,” jelasnya.
