8 Doa Bulan Safar yang Diajarkan Rasulullah SAW untuk Memohon Perlindungan - Giok4D

Posted on

Awal bulan Safar 1447 H jatuh pada Sabtu, 26 Juli 2025. Memasuki bulan kedua penanggalan kalender Islam ini, terdapat sejumlah doa yang bisa diamalkan untuk meraih keberkahan.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Lantas, apa saja doa-doa bulan Safar yang dianjurkan Rasulullah SAW?

Mengutip buku Dzikir dan Doa Sepanjang Tahun oleh Hamdan Hamedan, bulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah setelah Muharram. Orang Arab Jahiliyah dulunya menganggap bulan Safar sebagai bulan penuh kesialan.

Namun, Rasulullah SAW dengan tegas membantah hal tersebut. Nabi bersabda,

لا عدوى ولا طيرة ولما هامة ولا صفر.

Artinya: “Tidak ada penyakit menular (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada kesialan karena burung hamah, dan tidak ada kesialan pada bulan Safar.” (HR. Bukhari no. 5.707)

Kendati demikian, umat muslim tetap dianjurkan untuk memperbanyak doa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT.

Adapun doa-doa yang dibaca Rasulullah SAW di bulan Safar ini adalah doa meminta perlindungan dari berbagai hal buruk, seperti kedzaliman orang, godaan setan, kecelakaan, hingga nafsu dan penyakit.

Anas bin Malik RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah lupa untuk membaca doa berikut ini:

اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

Allaahumma innii a-‘uudzu bika minal hammi wal hazani wal ‘ajzi wal kasali wal bukhli wal jubni wa ghalabatir rijaal.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan, kesedih­an, ketidakberdayaan, kemalasan, kebakhilan, kepengecutan, dan dari penindasan oleh orang lain.” (HR. Nasai no. 5.449)

Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk berdoa supaya dijauhkan dari orang-orang zalim. Adapun doa yang dibaca adalah sebagai berikut:

رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِيْ فِيْ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

Rabbi falaa taj’alnii fil qaumiz zhaalimiin.

Artinya: “Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku dalam golong­an orang-orang zalim.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 94)

رَّبِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزٰتِ الشَّيٰطِيْنِ ۙ وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنَ

Rabbi a-‘uudzu bika min hamazaatisy syayaathiini. Wa a-‘uudzu bika rabbi ay-yahdhuruun.

Artinya: “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisik­an setan dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhan­ku agar mereka tidak mendekati aku.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 97-98)

رَبِّ أَعِنِّي وَلَا تُعِنْ عَلَيَّ وَانْصُرْنِيْ وَلَا تَنْصُرْ عَلَيَّ وَامْكُرْ لِيْ وَلَا تَمْكُرْ عَلَيَّ وَاهْدِنِيْ وَيَسِّرِ الْهُدَى لِيْ وَانْصُرْنِيْ عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ رَبِّ اجْعَلْنِيْ لَكَ شَكَّارًا لَكَ ذَكَّارًا لَكَ رَهَّابًا لَكَ مِطْوَاعًا لَكَ مُخْبِتًا إِلَيْكَ أَوَّاهًا مُنِيبًا رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِيْ وَاغْسِلْ حَوْبَتِيْ وَأَجِبْ دَعْوَتِيْ وَثَبِّتْ حُجَّتِيْ وَسَدِّدْ لِسَانِيْ وَاهْدِ قَلْبِيْ وَاسْلُلْ سَخِيْمَةَ صَدْرِيْ

Rabbi a-‘innii wa laa tu’in ‘alayya wanshurnii wa laa tanshur ‘alayya, wamkur lii wa laa tamkur ‘alayya, wahdinii wa yassiril hudaa lii, wanshurnii ‘alaa man baghaa ‘alayya. Rabbij’alnii laka syakkaaran laka, dzakkaaran laka, rahhaaban laka mithwaa’an laka, mukhbitan ilaika, awwaahan muniiban. Rabbi taqabbal taubatii waghsil haubatii wa ajib da’watii wa tsabbit hujjatii, wa saddid lisaanii, wahdi qalbii waslul sakhiimata shadrii.

