Wakil Ketua (Waka) DPRD Tojo Una-Una (Touna), Sulawesi Tengah (Sulteng), Jafar M Amin mengangkat bocah bernama Galang Rawadhan (12) menjadi anak asuhnya. Bocah tersebut sebelumnya viral menangis lantaran diminta ayahnya yang lumpuh berhenti sekolah, hingga belakangan diketahui video tersebut cuma settingan untuk memantik simpati masyarakat.
“Iya alhamdulillah anaknya sudah ada sama saya (untuk dijadikan anak asuh),” ujar Jafar kepada infocom, Senin (16/6/2025).
Menurut Jafar, orang tua Galang, Rikson Lawadang juga telah menandatangani surat pernyataan hak asuh tersebut. Dalam surat tersebut, orang tua Galang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada dirinya.
“Ini adalah merupakan tanggung jawab saya untuk membina anak tersebut serta kelanjutan pendidikannya,” terangnya.
Jafar enggan berkomentar mengenai video settingan atau kasus judi online yang melibatkan ayah Galang. Terlepas dari hal itu, menurutnya, Galang masih tetap harus mendapatkan pendidikan yang layak.
“Saya ucapkan terima kasih kepada wakil ketua MPR RI, Bapak Akbar kepada bupati dan wakil bupati Tojo Una-Una, Kapolres dan semua pihak yang sudah membantu sehingga ananda Galang bisa melanjutkan pendidikannya lewat tanggung jawab dan asuhan saya,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, siswa SD bernama Galang Rawadhan yang viral menangis lantaran diminta berhenti sekolah oleh ayahnya yang lumpuh ternyata cuma settingan alias rekayasa. Polisi mengungkap video itu sengaja dibuat-buat agar mendapat simpati dan bantuan dana dari masyarakat.
“Itu (video viralnya) sebenarnya semacam film settingan. Informasi dari tetangga bilang itu semua disusun seperti film. Anak itu sebenarnya tetap sekolah, bukan tidak sekolah,” kata Kapolsek Una-Una, AKP Mustarim Abbas kepada infocom, Minggu (15/6).
Mustarim menyebut, ayah dan anak itu sudah pernah membuat video serupa untuk mendapat bantuan. Hanya saja, dana bantuan itu disalahgunakan oleh ayah siswa SD bernama Rikson Lawadang, untuk bermain judi online.
“Bahkan sebelumnya, saat menjelang Lebaran, dia juga pernah minta bantuan untuk beli baju, itu berhasil. Setelah itu kemungkinan dananya habis buat deposit judi, makanya dibuat lagi video baru,” jelasnya.
“Itu sengaja direkam oleh orang tuanya supaya menarik perhatian publik. Anaknya itu juga malas bersekolah, seharusnya dia itu sudah SMP,” beber Mustarim.