Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan potensi cuaca ekstrem yang berdampak mengganggu penerbangan dan pelayaran selama Natal dan tahun baru (Nataru). Sejumlah wilayah di Indonesia patut waspada termasuk di Selat Makassar hingga Papua.
Dilansir dari infoNews, gangguan cuaca signifikan itu dipicu adanya potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat mengganggu penerbangan di sejumlah rute strategis. Kondisi ini memasuki puncaknya pada Desember 2025.
“Pada bulan Desember itu rute penerbangan yang perlu diwaspadai yaitu di sekitar Laut Natuna Selatan, Selat Karimata, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan Papua bagian Utara,” kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/12/2025).
Sementara pada Januari 2026, potensi pertumbuhan awan Cb pada rute penerbangan di sekitar Samudra Hindia juga patut diwaspadai. Hal ini juga berpotensi berdampak di Barat Sumatera, Selatan Nusa Tenggara, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Banda, Laut Arafura, hingga Papua.
BMKG juga mendeteksi potensi ketinggian gelombang selama periode Nataru di sejumlah wilayah. Dari hasil observasi dan analisa BMKG, potensi gelombang sedang, yaitu pada ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter terjadi pada Desember 2025.
“Diprediksi terjadi di perairan Barat dan Selatan Sumatera, Selat Sunda, perairan Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur, kemudian perairan Utara Kepulauan Anambas, Natuna, serta Samudra Pasifik Utara dan Halmahera hingga Papua,” jelasnya.
Sementara untuk gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter itu tidak terjadi di wilayah-wilayah Indonesia. Pada Januari 2026, gelombang sedang juga patut diwaspadai.
Wilayah yang berpotensi terdampak di antaranya, perairan Barat Sumatera, Selat Sunda, Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur, Utara Anambas Natuna, Laut Natuna Utara, Laut Halmahera, Kepulauan Sangihe Talaud, serta Utara Papua Barat hingga Samudra Pasifik Utara dari Halmahera Papua.
“Untuk gelombang tinggi, ini yang perlu diwaspadai, pada ketinggian gelombang 2,5 hingga 4 meter, yaitu di Laut Natuna Utara,” ungkap Faisal.
