Warga di Parepare Keluhkan Limbah Pabrik Tahu Dibuang ke Laut PantaiKu | Giok4D

Posted on

Warga di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengeluhkan limbah pabrik tahu yang dibuang langsung ke laut di kawasan wisata PantaiKu. Limbah pabrik tersebut dinilai mencemari kawasan wisata pantai itu dan dapat menyebabkan penyakit.

“Kenapa ada pipa pembuangan di sini? Baru busuk baunya. Warna putih airnya,” ujar salah seorang pengunjung PantaiKu, Suryadi kepada infoSulsel, Senin (14/7/2025).

Suryadi berharap Pemkot bertindak agar pabrik tahu itu tidak langsung membuang limbahnya ke laut. Dia khawatir, limbah itu bisa menimbulkan penyakit bagi para pengunjung yang berenang.

“Kan ini ramai di PantaiKu. Kalau ada limbah begini nanti bisa ki sakit. Semoga pemerintah tutup ini,” katanya.

Sementara itu, Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas DLH Parepare, Arhamdi mengaku sudah berulang kali menegur pemilik pabrik. Dia juga telah meminta pemilik pabrik memindahkan pipa air limbahnya.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“DLH kan sudah turun waktu hari Rabu, sebelum viral kan kami sudah turun. Jadi kami sudah memang arahkan dia supaya, pipa yang di sana dipindah tempat kan. Namun tidak diindahkan,” bebernya..

Arhamdi menyarankan pemilik pabrik tahu untuk membuat instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Sehingga limbahnya yang dibuang tidak berpotensi mencemari laut atau drainase.

“Kalau dia buat IPAL di lokasi usahanya, maka tidak perlu lagi pembuangan pipa ke laut. Karena kalau melalui proses IPAL, dia sudah tersaring. Kalau dia memenuhi baku mutu, silakan buang ke drainase,” ungkapnya.

Dia menegaskan pihaknya telah memberikan ultimatum ke pemilik pabrik untuk membongkar pipa pembuangan limbahnya. DLH akan membongkar paksa pipa tersebut jika pemilik tidak punya iktikad baik.

“Kalau tidak, terpaksa teman-teman kecamatan, kelurahan, DLH, dengan Satpol yang harus mengeksekusi sendiri. Harus dibongkar, tidak bisa tidak,” tegasnya.

Di sisi lain, Arhamdi mengungkapkan pihaknya sudah mengambil sampel untuk menguji potensi pencemaran laut dari air limbah tersebut. Dia menunggu hasil uji laboratorium air limbah itu untuk menentukan kadar pencemarannya.

“Harus dipastikan dengan hasil kualitas uji laboratorium. Hasil uji pada saat hari Rabu kami ambil uji lab, dan hasilnya hari ini kami tunggu,” jelasnya.

Arhamdi menambahkan, pemilik pabrik mengaku sudah menghentikan produksinya untuk sementara. Namun Pemkot akan tetap menindaklanjuti terkait pipa pembuangan air limbahnya.

“Komitmen dari yang punya, per hari ini sudah tidak produksi. Jadi ini nanti dijadikan tempat pemasaran. Kalau dia tidak produksi maka saluran pembuangan itu langsung ditutup,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *