Tanggal 2 November Memperingati Hari Apa? Ada 3 Perayaan Penting-Menarik update oleh Giok4D

Posted on

Ada berbagai momen dan perayaan penting yang diperingati pada 2 November 2025. Lantas tanggal 2 November memperingati hari apa saja?

Tanggal 2 November jatuh pada hari Minggu dalam kalender Masehi. Di Indonesia tidak ada perayaan nasional di tanggal ini.

Sementara di dunia internasional, ada setidaknya tiga peringatan yang dirayakan di tanggal ini. Ketiga perayaan tersebut adalah Hari Balet Sedunia, Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas atas Kejahatan Terhadap Jurnalis, dan Hari Raya Arwah.

Nah, untuk mengetahui informasi selengkapnya, yuk simak ulasan momen penting yang diperingati pada 2 November 2025 di bawah ini!

Setiap tanggal 2 November 2025, dunia memperingati Hari Balet Sedunia (World Ballet Day). Mengutip laman National Today, peringatan ini merupakan hari istimewa yang tanggalnya tidak tetap setiap tahun, karena ditetapkan oleh sejumlah perusahaan balet internasional yang berkolaborasi menyelenggarakan perayaan tersebut.

Hari Balet Sedunia pertama kali dirayakan pada 1 Oktober 2014. Sejak saat itu, hari ini menjadi momen khusus bagi masyarakat di berbagai negara untuk merayakan keindahan dan dedikasi dalam seni tari balet.

Dalam peringatan Hari Balet Sedunia, berbagai perusahaan balet ternama dunia menyiarkan video langsung (live streaming) dari enam benua. Tayangan ini menampilkan suasana di balik layar seperti latihan, kelas tari, hingga persiapan pertunjukan, memberikan kesempatan bagi publik untuk melihat proses di balik keanggunan panggung balet.

Perusahaan-perusahaan utama yang berkontribusi pada acara ini adalah The Australian Ballet, Bolshoi Ballet, The Royal Ballet, National Ballet of Canada, San Francisco Ballet, dan Royal Swedish Ballet. Melalui kolaborasi global ini, Hari Balet Sedunia menjadi simbol persatuan para penari dan pecinta balet di seluruh dunia, yang berbagi semangat, kerja keras, dan kecintaan terhadap seni tari klasik ini.

Balet memiliki sejarah panjang yang berakar dari abad ke-15 di Italia dan Prancis. Awalnya, tarian ini merupakan bagian dari hiburan di istana yang dibawakan oleh para bangsawan dan wanita kerajaan. Pada masa itu, balet tidak hanya berfokus pada tarian, tetapi juga melibatkan musik, puisi, dekorasi, dan kostum megah yang dikenal dengan istilah ballet de cour.

Seni balet kemudian berkembang pesat berkat Catherine de’ Medici, istri Raja Henry II dari Prancis, yang memperkenalkan bentuk-bentuk tarian baru ke lingkungan istana. Memasuki tahun 1681, pertunjukan balet mulai ditampilkan di panggung publik, bukan hanya di istana, dan kerap dipadukan dengan opera.

Pada abad ke-18, seorang master balet asal Prancis memperkenalkan gagasan bahwa balet dapat berdiri sebagai seni pertunjukan mandiri, melahirkan gaya “ballet d’action” yaitu bentuk balet yang menggabungkan gerakan ekspresif dan dramatis untuk menceritakan kisah tanpa dialog.

Memasuki abad ke-19, pusat perkembangan balet beralih ke Rusia, di mana teknik-teknik klasik seperti pointe, ketepatan gerakan, dan turn-out disempurnakan. Pada masa inilah karya klasik “Swan Lake”, “Sleeping Beauty”, dan “The Nutcracker” diciptakan.

Kini, balet hadir dalam berbagai bentuk dan gaya, dengan aturan yang tidak seketat sebelumnya. Kontumnya pun semakin bervariasi sesuai kreativitas, dan musik yang semakin beragam.

