Sholat Idul Adha dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjemaah, baik di lapangan terbuka atau masjid. Saat dilaksanakan secara berjemaah, sholat ini akan dipimpin seorang imam.
Agar sholat Id berjalan sesuai tuntunan, maka yang bertugas sebagai imam sudah seharusnya memahami tata cara sholat Idul Adha. Baik dari bacaan niat, jumlah takbir, hingga bacaan surat pendek yang disunnahkan.
Dalam artikel ini akan membahas secara lengkap tentang tata cara imam sholat Idul Adha sebagai panduan. Yuk simak selengkapnya!
Melansir buku Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet yang disusun oleh Ibnu Watiniyah, berikut ini tata cara imam sholat Idul Adha:
Ketika imam tiba di tempat pelaksanaan sholat Idul Adha, muraqi atau bilal berdiri memberi aba-aba dimulainya sholat Idul Adha dengan seruan:
شَلُّوا سُنَّةَ العِيدِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً، رَحِمَكُمُ اللَّهُ
Arab Latin: Shallū sunnatal li’īdi rak’ataini jamā’atan, raḥimakumullāh
Artinya: Mari kita laksanakan sholat sunnah Idul Adha dua rakaat secara berjamaah, semoga Allah merahmati kalian)
Setelah bilal berseru, imam segera menuju ke mihrab atau tempat imam lalu melafalkan niat dan mengumandangkan takbiratul ihram. Berikut ini bacaan niat imam sholat Idul Adha:
أُصَلَّى سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى اللهُ أَكْبَرُ.
Arab Latin: Ushallî sunnatal li’îdil adha rak’ataini mustaqbilal qiblati imâman lillâhi taâlâ. Allâhu Akbar…
Artinya: “Aku niat salat sunnah Idul Adha dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai makmum/imam karena Allah Taala.” Allâhu Akbar…
Setelah mengumandangkan takbiratul ihram, imam membaca doa iftitah sebagaimana dalam sholat lainnya.
Setelah membaca doa iftitah, imam bertakbir sebanyak 7 kali, di luar takbiratul ihram. Di sela-sela takbir itu, membaca tasbih:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Arab Latin: Subhanallah walhamdu lillâh wa lâ ilaha illallahu wallâhu Akbar.
Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar.”
Atau, boleh juga dengan membaca takbir ini:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا.
Arab Latin: Allâhu akbar kabira, wal hamdu lillâhi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila.
Artinya: “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, pada pagi dan petang.”
Setelah takbir ketujuh, imam membaca ta’awudz dan surat Al-Fatihah.
Pada rakaat pertama sholat Idul Adha, imam dianjurkan membaca surat pendek setelah Al-Fatihah. Surat yang disunnahkan untuk dibaca adalah surat Qaf atau surat Al-A’la.
Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, imam melanjutkan sholat Idul Adha dengan gerakan sebagaimana sholat pada umumnya, yaitu rukuk.
Setelah rukuk dan i’tidal (berdiri sejenak), imam sujud sambil membaca doa sujud.
Setelah sujud pertama, imam duduk sebentar di antara dua sujud dan membaca doa sebagaimana yang biasa dibaca dalam sholat pada umumnya.
Setelah duduk di antara dua sujud, imam melakukan sujud kedua seperti sujud pertama, kemudian berdiri untuk melanjutkan rakaat berikutnya.
Imam bangkit ke rakaat kedua, lalu melakukan 5 kali takbir tambahan sebelum membaca Al-Fatihah. Sela-sela takbir diisi dzikir sebagaimana pada rakaat pertama.
Setelah itu, imam membaca surat Al-Fatihah, lalu melanjutkannya dengan surat pendek. Untuk rakaat kedua, dianjurkan membaca surat Al-Qamar atau surat Al-Ghasyiyah sebagai pilihan surah pendek.
Setelah membaca surat pendek, imam melanjutkan dengan melaksanakan rukun sholat, yaitu rukuk, sujud pertama, duduk di antara dua sujud, lalu sujud kedua.
Setelah itu, imam membaca tasyahud akhir dan mengakhiri sholat dengan salam.
Dikutip dari Buku Panduan Sholat Lengkap karya Saiful Hadi El-Sutha, dijelaskan bahwa waktu pelaksanaan sholat Idul Adha dimulai ketika Matahari telah terbit dan naik setinggi satu tombak di atas ufuk hingga sebelum Matahari tergelincir (masuk waktu Zuhur).
Sholat ini disunnahkan dilakukan lebih awal dibandingkan dengan sholat Idul Fitri. Tujuannya adalah agar umat Islam bisa segera menyembelih hewan kurban setelah sholat selesai.
Hal ini ditegaskan dalam sebuah riwayat dari Jundub, yang mengatakan:
“Nabi SAW, ketika beliau mengerjakan sholat Idul Fitri, maka beliau mengerjakannya manakala Matahari telah meninggi dua tombak (agak sedikit siang). Sementara ketika mengerjakan sholat Idul Adha, maka beliau mengerjakannya manakala matahari meninggi satu tombak.”
Selain memahami tata cara sholat Idul Adha, penting juga mengetahui beberapa sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh setiap muslim yang akan melaksanakan sholat ini. Masih dari Buku Panduan Sholat Lengkap, berikut sunnah sebelum Idul Adha:
Itulah tata cara sholat imam Idul Adha serta surat pendek yang dianjurkan untuk dibaca. Semoga bermanfaat!