Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan lewat sabda-sabda-Nya. Lantas apa renungan harian Katolik, Kamis, 13 November 2025?
Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Rabu, 12 adalah Hari Biasa. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Keb. 7:22-8:1, Mzm. 119:89,90,130,135,175 dan Luk. 17:20-25.
Renungan Katolik 13 November 2025 mengangkat tema “Ruang Aksi” dikutip dari buku Inspirasi Pgi (LBI) oleh Ernest Justin SJ. Nah, artikel ini juga memuat informasi:
Yuk, disimak!
Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:
Sebab di dalam dia ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam,
tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, tidak bergoyang dan tanpa kesusahan, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh, yang arif, murni dan halus sekalipun.
Sebab kebijaksanaan lebih lincah dari segala gerakan, karena dengan kemurniannya ia menembusi dan melintasi segala-galanya.
Kebijaksanaan adalah pernafasan kekuatan Allah, dan pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa. Karena itu tidak ada sesuatupun yang bernoda masuk ke dalamnya.
Karena kebijaksanaan merupakan pantulan cahaya kekal, dan cermin tak bernoda dari kegiatan Allah, dan gambar kebaikan-Nya.
Meskipun tunggal namun kebijaksanaan mampu akan segala-galanya, dan walaupun tinggal di dalam dirinya, namun membaharui semuanya. Dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain ia beralih masuk ke dalam jiwa-jiwa yang suci, yang olehnya dijadikan sahabat Allah dan nabi.
Tiada sesuatupun yang dikasihi Allah kecuali orang yang berdiam bersama dengan kebijaksanaan.
Sebab ia adalah lebih indah dari pada matahari, dan mengalahkan setiap tempat bintang-bintang.
Berbanding dengan siang terang dialah yang unggul, sebab siang digantikan malam, sedangkan kejahatan tak sampai menggagahi kebijaksanaan.
Dengan kuat ia meluas dari ujung yang satu ke ujung yang lain, dan halus memerintah segala sesuatu.
Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga.
Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada.
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-kepadaku.
Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku.
Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,
juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”
Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya.
Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut.
Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.
Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
“Sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”
Salah satu tanggapan yang sering diberikan ketika orang diundang untuk hidup lebih baik adalah “belum siap”. Ketika orang diundang untuk lebih terlibat dalam hidup Gereja, tanggapannya juga “belum siap”.
Ketika orang diundang untuk lebih serius dalam hidup rohani, tanggapannya adalah “jangan sekarang”. Yang Ilahi memang menjanjikan keselamatan dan kehidupan kekal bagi kita semua yang percaya kepada-Nya.
Janji Tuhan tidak perlu kita ragukan. Namun, di sisi lain, janji Tuhan akan Kerajaan Allah bukan berarti Tuhan baru akan bekerja di masa yang akan datang.
Tuhan sudah bekerja sejak sekarang, dan Tuhan selalu bekerja di tengah-tengah kita. Orang suka menunda-nunda.
Ada kecenderungan dalam diri kita untuk berlambat-lambat dalam melakukan sesuatu. Namun, Tuhan tidak bekerja dengan cara manusia.
Menghadirkan Kerajaan Allah bukan mimpi yang semata-mata ditunggu. Menghadirkan Kerajaan Allah adalah aksi nyata yang perlu kita buat mulai dari sekarang.
Hidup kita adalah kesempatan untuk menghadirkan Kerajaan Allah secara nyata setiap saat, meskipun mungkin terlihat biasa-biasa saja. Kita mohon rahmat agar gerak Roh Tuhan semakin nyata dalam hidup kita sehari-hari.
Tuhan Yesus, ajar kami menantikan Engkau dengan hati yang waspada dan penuh harap. Buka mata batin kami agar mampu melihat Kerajaan-Mu yang hadir dalam persekutuan, doa, dan pelayanan sederhana. Jauhkan kami dari godaan tanda-tanda yang menyesatkan serta kekhawatiran yang melumpuhkan iman. Anugerahkanlah pada kami keberanian untuk hidup adil dan murah hati, sehingga melalui perbuatan kasih kami ikut mewartakan Kerajaan-Mu. Datanglah, ya Tuhan, dalam hidup kami setiap hari; jadikan kami alat damai dan kesetiaan sampai Engkau dinyatakan dalam kemuliaan. Amin.
Stanislaus Kostka berasal dari Polandia. Bersama kakaknya Paul, ia dikirim belajar oleh orang tuanya di sebuah kolese Yesuit di Wina, Austria.
Pada waktu itu ia baru berumur 14 tahun. Stanislaus, seorang pemuda yang periang, polos, dan peramah.
Wataknya ini berbeda jauh dari kakaknya Paul. Bagi Paul, Stanislaus adalah seorang pengganggu, bagai duri di dalam matanya, sehingga ia sering memperlakukan Stanislaus secara kasar dan kejam.
Stanislaus menerima semua perlakuan kakaknya itu dengan sabar. Namun akibatnya pada suatu hari ia jatuh sakit dan sangat kritis.
Dengan perlakuannya itu, Paul melalaikan kewajibannya sebagai seorang kakak yang seharusnya melindungi adiknya. Di Wina, mereka tinggal (indekos) di rumah seorang Protestan.
Maka sewaktu Stanislaus jatuh sakit sangatlah mustahil untuk mendatangkan seorang imam. Ia minta pelayan memanggil seorang imam, namun tuan rumah tak mengizinkan seorang imam masuk ke dalam rumahnya.
Untunglah bahwa ia ingat akan perlindungan Santa Barbara, yang menurut riwayat Orang-orang Kudus-tak pernah membiarkan orang yang minta bantuan perantaraannya meninggal dunia tanpa dibekali sakramen-sakramen terakhir.
Maka Stanis pun berdoa kepada Tuhan dengan perantaraan Santa Barbara; tiba-tiba Santa Barbara menampakkan diri kepadanya didampingi dua malaekat. Tuhan dan menerimakan komuni kudus kepadanya.
Beberapa hari kemudian Santa Maria, sambil menggendong PuteraNya, memasuki kamarnya dan menyembuhkannya. Sebagai ucapan syukur kepada kerahiman Tuhan padanya, Stanislaus bertekad masuk Serikat Yesus.
Dalam mewujudkan tekadnya itu dan agar tekadnya itu tidak dihalang-halangi oleh ayahnya, ia melarikan diri ke Roma dengan berjalan kaki. Di sana ia diterima oleh Santo Petrus Kanisius dalam novisiat Yesuit setelah membuktikan kesungguhan hatinya dengan menyelesaikan semua tugas yang diberikan kepadanya.
Stanislaus bersungguh-sungguh di dalam menghayati panggilannya itu. Sepuluh bulan lamanya ia menjalani masa novisiatnya dengan sangat setia.
Ia sangat saleh meskipun umurnya masih sangat muda. Ia kemudian jatuh sakit dan meninggal dunia pada tanggal15 Agustus 1868 bertepatan dengan Hari Raya Maria Diangkat Ke Surga.
Stanislaus meninggal dunia sebagai novis Yesuit dalam usia 17 tahun. Segera setelah wafatnya, banyak orang cacat sembuh karena pengantaraannya.
Mujizatnya yang terbesar ialah bahwa kakaknya Paul yang jahat dan kasar itu, mengubah cara hidupnya ketika ia mencari Stanislaus di Roma. Paul pun kelak menjadi orang kudus.
Itulah renungan harian Katolik Kamis, 13 November 2025. Semoga Tuhan Memberkati!
