Warga Demo Disdik Sulsel soal Dugaan Jual Beli Kursi di SPMB SMAN 21 Makassar

Posted on

Sejumlah massa dari Aliansi Masyarakat BTP di Makassar menggelar demonstrasi di depan Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka menduga ada praktik jual beli kursi pada proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) di SMAN 21 Makassar.

Pantauan infoSulsel di Kantor Disdik Sulsel, Senin (14/7/2025), massa mulai berkumpul dan berorasi di depan gerbang sekitar pukul 16.00 Wita. Sebelumnya, massa lebih dulu menggelar aksi serupa di depan SMAN 21 Makassar.

Beberapa orang tua tampak membawa spanduk berisi protes terkait dugaan penyimpangan dalam proses penerimaan siswa baru. Mereka menyuarakan kekecewaan karena anak-anak mereka tidak lolos dalam seleksi yang dinilai tidak transparan.

Selama aksi ini berlangsung, aparat kepolisian terlihat melakukan pengawalan ketat. Sejumlah personel berseragam lengkap tampak masih berjaga di area gerbang dan pintu masuk Disdik Sulsel, termasuk di area gedung kantor.

Terlihat pula kepulan asap hitam lantaran massa membakar ban bekas. Salah satu orator, Rafi, menyampaikan bahwa terdapat dugaan kuat adanya praktik jual beli kursi oleh oknum di lingkungan sekolah. Selain itu, ada ketidaksesuaian antara data yang disampaikan saat sosialisasi dan realisasi jumlah rombongan belajar (rombel) siswa yang diterima.

“Pendidikan seharusnya tidak berpihak kepada golongan tertentu. Kepala sekolah diduga menjadi makelar menjual kursi bagi mereka yang mampu membayar,” teriak Rafi dalam orasinya.

Menurutnya, pihak sekolah sebelumnya telah mensosialisasikan bahwa setiap rombel akan diisi oleh 40 siswa. Namun kenyataannya, setelah seleksi selesai, hanya 36 siswa yang diterima dalam satu rombel.

“Kami datang ke sini untuk menuntut Dinas Pendidikan sebagai otoritas tertinggi untuk mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi. Ini bukan hanya soal angka, ini soal integritas,” tambahnya.

Dalam orasi lanjutan, massa mendesak agar Kepala Dinas segera menemui mereka dan memberikan klarifikasi secara terbuka. Mereka menuding ada pelanggaran terhadap juknis yang telah disosialisasikan sebelumnya, di mana disebutkan akan ada 12 rombel dengan 40 siswa per kelas.

“Tidak jauh dari pusat kota Makassar, ada SMAN 21 yang menangis melihat ini. Tidak ada komitmen dari kepala sekolah. Juknis dilanggar, transparansi diabaikan,” tegas salah satu orator.

Bahkan, dalam orasi yang semakin memanas, massa mengancam akan memboikot aktivitas di kantor Disdik Sulsel jika tuntutan mereka tidak segera direspons.

“Kalau tidak keluar juga pihak dinas, saya akan gedor-gedor ini pagar! ASN kita jangan cuma cengar-cengir. Ini soal masa depan anak-anak kita,” seru orator lainnya.

Sementara itu, Disdik Sulsel sejauh ini belum memberikan keterangan terkait protes massa tersebut. Sementara aksi masih berlangsung di lokasi.