Renungan Harian Katolik Rabu, 10 September 2025: Upah Besar di Surga | Info Giok4D

Posted on

Hidup sebagai murid Kristus sering kali penuh dengan tantangan, bahkan penderitaan. Namun, Tuhan menjanjikan bahwa setiap pengorbanan yang dijalani dengan setia tidak akan sia-sia.

Renungan hari ini mengajak kita merenungkan makna sejati dari kesetiaan kepada Kristus, meskipun dunia sering kali tidak memberikan penghargaan. Yesus sendiri meneguhkan hati para murid dengan janji bahwa penderitaan di dunia hanyalah sementara, sedangkan kebahagiaan kekal di surga adalah abadi.

Renungan hari Rabu, 10 September 2025 mengangkat tema “Upah Besar di Surga” dikutip dari buku Renungan 3TiTiK. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaaan.

Yuk, disimak!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).

Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.

Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.

Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.

Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.

Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.

Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,

untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.

Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.

Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.

Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.

Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.

Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”

“Bersukacitalah waktu itu dan melompat-lompatlah, karena sesungguhnya, upahmu besar di surga.”

(Luk. 6:23a)

Film The Pursuit of Happyness (2006) diangkat dari kisah nyata hidup Chris Gardner (diperankan oleh Will Smith), seorang tunawisma yang menjadi salesman, kemudian menjadi pialang saham dan filantropis melalui masa-masa sulit sebelum akhirnya meraih kesuksesan. Menurut Gardner, kebahagiaan berasal dari dalam diri kita sendiri. Ketika kita menjalani hidup selaras dengan nilai-nilai terdalam diri kita, kita akan menemukan kebahagiaan dalam perjalanan, bahkan ketika jalannya panjang dan penuh rintangan.

Penginjil Lukas menampilkan Yesus dengan pemikiran yang kontradiktif dengan orang-orang Yahudi, bahkan mungkin kita saat ini. Mereka disebut “berbahagia” karena “sukacita menyambut kabar baik kerajaan Allah untuk mendapat keselamatan”, sekalipun orang menganggap mereka miskin, lapar, terabaikan, dan teraniaya (karena percaya kepada Yesus). Sebaliknya, mereka disebut “celaka” karena “memegahkan diri, enggan berbagi, dan jauh dari Allah”, walaupun mereka kaya dan terhormat.

Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua orang miskin berbahagia dan tidak semua orang kaya celaka. Yang Yesus inginkan adalah waspada terhadap kekayaan yang menghadirkan godaan untuk hidup nyaman, hedonis, dan egois di luar Tuhan, seraya memberikan penghiburan dan pengharapan bagi Kaum Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel (KLMTD).

Empat seruan bahagia dihadapkan langsung dengan empat seruan celaka, agar kita tidak salah pilih. Pengalaman bahagia diawali dengan mendengarkan firman Allah dan memeliharanya, kemudian melakukannya dengan semangat seorang hamba. Hidup “dalam Kristus” berarti koheren dengan karakter Kristus sendiri, meliputi hidup, penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Pengikut Kristus yang sejati akan bangga, tenang, dan menguasai diri ketika mengalami penderitaan sebagai orang benar bersama Kristus, menuju ruang kehidupan yang disebut “upah besar di surga”.

Hari ini kita memperingati Santo Nikolaus, biarawan St. Agustinus dari Tolentino, yang setiap harinya mengalami kebahagiaan dengan hidup bergumul di daerah kumuh.

Dia mengunjungi orang-orang kesepian, memberi kesembuhan jasmani maupun rohani, memberi Sakramen bagi yang sakit dan menjelang ajal, serta memberi perhatian bagi anak-anak dan orang-orang di penjara.

Bagaimanakah sekarang Anda memandang kekayaan atau kemiskinan dalam iman akan Kristus?

Doa:

Tuhan Yesus, berilah kami rahmat hati yang bebas dan merdeka, sehingga tidak salah memilih dan melangkah dalam menanggapi seruan bahagia dan seruan celaka yang Engkau sampaikan kepada kami. Jangan biarkan kami terkecoh mencari kebahagiaan semu duniawi dan jangan biarkan kami terlelap dalam lautan kelalaian akibat tipu daya Iblis dalam menghadapi situasi dan tantangan zaman sekarang. Semoga iman kami dikuatkan untuk selalu meniru teladan Yesus Kristus yang menghadirkan terang keselamatan bagi dunia. Amin.

Hari kelahiran Theodardus tidak diketahui dengan pasti. Yang diketahui tentang dirinya ialah bahwa ia menggantikan Santo Remaclus sebagai Abbas di biara Benedictin Malmedy-Stavelot, Prancis pada tahun 653.

Pada tahun 662 ia ditabhiskan menjadi Uskup Tongres-Masetricht, Prancis. Ketika kelompok bangsawan Prancis berusaha menyita kekayaan Gereja diosesnya, ia mengajukan protes kepada Childeric II dari Austria yang berkuasa di Merovingian, sebagai wilayah kerjaan Prancis.

Pada tahun 670, dalam perjalanannya ke pengadilan kerajaan, uskup yang saleh ini dibunuh dengan kejam disebuah tempat dekat Speyer, Jerman oleh kaki tangan raja. Ia dihormati sebagai martir karena usaha-usahanya untuk memperjuangkan dan membela hak-hak Gereja.

Demikian renungan harian Katolik Rabu, 10 September 2025 dengan bacaannya. Semoga Allah melindungi kita.

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 10 September 2025

Bacaan I: Kol. 3:1-11

Mazmur Tanggapan: Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab

Bacaan Injil: Luk.6:20-26

Renungan Hari Ini: Upah Besar di Surga

Kisah Santo Theodardus, Martir