Wakil Wali (Wawali) Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham mengapresiasi perubahan positif yang dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar. PDAM Makassar yang awalnya rugi Rp 5,3 miliar kini menjadi surplus Rp 5,8 miliar.
Hal itu disampaikan Aliyah saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Dewan Pengawas dan pejabat struktural PDAM Makassar di Aula Tirta Dharma Perumda Air Minum Kota Makassar, Selasa (14/10/2025). Rapat ini turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Makassar, Andi Zulkifli Nanda yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Perumda Air Minum Kota Makassar.
Aliyah awalnya memberikan apresiasi terhadap kinerja manajemen PDAM Makassar di bawah kepemimpinan Plt Dirut Hamzah Ahmad. Dalam waktu relatif singkat, PDAM Makassar di bawah Hamzah Ahmad bersama Nanang Supriyatno berhasil mencatatkan perbaikan signifikan dari kondisi rugi Rp 5,3 miliar menjadi surplus Rp 5,8 miliar.
“Masyarakat menaruh harapan besar kepada PDAM. Perubahan positif ini harus kita jaga dan pertahankan. Keuntungan ini bukan untuk manajemen, melainkan untuk masyarakat,” ujar Aliyah.
Meski begitu, Aliyah mengajak seluruh jajaran untuk terus bekerja profesional, saling mengingatkan, dan menjaga integritas dalam memberikan pelayanan air bersih yang berkelanjutan. ia berharap capaian positif ini menjadi pondasi kuat bagi direksi definitif yang akan datang untuk meneruskan agenda pembenahan secara konsisten.
Sementara itu, Sekda Andi Zulkifli Nanda menekankan pentingnya penyelarasan seluruh rencana kerja dan proses bisnis PDAM dengan visi-misi Pemerintah Kota Makassar. Ia menilai, langkah perbaikan internal yang telah dilakukan manajemen PDAM perlu terus diperkuat dengan strategi jangka panjang yang mendukung kebijakan daerah.
“Salah satu program strategis pemerintah kota adalah air gratis untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Ini merupakan janji politik wali kota dan wakil wali kota yang harus diwujudkan secara bertahap. Karena itu, PDAM perlu menyiapkan strategi teknis, model pembiayaan, dan skema pelaksanaan yang jelas dan terukur,” ujarnya.
Zulkifli juga menegaskan pentingnya evaluasi berkelanjutan terhadap kinerja dan capaian PDAM dalam lima tahun ke depan, baik dari sisi pelayanan, efisiensi keuangan, maupun kontribusi terhadap PAD Kota Makassar. Ia mengingatkan seluruh jajaran PDAM untuk beradaptasi dengan kepemimpinan struktural yang baru, serta terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah.
Sementara itu, Plt Dirut PDAM Makassar Hamzah Ahmad mengungkapkan kondisi perusahaan saat ini tengah menghadapi tantangan besar, baik dari sisi kinerja, infrastruktur, maupun administrasi. Dari hasil audit kinerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), posisi PDAM Makassar yang dahulu sempat menjadi terbaik di Sulawesi Selatan dan bahkan terbaik nasional pada 2013, kini dalam 3 tahun terakhir turun drastis ke peringkat 9 dari 23 PDAM di Sulawesi Selatan.
“Ini menjadi tantangan luar biasa bagi manajemen untuk melakukan perbaikan dan inovasi di tengah tingginya harapan masyarakat terhadap layanan air minum,” ujarnya.
Hamzah menjelaskan bahwa tantangan pertama adalah kondisi operasional perusahaan yang sebagian besar asetnya sudah berusia tua dan memerlukan peremajaan, terutama jaringan pipa distribusi. Keberhasilan pelayanan ke depan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan meremajakan infrastruktur tersebut.
Tantangan kedua adalah persoalan administrasi dan akuntabilitas. Berdasarkan audit pendahuluan BPK, ditemukan 51 item temuan yang saat ini tengah ditindaklanjuti melalui audit tujuan tertentu. Hal ini menjadi peringatan bagi manajemen untuk segera melakukan pembenahan menyeluruh.
Meski demikian, kinerja keuangan perusahaan mulai menunjukkan tren positif. Pada triwulan pertama 2025, PDAM mencatat kerugian sebesar Rp 5,3 miliar. Namun berkat langkah efisiensi dan inovasi, pada triwulan ketiga posisi tersebut berhasil dibalikkan menjadi laba sebesar Rp 5,8 miliar.
“Ini buah kerja keras seluruh tim internal PDAM dan dukungan penuh dari Dewan Pengawas serta Komite Audit yang kini sudah terbentuk lengkap,” ujarnya.
Lebih lanjut Hamzah Ahmad juga menyoroti persoalan penyediaan air bersih untuk wilayah utara dan timur Kota Makassar yang hingga kini masih menjadi keluhan utama masyarakat. Sumber air baku dari bendungan Leko Pancing saat ini tidak beroperasi karena ketersediaan air yang menurun drastis. Sebagai alternatif, PDAM mengoptimalkan sistem pompanisasi dari Moncongloe dengan kapasitas 600-900 liter per info untuk menutupi kekurangan tersebut.
Namun, solusi jangka panjang sangat bergantung pada penyelesaian koneksi jaringan pipa berdiameter 1.000 mm di Pontiku, Jalan Urip Sumoharjo, yang menjadi kunci pendistribusian air ke wilayah utara. Peralatan dan infrastruktur koneksi ini telah disiapkan sejak lima tahun lalu, tetapi proses perizinan dari balai jalan pusat masih tertunda.
“Kami sudah enam kali melakukan ekspose ke pihak balai dan terus mengawal prosesnya. Hingga pagi tadi kami masih berkoordinasi. Progres terakhir, dokumen perizinan baru akan diunggah kembali ke pemerintah pusat,” jelasnya.
Ia menegaskan keterlambatan izin ini seringkali menimbulkan kesan keliru di masyarakat seolah PDAM tidak mampu menyelesaikan persoalan air di wilayah utara dan timur. Padahal, masalah utamanya bersifat teknis dan administratif di luar kewenangan langsung PDAM.
“Tanpa koneksi pipa Pontiku, masalah distribusi air ke utara tidak akan pernah benar-benar selesai,” tegasnya.
Hamzah juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Makassar, khususnya Wakil Wali Kota yang hadir dalam rapat tersebut, atas dukungan yang diberikan kepada manajemen. Ia juga berharap kehadiran Dewan Pengawas dan Komite Audit yang baru dapat menjadi ‘amunisi’ dan semangat baru untuk mempercepat pemulihan PDAM, baik dari sisi internal perusahaan maupun pelayanan publik.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
“Permasalahan yang kami hadapi saat ini merupakan yang paling berat selama kami bertugas. Ini mencakup tiga hal sekaligus: pertanggungjawaban keuangan, harapan masyarakat terhadap pelayanan air di utara dan timur kota, serta persoalan teknis hulu-hilir yang harus diselesaikan secara bersamaan. Dengan dukungan pemerintah kota dan pusat, kami optimistis dapat memperbaiki kondisi PDAM secara bertahap,” pungkasnya.