Bulan Juni selalu menjadi momen yang pas untuk mengangkat kembali salah satu puisi paling ikonik Indonesia, yakni Hujan Bulan Juni. Puisi ini merupakan karya Sapardi Djoko Damono, salah satu sastrawan besar Indonesia.
Puisi Hujan Bulan Juni bukan sekadar kumpulan kata puitis, melainkan gambaran perasaan mendalam tentang cinta, keikhlasan, dan ketabahan dalam menanti sang pujaan hati. Dengan gaya bahasa yang sederhana dan penuh makna, puisi ini selalu relevan sepanjang masa.
Tak heran, kerap dikaji di ruang kelas ataupun dibagikan luas di berbagai platform media sosial.
Berikut bait-bait syair puisi Hujan Bulan Juni oleh Sapardi Djoko Damono selengkapnya.
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Mengutip Jurnal Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan judul “Analisis Semantik dalam Puisi ‘Hujan Bulan Juli’ Karya Sapardi Djoko Damono”, puisi ini diibaratkan sebagai simbol kesabaran seseorang dalam menanti jodoh atau kekasihnya.
Pada bait pertama puisi dimaknai bahwa hujan tidak mungkin terjadi pada bulan Juni. Pasalnya, bulan Juni masih termasuk musim kemarau.
Oleh sebab itu, turunnya hujan di bulan ini digambarkan sebagai peristiwa langka, seperti seseorang yang diam-diam menanti kedatangan jodoh atau kekasihnya dengan penuh harap, meskipun tak pasti kapan akan datang.
Pada bait kedua, puisi ini menggambarkan hujan yang turun dengan lembut, tidak deras, dan hanya sesaat. Jika dikaitkan dengan perasaan seseorang diibaratkan tentang kehadiran atau sikap seseorang yang disukai terkadang dapat membuat hati senang. Namun, dalam sekejap terkadang juga meninggalkan perasaan yang tak menentu.
Sementara itu, bait terakhir menggambarkan bagaimana hujan yang datang sebentar namun membawa kesejukan setelah panas yang panjang. Dalam konteks perasaan, ini menggambarkan seseorang yang hadir tanpa mengucap banyak kata namun mampu mengobati rindu dan memberi ketenangan yang begitu lama dinantikannya.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono menyimpan pesan yang begitu mendalam tentang perasaan dan kehidupan. Mengutip jurnal mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi yang berjudul “Analisis Struktur Batin Puisi ‘Hujan Bulan Juni’ Karya Sapardi Djoko Damono”, amanat utama yang disampaikan dalam puisi ini tentang kebesaran hati untuk menyembunyikan rasa dan kearifan dalam tidak memaksakan kehendak.
Melalui larik-lariknya yang sederhana namun menyentuh, puisi ini juga mengajarkan nilai-nilai seperti ketabahan, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk tetap tenang dalam keadaan berat sekalipun.
Demikianlah informasi tentang puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono lengkap dengan makna dan pesan puisinya. Semoga bermanfaat, infoers!