Artinya: “Ya Allah bantulah aku dan jangan Engkau bantu (musuhku) untuk mengalahkanku, dan tolonglah aku dan jangan Engkau tolong musuhku untuk mengalahkanku, buatlah rencana untuk keberhasilanku dan jangan Engkau membuat tipu daya untuk mencelakai diriku. Berilah aku petunjuk dan mudahkanlah petunjuk untukku, dan tolonglah aku melawan orang yang melampaui batas terhadapku. Wahai Tuhanku, jadikanlah aku orang yang senantiasa bersyukur kepada-Mu, senantiasa ­ingat kepada-Mu, senantiasa takut serta taat kepada-Mu, ber­tobat kepada-Mu, dan senantiasa kembali kepada-Mu. Wahai Tuhan­ku, terimalah tobatku, cucilah dosaku, dan kabulkan doa­ku, kokohkan hujjahku, luruskan lidahku, tunjukilah hatiku, dan hilangkanlah kedengkian hatiku.” (HR. ­Tirmidzi no. 3.551)

اَللَّهُـمَّ جَنِّبْنِيْ مُنْكَرَاتِ اَلْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ وَالْأَدْوَاءِ

Allaahumma jannibnii munkaraatil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa-i wal adwaa’.

Artinya: “Ya Allah jauhkanlah diriku dari kejelekan akhlak, amal, hawa nafsu, dan penyakit.” (Bulugh Al-Maram no. 1.540)

اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّيْ وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيْقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِيْ الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِيْ سَبِيْلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَمُوْتَ لَدِيْغًا

Allaahumma innii a-‘uudzu bika minat-taraddii, wal hadmi, wal gharaqi, wal hariiqi, wa a-‘uudzu bika an yatakhabbathanisy syaithaanu ‘indal mauti, wa a-‘uudzu bika an amuuta fii sabiilika mudbiran, wa a-‘uudzu bika an amuuta ladiighaa.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ke­binasaan (terjatuh), kehancuran (tertimpa sesuatu), tenggelam, kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari di­sesatkan setan pada saat mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati dalam keadaan tersengat.” (HR. Nasa’i no. 5.531)

اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الأَرْبَعِ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ

Allaahumma innii a-‘uudzu bika minal arba’i min ‘ilmin laa yanfa’u wa min qalbin laa yakhsya’u wa min nafsin laa tasyba’u wa min du’aa-‘in laa yusma’.

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari empat hal: ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak merasa puas, dan dari doa yang tidak didengar.” (HR. Abu Dawud no. 1.548)

اَللَّهُـمَّ إنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِيْ قَبْلَ المَشِيْبِ،وَمِنْ وَلَدٍ يَكُوْنُ عَلَيَّ رَبًّا وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَابًا وَمِنْ خَلِيْلٍ مَاكِرٍ عَيْنُهُ تَرَانِيْ وَقَلْبُهُ يَرْعَانِيْ؛إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا

Allaahumma innii a-‘uudzubika min jaaris suu-i, wa min zaujin tusyayyibunii qablal masyiibi wa min waladin yakuunu ‘alayya rabban, wa min maalin yakuunu ‘alayya ‘adzaaban, wa min khaliilin maakirin ‘ainuhu taraanii, wa qalbuhu yar’aanii, in ra-aa hasanatan dafanahaa, wa idzaa ra-aa saiyiatan adzaa’ahaa.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari te­tangga yang buruk/jahat, dari pasangan yang menjadikanku tua (beruban) sebelum waktunya, dari anak (keturunan) yang berkuasa kepadaku, dari harta yang menjadi siksa bagiku, dan dari kawan dekat yang berbuat makar (curang) kepadaku, matanya melihat dan hatinya terus mengawasi, tetapi kalau melihat kebaikanku, ia timbun dan kalau melihat kejelekanku, ia sebarkan.” (HR. Thabrani dalam Ad-Du’a no. 1.241)

Nah, itulah kumpulan doa-doa di bulan Safar yang diajarkan Rasulullah SAW untuk memohon perlindungan dari berbagai keburukan. Yuk diamalkan!

Doa-doa Bulan Safar dari Rasulullah SAW

1. Doa Memohon Perlindungan dari Berbagai Keburukan

2. Doa Memohon Perlindungan dari Orang Dzalim

3. Doa Mohon Perlindungan dari Setan

4. Doa Mohon Perlindungan dari Musuh

5. Doa Perlindungan dari Akhlak, Amal, Nafsu, dan Penyakit yang Buruk

6. Doa Perlindungan dari Kecelakaan dan Kematian yang Buruk

7. Doa Perlindungan dari 4 Hal Buruk

8. Doa Perlindungan dari Kawan, Pasangan, dan Anak yang Buruk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *