Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait mengungkap rencana membangun 20.000 rumah subsidi di Sulawesi Selatan (Sulsel). Maruarar mengatakan pihaknya akan bekerja keras hingga akhir tahun ini agar target rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah bisa tercapai.
“Kami alokasikan 20 ribu rumah subsidi di Sulsel, 4 bulan ini bekerja keras ini termasuk paling besar,” kata Maruarar saat acara penyerahan bantuan rumah kepada 4 keluarga korban demo ricuh di Perumahan Grand Sulawesi, Kabupaten Gowa, Kamis (11/9/2025).
Maruarar berharap developer atau pengembang perumahan bekerja sama menyukseskan program ini. Dia mengatakan program rumah subsidi ini untuk masyarakat.
“Tolong bekerja keras para pengembang supaya rakyat bisa menikmati rumah subsidi dari Presiden Prabowo,” kata Maruarar.
Menurut Maruarar, pemerintah telah memberikan kemudahan bagi warga agar bisa memiliki tempat tinggi. Biaya bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) hingga persetujuan bangunan gedung (PBG) digratiskan.
Saat ini, pemerintah mendorong penyediaan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan menetapkan kuota rumah subsidi hingga 350 ribu unit. Salah satu strategi untuk mencapai target itu melalui skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
“Sudah banyak kemudahan tadi BPTHB sudah gratis PBG persetujuan bangunan gedung sudah gratis, dan kuotanya (rumah subsidi) bertambah sepanjang sejarah,” paparnya.
“Biasanya kuotanya setiap tahun 220.000-250.000. Bapak Presiden Prabowo belum sampai 1 tahun sudah menaikkan luar biasa besar menjadi 350.000 (rumah subsidi) terbesar sepanjang sejarah Indonesia,” tambah Maruarar.
Dia melanjutkan kemudahan yang diberikan sebagai bentuk kehadiran pemerintah terhadap rakyat. Masyarakat banyak diberikan stimulus agar bisa mendapatkan rumah.
“Itulah intervensi negara, negara hadir bagi rakyatnya, Presiden selalu mengedepankan, negara harus hadir negara harus hadir melalui regulasi BPHTB biasanya bayar hari ini,” ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian PKP telah memberikan bantuan rumah kepada 4 keluarga korban tewas dalam demo ricuh di Makassar. Mereka terdiri dari 3 keluarga korban tewas saat pembakaran gedung DPRD Makassar dan satu untuk keluarga driver ojol yang tewas dikeroyok saat demo ricuh.
Rumah yang diberikan kepada keluarga korban berlokasi di Perumahan Grand Sulawesi, Kabupaten Gowa pada Kamis (11/7). Mendagri Tito Karnavian hingga Menteri Sosial Saifullah Yusuf turut hadir dalam penyerahan itu.
Rumah yang diserahkan itu dibangun di atas lahan seluas 6×13 meter persegi dengan luas bangunan 32 meter persegi per unit. Setiap unit terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur, satu kamar mandi dan dilengkapi sejumlah perabotan rumah tangga.
“Kami bersyukur karena pemerintah perhatikan dan sudah didatangi beberapa menteri, apalagi sampai dikasih rumah,” kata salah satu keluarga korban penerima bantuan, Muhammad Zulkarnaen di lokasi.
Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian mengungkapkan, setiap korban demo ricuh tetap mendapat perhatian. Dia menegaskan bahwa negara wajib hadir memberikan bantuan bagi mereka.
“Kemudian untuk korban, korban baik yang wafat maupun yang luka, kewajiban kita semua, negara untuk memberikan bantuan dan perhatian,” tegasnya.
Dia pun menyebut rumah yang diberikan bagi korban demo ricuh bakal menjadi pengingat semua pihak agar kasus tersebut tidak lagi terjadi. Mendagri menekankan agar semua pihak bisa saling menjaga.
“Menjadi pengingat kepada kita. Kita doakan agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Baik di Sulsel, di Makassar atau di manapun juga,” pungkasnya.