Warga dan pelaku usaha di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengeluhkan pemadaman listrik PLN yang berlangsung hingga 7 jam. Pemadaman ini dianggap berdampak besar terhadap aktivitas harian warga hingga pelaku usaha.
“Kita memahami keresahan masyarakat, terutama untuk pelaku usaha. Dengan adanya pemadaman listrik yang terjadi belakangan ini, tentu sangat berdampak terhadap kelancaran aktivitas para pelaku usaha,” ujar Ketua HIPMI Selayar Muh Azzibly Ramli kepada infoSulsel, Kamis (24/7/2025).
Menurut Azzibly, sektor yang paling terpukul akibat pemadaman ini adalah usaha perikanan dan kuliner. Para pelaku usaha disebut kesulitan menjaga bahan tetap segar saat listrik padam.
“Kalau yang paling terdampak tentu dari sektor perikanan dan para pelaku UMKM. Termasuk restoran, warung makan. Mereka, kan, ada bahan-bahan yang harus dibekukan dan harus disajikan secara fresh. Itu dampaknya sangat terasa karena kalau listrik padam, tentu yang mereka siapkan tidak akan fresh lagi,” katanya.
Kendati demikian, sejauh ini belum ada data atau hitungan pasti soal besaran kerugian pelaku usaha akibat pemadaman listrik. Dia menuturkan pemadaman listrik di Selayar sebenarnya sudah terjadi sejak lama.
“Memang sudah bertahun-tahun, cuma yang lebih intens ini pemadamannya mungkin ada satu tahun lebih. Harapannya kita semoga PLN dan pemerintah bisa mencari solusi yang terbaik. Supaya kita ini pelaku usaha, ya, merasa tidak dirugikan dengan adanya pemadaman bergilir yang tidak pasti,” ucapnya.
Keluhan serupa juga disampaikan Abdul Haris, pelaku usaha barang campuran dan ikan beku di Selayar. Dia mengaku pemadaman listrik sangat mengganggu bisnisnya.
“Kita, kan, freezer daging, ayam potong, es krim. Pasti sangat berdampak,” ungkapnya.
Haris mengatakan jika padam hanya 2 jam masih bisa ditoleransi. Namun, kini pemadaman bisa berlangsung hingga 6 jam.
“Andai pemadamannya 2 jam tidak terlalu berpengaruh. Tapi, sekarang pemadamannya kadang biasa sampai 5-6 jam,” keluhnya.
Untuk mengatasi padamnya listrik, Haris terpaksa memakai genset. Dia mengaku biaya bahan bakar membebani operasional usahanya.
“Iya, pakai genset. Bayangkan berapa banyak habis BBM kalau padamnya lama dan berkali-kali? Itu uang semua yang keluar,” tuturnya.
Sementara itu, warga bernama Arman Nur Amin juga mengeluhkan dampak pemadaman terhadap aktivitas rumah tangga. Terlebih, kata dia, pemadaman sering terjadi pada malam hari.
“Mengganggu aktivitas. Apalagi padamnya malam hari dan sampai berjam-jam. Biasa orang sedang makan malam tiba-tiba padam,” bebernya.
Tak hanya soal lampu, Arman juga menyoroti dampak lanjutan pemadaman. Dia menuturkan bahwa jaringan telepon dan internet ikut terganggu saat listrik padam.
“Pas listrik padam juga mengganggu jaringan telepon dan internet. Kalau mati lampu ikut juga tidak ada jaringan,” lanjutnya.
Sementara itu, PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Selayar mengungkap penyebab pemadaman listrik bergilir yang dikeluhkan warga. PLN menyebut gangguan terjadi pada sejumlah unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Tangkala.
“Gangguan pembangkit. Mesin PLTD Tangkala ada yang gangguan beberapa unit,” terang Manajer PLN ULP Selayar Noharmin Takbi.
Catatan infoSulsel, pemadaman listrik berdampak ke seluruh kecamatan daratan Selayar, yakni Benteng, Bontomanai, Bontomatene, Buki, Bontoharu, hingga Bontosikuyu. Lama pemadaman bervariasi antara 4 hingga 7 jam dengan waktu pelaksanaan umumnya pada sore hingga malam hari.
Dalam jadwal pemadaman teranyar, Kamis (24/7), pemadaman listrik terjadi di 2 kecamatan, yakni Bontomatene dan Bontomanai. Pemadaman dijadwalkan berlangsung 7 jam mulai pukul 17.00 hingga 00.00 Wita.