Sebanyak 76 siswa di Raja Ampat, Papua Barat Daya, diduga mengalami keracunan hingga dilarikan ke rumah sakit usai mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG). Selain itu, terdapat tiga pekerja bangunan yang turut menyantap MBG ikut dilarikan ke rumah sakit.
“Sedikitnya 76 siswa dan beberapa pekerja sekolah di Kota Waisai dilarikan ke RSUD Raja Ampat setelah mengalami gejala mual, muntah, sakit perut, dan diare diduga usai mengonsumsi makanan dari Dapur MBG 01,” kata Wakil Bupati Raja Ampat, Mansyur Syahdan kepada wartawan, Selasa (2/11/2025).
Dugaan keracunan itu terjadi pada Senin (1/11) sekitar pukul 10.00 WIT. Total ada 76 siswa dari sejumlah sekolah yang diduga keracunan dan dilarikan ke RSUD Raja Ampat.
Korban keracunan terdiri dari: SD YPK 31 siswa; SMP YPK Alfa Omega 24 siswa; SMK Bukit Zaitun 5 siswa; SDN 29 ada 9 siswa; MTs LIM 2 siswa; SMP 14 ada 1 siswa; pekerja SMK Bukit Zaitun 3 orang; dan anak keluarga guru SMK Alfa Omega 1 orang.
“Polres Raja Ampat turut mengirim puluhan tempat tidur lapangan untuk membantu penanganan. Saya langsung meninjau kondisi para korban di RSUD,” tegasnya.
Ia melanjutkan pemerintah daerah akan mengevaluasi sumber makanan yang diduga menyebabkan keracunan tersebut.
“Yang paling penting saat ini adalah para pasien ini bisa tertangani dengan baik, mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik koordinasi dengan tim medis terus dilakukan untuk memastikan seluruh pasien mendapatkan perawatan optimal,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Raja Ampat, Muhammad Taufik mengatakan tindakan tegas sementara menunggu hasil laboratorium. Kondisi dapur terlihat bersih, namun sampel makanan yang dikonsumsi sudah tidak berada di lokasi, karena telah diambil pihak berwenang untuk diuji.
“Kami berharap pemerintah daerah, dalam hal ini tim satgas, melakukan evaluasi dan memberhentikan operasional Dapur 1 MBG sementara waktu sembari menunggu hasil uji laboratorium,” bebernya.
Ia melanjutkan Polres Raja Ampat telah melakukan pemeriksaan di Dapur MBG 01 serta mengamankan sejumlah sampel makanan yang dibagikan ke sekolah untuk diteliti lebih lanjut. Penyidik juga meminta keterangan awal dari pihak pengelola program makanan bergizi tersebut.
