Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulsel melaporkan realisasi investasi di Sulsel pada triwulan pertama (TW-I) 2025 mencapai Rp 3,932 triliun. Capaian ini setara 23,67 persen dari target investasi sebesar Rp 16,6 triliun tahun ini.
“Capaian yang ada di Sulawesi Selatan untuk TW I-nya, capaiannya sebesar 3.932 T lebih, nah, terdiri dari realisasi penanaman modal asingnya sebesar 1.511 T, kemudian realisasi penanaman modal dalam negerinya sebesar 2,424 T,” kata Kepala DPMPTSP Sulsel, Asrul Sani kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).
Asrul menjelaskan, capaian investasi tersebut terdiri dari realisasi penanaman modal asing (PMA) Rp 1,511 triliun dan penanaman modal dalam negeri Rp 2,424 triliun. Realisasi investasi triwulan pertama pada 2025 mengalami peningkatan Rp 1,425 triliun jika dibandingkan periode yang sama pada 2024.
“Secara yang year on year dibandingkan dengan realisasi investasi di triwulan pertama di tahun 2024 ini, kita mengalami peningkatan sebesar 56,84 persen, angka rupiahnya itu sebesar 1.425 T,” jelasnya.
Dia memaparkan ada 5 kabupaten dan kota di Sulsel yang menyumbang investasi terbesar. Dari realisasi investasi Sulsel pada triwulan pertama, Makassar menyumbang 28 persen dengan Rp 1,4 triliun selanjutnya Luwu Timur sebesar Rp 585 miliar atau 14,88 persen.
“Kemudian yang ketiga ada dari Kabupaten Gowa sebesar Rp 816 miliar atau 10,6 persen. Kemudian yang keempat, ada dari Kabupaten Luwu sebesar Rp 415 miliar atau 10,56 persen. Kemudian yang kelima di Kabupaten Bantaeng sebesar Rp 297 miliar atau 7,56 persen,” papar Asrul.
Asrul menambahkan investasi di Sulsel didominasi dari sektor pertambangan menjadi yang paling dominan, diikuti sektor-sektor lainnya seperti industri makanan dan perdagangan. Khusus sektor pertambangan menyumbang investasi selama triwulan pertama 2025 sebesar Rp 919 miliar atau 25 persen.
“Sektor industri makanan, sebesar Rp 701 M atau 18 persen. Kemudian selanjutnya di sektor perdagangan dan reparasi, sebesar Rp 534 M atau 14 persen. Selanjutnya sektor transportasi, gudang, dan kantor komunikasi sebesar Rp 438 M atau 11 persen. Kemudian selanjutnya di sektor industri logam sebesar Rp 310 M atau 8 persen. Kemudian terakhir di sektor perusahaan lainnya sebesar Rp 920 M atau 24 persen,” bebernya.
Adapun 5 negara yang berinvestasi di Sulsel, yaitu Kanada, Australia, Tiongkok, Malaysia, dan Hongkong. Dari kelima negara tersebut, Kanada tercatat menjadi penyumbang terbesar.
“Investasi berdasarkan negara, negara investor, masih didominasi oleh Kanada. Yang kedua dari Australia sebesar Rp 3,92 M, kemudian yang ketiga dari Tiongkok sebesar Rp 300 M, kemudian yang keempat dari Malaysia sebesar Rp 470 M, kemudian Hongkong Rp 108 M,” imbuh Asrul.
Asrul optimis masih realisasi investasi akan semakin meningkat. Dia mengaku target investasi Sulsel sebelumnya mengalami penyesuaian setelah berkoordinasi dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi.
“Untuk targetnya sendiri, tahun ini kita ditargetkan Rp 16,610 T. Ini memang hasil diskusi dengan Kementerian Investasi, kita minta diturunkan supaya memang betul-betul kita realistis untuk mencapai, sebelumnya targetnya diberikan di Sulawesi Selatan itu Rp 19 T,” pungkasnya.