Warga Blokir Akses Jalan SMK Paku di Polman Dipicu Dugaan Pungli Ijazah

Posted on

Warga memblokir akses jalan menuju SMK Negeri Paku di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Warga kesal karena pihak sekolah diduga melakukan pungutan liar (pungli) bagi siswa yang hendak mengambil ijazah.

“Jadi saya menutup, palang ini jalan menuju sekolah karena tidak adanya kesepakatan antara warga dan pihak sekolah membikin pungutan pembayaran ijazah, bagi saya ini pungli,” kata salah satu warga, Puang Buna kepada wartawan, Senin (29/9/2025).

Aksi pemblokiran jalan ini berlangsung di Dusun Silopo, Desa Paku, Kecamatan Binuang, Senin (29/9). Jalan diblokir menggunakan beberapa batang bambu sehingga tidak dapat dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Buna mengungkapkan, besaran pungli yang dibebankan kepada siswa untuk mengambil ijazah itu bervariasi. Dia mendesak pihak sekolah menghentikan praktik pungli tersebut.

“Ada yang 150, ada yang 100, ada yang 50, tidak seragam.. Ada catatan saya pegang, anak-anak yang mengadukan kepada saya, ini anak-anak yang memberikan laporan makanya saya mengambil tindakan seperti ini (tutup jalan), supaya kita tahu tidak mau berlaku seperti ini (pungli),” bebernya.

Sementara Kepala Sekolah SMK Negeri Paku, Ridwan membantah tudingan warga. Dia berdalih biaya yang diberikan siswa untuk mengambil ijazah adalah sumbangan bukan pungli.

“Pemicunya penutupan warga adanya isu pungutan berkembang, padahal itu bukan pungutan, itu hanya sumbangan,” kilah Ridwan.

Ridwan menuturkan, biaya yang dikeluarkan siswa untuk mengambil ijazah merupakan sumbangan sebagai alumni. Besarannya pun tidak ditentukan.

“Sumbangan seadanya dari alumni untuk terima kasihnya kepada sekolahnya, kami tidak tetapkan besarannya,” ungkapnya.

Dia juga membantah kabar jika pihak sekolah sempat menahan ijazah siswa yang enggan memberikan sumbangan. Menurutnya uang yang diberikan para alumni ketika hendak mengambil ijazah digunakan untuk membiayai operasional sekolah yang tidak ditanggung dana Bos (Bantuan Operasional Sekolah).

“Itu cuman kesalahanpahaman saja, tidak pernah ada ditahan ijazahnya selama saya di sini. Ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan, cuman ada miss komunikasi. Alhamdulillah sudah selesai,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *