Renungan Harian Katolik menjadi sarana bagi umat untuk merenungkan Sabda Tuhan dan menimba makna rohani yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui bacaan Kitab Suci yang didengarkan dan direnungkan, umat diajak memperdalam iman, memperteguh harapan, serta belajar meneladani sikap hidup para tokoh iman.
Di penghujung tahun 2025, bacaan Kitab Suci hari ini mengajak kita menengok kembali perjalanan hidup yang telah dilalui dalam terang Sabda. Firman yang menjadi manusia bukan sekadar peristiwa Natal, melainkan kenyataan iman yang terus hidup dan menyertai umat Allah dalam setiap suka dan duka.
Renungan Katolik 31 Desember 2025 mengangkat tema “Firman Menjadi Manusia” yang dikutip dari laman penakatolik. Nah, artikel ini juga memuat informasi:
Yuk, disimak!
Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:
“Kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus dan dianugerahi pengetahuan.”
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang; bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus! Itulah tandanya bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhr.
Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama kita.
Tetapi hal itu terjadi supaya menjadi nyata bahwa tidak semua orang sungguh termasuk pada kita. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua dianugerahi pengetahuan.
Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya, dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!
Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!
Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!
Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “TUHAN itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Inilah hari raya natal kita saat ini. Sang Imanuel tidak hanya lahir dua ribu tahun yang lalu, sampai sekarang pun Ia selalu lahir dan hadir di antara kita. Kehadiran-Nya membawa damai dan sukacita dalam hidup kita. Kehadiran-Nya membawa terang dan menerangi jalan hidup kita. Maka jika kita masih hidup dalam kegelapan, saatnya kita menerima Sang Terang itu agar menyinari hidup kita masing-masing. Terang itulah yang akan membawa damai dan sukacita.
Hari ini merupakan hari terakhir kita di tahun 2022. Sesaat lagi kita akan memasuk tahun yang baru. Harapannya ditahun yang baru hidup kita juga banyak pembaruan. Tetapi pada kenyataannya sering kali hidup kita tidak banyak berubah dengan tahun-tahun sebelumnya. Pergantian tahun tidak serta merta otomatis menjadi pergantian hidup kita. Dan memang pasti hidup kita akan banyak samanya dengan tahun yang lalu. Apa yang membedakan adalah semangat harapan baru dalam diri kita. Jika kita mempunyai itu, maka kiranya hidup kita akan selalu menjadi hidup yang baru.
Kebaruan hidup itu bukan hanya sekedar dalam hal fisik. Jauh lebih penting dari pada itu adalah perubahan rohani dalam diri kita. Sungguhkah perayaan natal membawa kesegaran baru dalam hidup kita? Tidak jarang makna universal natal kita persempit dengan makna parsial. Makna terdalam natal tidak mampu kita tangkap karena kita sibuk dengan pemaknaan fisik menyambut tahun baru.
Hari ini kita diingatkan bahwa entah tahun berganti atau tahun tidak berganti, Sang Imanuel akan selalu menyertai dan mendampingi hidup kita. Ia selalu diam diantara kita, peduli pada kita, mengangkat kita dari lembah kegelapan menuju terang. Tahun yang baru biasanya identik dengan barang-barang yang baru. Tetapi tahun yang baru tidak mengubah iman kita, tahun yang baru tidak mengubah sikap kasih Allah kepada kita.
Belajar dari Yohanes Pembaptis, kita dipanggil untuk membawa terang dan damai Tuhan kepada siapa saja yang kita jumpai. Terhadap banyak persoalan, kita sebagai umat Kristiani dipanggil untuk ikut aktif bergerak, syukur-syukur bisa ambil bagian untuk memperbaiki situasi yang kurang. Di tahun yang baru kita ditantang untuk tegak berdiri mewartakan kebenaran dan keadilan, kita melawan korupsi, kita menolak narkotika. Mari kita bangun masyarakat yang beradab demi kesejahteraan kita bersama.
Tuhan Yesus Kristus,
Sabda Bapa yang telah menjadi manusia dan tinggal di tengah kami,
kami bersyukur atas kasih-Mu yang nyata dan setia menyertai setiap langkah hidup kami, terutama sepanjang tahun yang akan kami akhiri ini.
Di hadapan-Mu, kami menyerahkan segala suka dan duka,
keberhasilan dan kegagalan, harapan yang terwujud maupun yang belum terpenuhi. Sucikan hati kami, ya Tuhan, agar di tahun yang baru kami semakin mampu menerima Firman-Mu dan mewujudkannya dalam sikap hidup yang penuh kasih, rendah hati, dan kebenaran.
Tinggallah bersama kami, terangilah kegelapan hati kami,
dan kuatkan iman kami agar kami menjadi saksi-Mu di tengah dunia
melalui kata, tindakan, dan kasih yang nyata.
Kami menutup tahun ini dengan penuh syukur
dan melangkah ke hari esok dengan pengharapan
yang kami sandarkan sepenuhnya kepada-Mu.
Sebab Engkaulah Firman yang hidup,
Tuhan dan Juruselamat kami,
kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Melania Muda adalah cucu Santa Melania Tua dan anak dari Rublicola dan Albina. Ia lahir di Roma dari sebuah keluarga Kristen yang kaya raya. Ayahnya seorang senator yang ambisius sekali. Demi harta dan nama baik keluarganya, ayahnya menikahkan Melania dengan saudara sepupunya: Pinianus. Melania tidak setuju, namun ia yang baru berusia 13 tahun itu tak berdaya menghadapi ambisi orang-tuanya.
Dengan berat hati, ia mengiakan juga perkawinan itu. Mereka dikaruniai 2 orang putra. Melania sangat baik, penuh pengabdian, dan berjiwa sosial. Sifat sosialnya itu membuatnya tidak disenangi oleh kaum kerabatnya. Sepeninggal kedua putranya, sikap sosial Melania baru diterima, bahkan ditiru oleh mereka. Melania sangat disenangi oleh kaum miskin karena karya amalnya kepada mereka dan kepada Gereja. Bersama suaminya, Melania menolong membebaskan ratusan budak belian dengan harga tebusan yang sangat mahal.
Tahun-tahun terakhir hidupnya penuh dengan cobaan. Ketika Roma diserang bangsa Visigoth, mereka terpaksa mengungsi ke Afrika. Di sana mereka memiliki tanah yang luas. Pada tahun 417 mereka pindah ke Yerusalem dan tinggal dekat makam suci Yesus. Terpengaruh oleh corak hidup pertapaan di padang gurun Mesir, maka mereka mulai menghayati cara hidup bertapa itu. Di situ ia berjumpa dengan kemenakannya: Santa Paula dan menjalin hubungan baik dengan Santo Hieronimus.
Pada tahun 432 suaminya Pianus meninggal dunia. Ia tidak putus asa. Sebagai janda ia menghimpun para wanita untuk mendirikan satu biara di bukit Zaitun. Usahanya diperluas hingga ke Afrika dengan 2 buah biara di sana. Tahun-tahun terakhir hidupnya dimanfaatkannya di dalam kelompok orang-orang kudus seperti Santo Hieronimus, Agustinus, Paulinus, dll, dengan menyalin buku-buku rohani. Ia wafat pada tahun 439 di Betlehem, seminggu setelah merayakan Natal.
Demikianlah renungan harian Katolik Rabu 31 Desember 2025. Selamat menyambut tahun baru 2026 infoers.
