Teks Sumpah Pemuda merupakan dokumen bersejarah yang menjadi simbol tekad dan perjuangan para pemuda dalam membangun persatuan bangsa. Naskah yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 tersebut memuat 3 poin yang menjadi dasar lahirnya semangat kebangsaan dan persatuan nasional.
Momen pembacaan naskah Sumpah Pemuda tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda (HSP). Naskah ini bukan hanya sebatas dokumen sejarah, tapi juga memiliki makna mendalam untuk membentuk jati diri bangsa
Membaca dan memahami teks Sumpah Pemuda pada peringatan istimewa ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air. Nilai-nilai nasionalisme dan tanggung jawab yang terkandung di dalamnya menjadi pedoman moral bagi generasi penerus dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.
Bagi infoers yang membutuhkan naskah Sumpah Pemuda, berikut ini salinan teks Sumpah Pemuda selengkapnya. Sebagai panduan bagi pembaca, artikel ini akan memuat informasi berupa:
Untuk memudahkan, infoers dapat menguduh teks Sumpah Pemuda dalam format PDF berikut:
Selain format PDF di atas, infoers juga dapat mengunduh teks Sumpah Pemuda dalam format doc Word berikut ini yang dapat diedit. Di bawah ini link download-nya:
Mengutip buku Makna Sumpah Pemuda oleh Sri Sudarmiyatun, lahirnya Sumpah Pemuda sebagai Putusan Kongres Pemuda ke-2 pada 28 Oktober 1928, dapat dikatakan tidak mempunyai naskah otentik. Teks yang disebut sebagai ‘teks asli’ merupakan bagian dari naskah otentik dari Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoedi Indonesia.
Putusan kongres itulah yang kemudian mengalami rekonstruksi simbolik menjadi Sumpah Pemuda. Teks putusan kongres yang berisikan Sumpah Pemuda masih menggunakan ejaan Van Ophuysen.
Berikut ini kutipan teks asli Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928:
Pertama: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE, BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE TANAH INDONESIA
Kedoea: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE BANGSA INDONESIA
Ketiga: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOEN DJOENG BAHASA PERSATOEAN BAHASA INDONESIA
Adapun naskah lengkap putusan kongres yang asli dapat dilihat di bawah ini:
Masih dari sumber yang sama, sebelum lahirnya Sumpah Pemuda, perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah masih bersifat kedaerahan. Pada waktu itu organisasi pemuda di Indonesia berasal dari berbagai wilayah dengan latar belakang bahasa, agama, suku, adat istiadat, dan budaya yang berbeda.
Menyadari bahwa mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai kemerdekaan, akhirnya para pemuda bersatu mengikrarkan Sumpah Pemuda sebagai pedoman dalam menumbuhkan semangat cinta tanah air, dengan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
Berikut masing-masing makna yang terkandung dalam ikrar tersebut:
Menyadur laman resmi Museum Sumpah Pemuda, Kongres Pemuda Kedua digagas oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Kongres ini bertujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang telah tumbuh di dalam benak dan sanubari pemuda-pemudi.
Sebelum kongres digelar, para pemuda mengadakan pertemuan terlebih dahulu pada 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928. Mereka membahas tentang pembentukan panitia, susunan acara kongres, waktu, tempat, dan biaya.
Dari pertemuan tersebut menyepakati bahwa Kongres Pemuda kedua akan diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di tiga lokasi berbeda. Ketiga lokasi tersebut yakni gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat Nomor 106).
Seluruh biaya ditanggung oleh organisasi-oranisasi yang menghadiri kongres serta sumbangan sukarela. Selain itu, pertemuan juga menyepakati pembentukan kepanitiaan kongres dengan susunan sebagai berikut:
Agar lebih jelas berikut kronologi singkat sumpah pemuda II yang menghadirkan isi teks Sumpah Pemuda yang kita kenal sekarang.
Rapat Pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
Rapat pertama dilaksanakan malam hari pada Sabtu, 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Acara pertama adalah penyampaian sambutan oleh Ketua Kongres Sugondo Djojopuspito.
Dalam sambutannya ia berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara kemudian dilanjutkan dengan uraian Mohammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.
Menurut Mohammad Yamin, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan.
Rapat Kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop
Rapat kedua, dimulai pagi hari pada Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara yakni Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan rumah selain itu anak harus dididik secara demokratis.
Rapat ketiga, Gedung Indonesische Clubgebouw
Pada sore hari dihari yang sama tanggal 28 Oktober 1928, dilanjutkan oleh Soenario yang menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Kemudian Ramelan mengemukakan tentang gerakan kepanduan yang tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan. Kemudian Theo Pengamanan menyampaikan bahwa pandu sejati adalah pandu berdasarkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air Indonesia.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” oleh Wage Rudolf Supratman melalui lantunan biola. Lagu tersebut disambut dengan sangat antusias oleh peserta kongres.
Kemudian kongres ditutup dengan pembacaan putusan kongres pemuda-pemudi Indonesia oleh Sugondo Djojopuspito. Keputusan ini dirumuskan oleh Mohammad Yamin.
Istilah Sumpah Pemuda kemudian melekat pada keputusan kongres ini. Maknanya agar pemuda-pemudi Indonesia senantiasa mencintai tanah air Indonesia, menjaga dan merawat persatuan kita sebagai sebuah bangsa, serta menjunjung penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, demikianlah ulasan lengkap tentang teks Sumpah Pemuda, lengkap dengan link download, makna ikrar, dan sejarahnya. Semoga bermanfaat!