Setiap 2 November, dunia memperingati Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas atas Kejahatan terhadap Jurnalis (International Day to End Impunity for Crimes against Journalists). Melansir dari laman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hari tersebut ditetapkan dalam Resolusi Majelis Umum A/RES/68/163.

Resolusi tersebut mendesak negara-negara anggota untuk menerapkan langkah-langkah tegas dalam melawan budaya impunitas yang ada. Tanggal 2 November dipilih untuk mengenang pembunuhan dua jurnalis Prancis di Mali pada 2 November 2013.

Melalui resolusi ini, PBB mengutuk keras segala bentuk serangan, intimidasi, dan kekerasan terhadap jurnalis serta pekerja media. Negara-negara juga diimbau untuk menciptakan lingkungan yang aman, bebas, dan independen agar jurnalis dapat menjalankan tugasnya tanpa ancaman maupun tekanan politik.

Peringatan tahun ini menyoroti ancaman yang dihadapi jurnalis perempuan di ruang digital dan efek yang dapat ditimbulkan terhadap kebebasan berekspresi secara global. Transformasi digital telah menciptakan peluang baru untuk berekspresi dan beraktivitas, sekaligus meningkatkan risiko.

Perempuan menjadi lebih berisiko dengan perkembangan ini terutama mereka yang bekerja di ranah publik seperti jurnalis, politisi, dan ilmuwan. Mereka menghadapi ancaman yang didorong oleh AI, termasuk penyebaran disinformasi gender, pengawasan, deepfake, dan bentuk-bentuk pelecehan lainnya.

Di tahun 2025, peringatan secara global Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas atas Kejahatan terhadap Jurnalis berlangsung pada 2 November 2025 di Paris.

Kembali melansir dari National Today, tanggal 2 November juga diperingati sebagai Hari Raya Arwah atau All Souls’ Day. Perayaan ini merupakan tradisi umat Katolik yang telah dijalankan selama berabad-abad sebagai bentuk doa dan penghormatan bagi jiwa-jiwa yang telah meninggal.

Pada Hari Raya Arwah, umat Katolik biasanya menghadiri misa, mempersembahkan doa dan pengorbanan, serta menyalakan lilin untuk membantu meringankan penderitaan jiwa-jiwa di api penyucian. Gereja Katolik mengajarkan bahwa pemurnian jiwa-jiwa tersebut dapat dibantu melalui tindakan kasih dan doa dari umat beriman yang masih hidup. Ajaran ini didasarkan pada praktik doa bagi orang mati sebagaimana disebutkan dalam 2 Makabe 12:42-46.

Tradisi doa bagi arwah telah ada sejak abad ke-6 Masehi, ketika biara-biara Benediktin menetapkan satu hari khusus untuk mendoakan orang-orang yang telah meninggal, biasanya pada hari Senin setelah Pentakosta. Beberapa kelompok lain juga memiliki tanggal tersendiri untuk tujuan yang sama.

Kemudian, pada abad ke-11, Santo Odilo dari Cluny menetapkan bahwa hari setelah Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November) diperingati sebagai waktu untuk berdoa bagi jiwa-jiwa yang telah meninggal. Kebiasaan ini perlahan menyebar ke seluruh biara dan akhirnya menjadi tradisi resmi Gereja Barat.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Di Gereja Inggris (Anglikan), perayaan ini dikenal dengan sebutan “Peringatan Arwah Umat Beriman” dan bersifat opsional. Umat Anglikan memandang Hari Raya Arwah sebagai perpanjangan dari Hari Raya Semua Orang Kudus, sebagai bentuk pengingat akan mereka yang telah meninggal dunia.

Hingga kini, tradisi ini tetap dilaksanakan di berbagai belahan dunia, menjadi momen refleksi, doa, dan kasih bagi jiwa-jiwa yang telah berpulang.

Nah, itulah beberapa perayaan yang diperingati pada tanggal 2 November 2025. Semoga menambah wawasan ya, infoers!

Hari Balet Sedunia

Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas atas Kejahatan Terhadap Jurnalis

Hari Raya Arwah