Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada Jumat, 5 September 2025 atau 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Karena penetapannya merujuk pada penanggalan Islam, wajar jika masih banyak yang belum tahu Maulid Nabi 2025 bertepatan dengan tahun berapa Hijriah.
Lantas, Maulid Nabi 2025 berapa Hijriah?
Dinukil dari Jurnal UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh berjudul “Maulid Nabi dalam Perspektif Ahlulsunnah Waljama’ah dan Wahabi”, peringatan Maulid Nabi dimaknai sebagai ungkapan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW yang merupakan rahmat terbesar dari Allah SWT. Bergembira atas rahmat Allah dianjurkan dalam Islam.
Sebagaimana disebutkan dalam Surah Yunus ayat 58:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad): Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Bagi umat muslim yang hendak merayakannya, berikut tanggal Maulid nabi 2025 lengkap dengan jadwal libur resminya. Simak, yuk!
Maulid Nabi 2025 bertepatan dengan 1447 Hijriah dalam penanggalan Islam. Jadwal ini merujuk pada Kalender Hijriah Tahun 2025 yang diterbitkan resmi oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Berdasarkan kalender tersebut, Maulid Nabi diperingati pada Jumat, 5 September 2025 yang bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1447 H. Tanggal ini menjadi momentum penting untuk meneladani akhlak Rasulullah sekaligus memperkuat rasa cinta kepada Rasulullah SAW.
Masyarakat Indonesia akan menikmati libur nasional dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025. Sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 933 Tahun 2025, Nomor 1 Tahun 2025, dan Nomor 3 Tahun 2025.
Libur nasional Maulid Nabi berlangsung satu hari pada Jumat, 5 September 2025. Libur ini tidak didahului maupun diikuti cuti bersama.
Meski demikian, Maulid Nabi 2025 berdekatan dengan libur akhir pekan Sabtu dan Minggu. Artinya, pada periode perayaan Maulid Nabi masyarakat Indonesia berkesempatan menikmati long weekend atau libur panjang selama 3 hari berturut-turut.
Berikut jadwal selengkapnya:
Menukil buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriyah karya Siti Zumratus Sa’adah, Maulid Nabi adalah ungkapan syukur dan kebahagiaan atas kelahiran Rasulullah SAW. Kehadirannya adalah rahmat paling mulia di sisi Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
Maka dari itu, momen kelahiran Nabi SAW sudah sepatutnya disambut dengan penuh kegembiraan memalui peringatan Maulid Nabi. Sederhananya, peringatan Maulid Nabi adalah wujud syukur sekaligus kegembiraan atas hadirnya rahmat terbesar bagi alam semesta, yakni Rasulullah SAW.
Dalam buku Polemik Perayaan Maulid Nabi SAW karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi dijelaskan bahwa tradisi Maulid belum dikenal pada masa Rasulullah SAW. Perayaan tersebut baru muncul pada tahun 362 H ketika Dinasti Fathimiyyah atau Bani Ubid Al-Qaddakh berkuasa di Mesir dan mulai menyelenggarakan peringatan kelahiran Nabi di sana.
Kebiasaan ini kemudian meluas ke berbagai wilayah, termasuk Irak. Di abad ke-6, Syaikh al-Mushil Umar Muhammad al-Mula mengadakan perayaan Maulid yang kemudian diikuti pada abad ke-7 oleh penguasa Irbil Raja Midhafir Abu Said Kaukabari.
Dikutip dari buku Maulid Imam As-Suyuthi: Tujuan Baik dalam Amaliah Maulid Nabi karya Sya’roni As-Samfuriy, Raja Irbil dikenal sebagai pemimpin yang mulia dan dermawan. Ia menggelar Maulid dengan penuh kemegahan dengan menyajikan ribuan hidangan.
Hidangannya antara lain 5.000 kepala kambing, 10.000 ekor ayam, 100 ekor kuda, 100.000 burung zabadiyah, hingga 30.000 wadah besar berisi manisan. Perayaan akbar tersebut membuat tradisi Maulid semakin populer dan mulai dirayakan secara meriah oleh umat Islam.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Sementara itu, Jurnal IAIN Kediri berjudul Tradisi Melempar Koin Memperingati Maulid Nabi menyebutkan bahwa tradisi ini dibawa ke Nusantara oleh para Wali Songo sebagai media dakwah. Sejak saat itu, Maulid berkembang di berbagai daerah Indonesia dan kini identik dengan peringatan warga Nahdlatul Ulama (NU) setiap 12 Rabiul Awal.
Itulah ulasan mengenai “Maulid Nabi 2025 berapa Hijriah”. Semoga menjawab!