Truk Bebas Beroperasi di BTP-Moncongloe Manfaatkan Lemahnya Pengawasan

Posted on

Truk bermuatan material bangunan di jalan poros Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar dan Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), bebas beroperasi di luar dari jam operasional yang ditentukan. Truk nakal beroperasi memanfaatkan lemahnya pengawasan dari petugas.

“Sebenarnya malam hari beroperasi. Tapi biasa ini dari Gowa, tidak ditahu, tidak dilihat. Mungkin kelemahan kami juga, sedikit personel, karena tembus-tembus di situ,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel, Patarai Burhan kepada infoSulsel, Jumat (12/9/2025).

Patarai menuturkan, jalur itu merupakan kewenangan dari Pemkot Makassar. Sementara pihaknya hanya menjalankan fungsi sinergitas dengan Dishub Makassar dan kepolisian.

“Walaupun BTP itu jalan provinsi, tapi untuk manajemen dan rekayasa serta pengaturan lalu lintas itu semua stakeholder termasuk di Dishub Kota Makassar, kepolisian,” tuturnya.

“Kami kalau di provinsi (Dishub Sulsel) hanya bisa berkoordinasi dengan di Dishub Kota (Makassar) dengan kepolisian. Karena kalau personel kami di provinsi hanya bisa menjadi pengawas, karena personelnya kurang,” tambah Patarai.

Namun pihaknya mengklaim tetap melakukan sosialisasi terkait aturan operasional truk di kawasan itu hanya diperkenankan pada malam hari. Operasi terpadu lintas instansi juga kerap dilakukan.

“Kalau operasi terpadu itu bersamaan kami turun dishub, kemudian kepolisian, lalu ada beberapa tim yang turun itu. Tapi kalau untuk penegakan hukum yang intensif, hari-hari maksudnya, ada yang penegakan hukumnya itu ditangani oleh kepolisian,” tambahnya.

Dishub Sulsel juga tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penindakan dan memberikan sanksi kepada sopir truk atau operator truk. Patarai berdalih Dishub Sulsel tidak memiliki pegawai berstatus penyidik PNS.

“Iya, kami belum (ada sanksi) karena di dishub itu beda dengan kepolisian. Kami mesti ada Penyidik PNS. Di kami itu sudah pensiun. Jadi tidak berani juga untuk menahan baru tidak ada Penyidik PNS, biasanya kami dibaliki,” terang Patarai.

Sebelumnya diberitakan, pengendara mengeluhkan banyaknya debu dari truk pengangkut timbunan yang lalu lalang di Jalan Poros BTP Makassar dan Moncongloe, Kabupaten Maros. Material timbunan yang berjatuhan juga mengancam keselamatan pengendara.

“Kami pengguna jalan bermandikan debu saat panas, berisiko tergelincir saat hujan karena jalanan berlumpur,” ujar salah seorang pengendara bernama Ridwan kepada infoSulsel, Jumat (11/9).

Ridwan menyebut jalan berdebu atau licin saat hujan ini disebabkan timbunan yang berjatuhan dari truk. Pasalnya, muatan timbunan kadang tidak ditutup sempurna.

“Kelayakan jalan truk mereka tak diperhatikan. Sering ada yang mogok, abai pada keselamatan (pengguna jalan lain), dan tak melengkapi truk yang seharusnya wajib,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *