Warga di Parepare Kaget Tagihan Air PAM Tirta Karaje Membengkak

Posted on

Warga di Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku kaget tagihan airnya mendadak membengkak hingga bertambah Rp 200 ribu dari bulan sebelumnya. Mereka sudah mengadu lonjakan itu ke pihak Perumda Air Minum (PAM) Tirta Karajae namun belum ada solusi.

“Bulan lalu saya agak kaget karena jauh sekali naiknya. Na tidak ada ji pemakaian lebih atau acara. Biasanya kalau saya bayar Rp 650 ribu paling tinggi, ini sampai Rp 980 ribu,” ujar warga bernama Muhammad Rizal kepada infoSulsel, Rabu (8/10/2025).

Rizal sudah mengadukan lonjakan itu ke bagian admin PAM Tirta Karajae. Namun Rizal mengaku dibuat bingung dengan respons admin PAM.

“Saya tanya ke kasir kenapa banyak sekali (tagihannya). Biasanya kalau saya bayar 2 bulan Rp 600 ribu lebih ji. Jawabannya bulan depan itu sedikit mi kita bayar, jadi saya bilang maksudnya?” bebernya.

Keluhan juga datang dari warga bernama Irwan yang tagihannya juga mengalami kenaikan Rp 200 ribu. Di bulan Agustus, Irwan membayar Rp 298 ribu lalu September tagihannya tembus Rp 498 ribu.

“Naik Rp 200 ribu. Itu juga saya pertanyakan di PDAM. Itu ji na bilang sesuai kilo meter (meteran),” kata Irwan.

Irwan berdalih pemakaian air di rumahnya masih seperti biasanya. Bahkan dia pernah melakukan acara hajatan di rumah, tapi pembayaran tidak membengkak.

“Andaikan ada acara di rumah bulan lalu, mungkin bisa sesuai kilo meter. 3-4 kali meka bikin acara di rumah selama 4 tahun ka tinggal di sini tidak pernah segitu saya bayar. Paling Rp 350 ribuan,” jelasnya.

Dia juga mengeluhkan kualitas air PAM yang kadang keruh dan bau kaporit. Irwan memilih membuang air jika tidak jernih.

“Kalau cokelat air begitu dibuang saja. Itu air jadi terbaca lagi di kilometer. Nanti kalau bersih kadang bau kaporit sekali. Kadang juga bagus ji air ya,” ungkap Irwan.

Warga lainnya, Sheza juga mengeluhkan meterannya yang lari kencang tidak sesuai dengan pemakaian air. Sheza yang biasanya bayar air Rp 200 ribu melonjak menjadi Rp 300 ribu lebih.

“Lari maraton kayaknya ini tagihan air. biasanya dibayar Rp 200 ribuan sekarang Rp 300 ribu ke atas. Bahkan biasa kubayar sampai Rp 500 ribu per bulan,” ungkapnya.

“Padahal kalau dilihat dari pemakaian, tidak masuk akal tagihannya sampai banyak begitu. Mana sekarang airnya keruh,” beber Sheza.

Menanggapi keluhan warga, Plt Direktur PAM Tirta Karajae, Juhanna meminta warga datang ke bagian pengaduan. Dia menduga lonjakan tagihan itu terjadi dipicu kebocoran instalasi air warga.

“Begini, jadi kita itu bisa mungkin dia ke kantor. Supaya kita bisa kasih pengetahuan bahwa jangan sampai instalasinya yang bermasalah,” kata Juhanna.

Dia menyarankan agar warga mengecek instalasi air di dalam rumah dengan menutup semua keran air. Setelah itu mengecek meteran air untuk mengetahui adanya kebocoran atau tidak.

“Untuk mengecek itu, tutup semua instalasi di dalam rumah lalu lihat Ki meteran. Kalau meteran berputar, berarti ada bocor instalasi di rumah mereka,” katanya.

Juhanna menjelaskan, kebocoran instalasi air di rumah itu menjadi tanggungan warga. Pasalnya warga yang tahu letak pipa dan instalasi air di dalam rumah.

“Kebocoran instalasi di dalam rumah itu tanggungan warga. Kan kita tidak tahu di mana saja jaringan yang diletakkan dalam rumahnya,” ucapnya.

Dia meminta warga tidak membayar tagihan untuk sementara jika keberatan dengan nilai pembayarannya. Juhanna mengatakan, warga bisa datang ke kantor PAM untuk informasi lebih jelas.

“Jangan ki dulu bayar kalau kita keberatan dengan nilai yang muncul dalam rekening,” kata Juhanna.

Juhanna menegaskan, tidak ada kenaikan tarif pembayaran air di PAM Tirta Karajae. Lonjakan tagihan itu terkadang dipicu kebocoran instalasi air.

“Jadi tidak ada kenaikan. Suruh mereka ke kantor supaya kami bisa jelaskan,” pungkasnya.

PAM Tirta Karajae Duga Ada Kebocoran

Menanggapi keluhan warga, Plt Direktur PAM Tirta Karajae, Juhanna meminta warga datang ke bagian pengaduan. Dia menduga lonjakan tagihan itu terjadi dipicu kebocoran instalasi air warga.

“Begini, jadi kita itu bisa mungkin dia ke kantor. Supaya kita bisa kasih pengetahuan bahwa jangan sampai instalasinya yang bermasalah,” kata Juhanna.

Dia menyarankan agar warga mengecek instalasi air di dalam rumah dengan menutup semua keran air. Setelah itu mengecek meteran air untuk mengetahui adanya kebocoran atau tidak.

“Untuk mengecek itu, tutup semua instalasi di dalam rumah lalu lihat Ki meteran. Kalau meteran berputar, berarti ada bocor instalasi di rumah mereka,” katanya.

Juhanna menjelaskan, kebocoran instalasi air di rumah itu menjadi tanggungan warga. Pasalnya warga yang tahu letak pipa dan instalasi air di dalam rumah.

“Kebocoran instalasi di dalam rumah itu tanggungan warga. Kan kita tidak tahu di mana saja jaringan yang diletakkan dalam rumahnya,” ucapnya.

Dia meminta warga tidak membayar tagihan untuk sementara jika keberatan dengan nilai pembayarannya. Juhanna mengatakan, warga bisa datang ke kantor PAM untuk informasi lebih jelas.

“Jangan ki dulu bayar kalau kita keberatan dengan nilai yang muncul dalam rekening,” kata Juhanna.

Juhanna menegaskan, tidak ada kenaikan tarif pembayaran air di PAM Tirta Karajae. Lonjakan tagihan itu terkadang dipicu kebocoran instalasi air.

“Jadi tidak ada kenaikan. Suruh mereka ke kantor supaya kami bisa jelaskan,” pungkasnya.

PAM Tirta Karajae Duga Ada Kebocoran