Upah Minimum Provinsi Sulawesi Selatan () 2026 belum juga ditetapkan dengan dalih masih menunggu petunjuk Presiden Prabowo Subianto terkait besaran UMP nasional. Kendati begitu, Pemprov Sulsel telah menyiapkan simulasi kenaikan UMP sembari menunggu arahan dari pemerintah pusat.
“Kita harus mengacu kepada ketetapan Bapak Presiden, kalau tidak ada peraturan pemerintah dan saya tetapkan berbeda dengan petunjuk dari pusat bagaimana, lebih bahaya lagi,” kata Kadisnakertrans Sulsel Jayadi Nas kepada infoSulsel, Jumat (12/12/2025).
Jayadi menjelaskan, pihaknya masih menunggu penetapan alpha (variabel) atau indeks khusus ini untuk mengukur kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Angka itu memberi ruang fleksibilitas dalam rumus perhitungan UMP agar upah lebih adaptif terhadap kondisi ekonomi lokal.
“Yang ditunggu adalah seperti apa besaran alpha-nya. Besaran alpha-nya yang belum ada petunjuk dari pusat,” ujarnya.
Jayadi mengaku belum bisa menargetkan penetapan UMP Sulsel 2026 tanpa adanya petunjuk teknis dari pusat. Namun dia memastikan akan langsung melakukan penetapan saat aturan dari pusat sudah terbit.
“Ya targetnya ketika sudah ada petunjuk dari pusat kita langsung lakukan penetapan,” kata Jayadi.
Namun sebelum itu, Jayadi mengaku akan melakukan persiapan pra penetapan UMP Sulsel 2026. Rencananya, Disnakertrans Sulsel akan mengundang dewan pengupahan pekan depan.
“Insyaallah hari Selasa (16/12) nanti ini, kami akan rapat dengan dewan pengupahan sebagai langkah awal sambil menunggu (pusat), pra penetapan,” katanya.
Dalam rapat itu, pihaknya akan mencoba melakukan simulasi besaran kenaikan berdasarkan kemungkinan angka alpha yang berbeda. Namun dalam rapat itu belum membahas kemungkinan besaran kenaikan UMP Sulsel 2026.
“Kita akan mencoba untuk melihat kalau misalnya seperti ini angkanya, maka seperti ini kenaikannya. Kalau seperti ini alphanya maka seperti ini kemungkinannya. Jadi belum mengambil keputusan tapi pra supaya nanti begitu ada petunjuk pusat kita langsung masukkan angkanya,” katanya.
Dalam rapat itu juga baru akan mendengar respons pengusaha dan buruh terkait beberapa opsi simulasi yang akan disediakan. Jayadi belum membeberkan rencana opsi kenaikan UMP yang dimaksud.
“Belum, aspirasi nanti dibahas kalau sudah ada kejelasan alpha. Ini baru kita baru mau mendengar dulu (responsnya), kita cuma mau memberi tahu opsi 1 misalnya yang mungkin agak ekstrem, ada opsi yang moderat dan ada opsi seperti apa,” katanya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Terkait kisaran kenaikan, Jayadi ogah memprediksinya meski sudah ada rumus Kemenaker. Dia menilai setiap pihak bisa memberi angka prediksi, tetapi pemerintah harus menunggu kepastian besaran alpha tersebut.
“Saya tidak bisa jawab itu, kami tidak bisa memprediksi, kami mau yang pasti-pasti. Kalau prediksi semua orang bisa, ada yang mau 8 (%) ada yang mau 9, tidak jadi masalah. Tapi kita harus lihat besaran alphanya,” pungkasnya.
