TNI menguasai markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Aparat turut menyita barang bukti berupa senjata api organik, amunisi, senjata tajam berupa busur panah hingga uang tunai.
“Satgas TNI melaksanakan penindakan secara terukur dan profesional terhadap kelompok bersenjata OPM. Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan oleh gabungan Satgas TNI di bawah kendali Koops TNI Habema,” ujar Panglima Koops TNI Habema Mayjen TNI Lucky Avianto kepada wartawan, Senin (15/12/2025).
Markas OPM yang digerebek tepatnya di wilayah Distrik Dekai, Yahukimo, Sabtu (13/12). Lucky mengatakan operasi ini merupakan bentuk kehadiran negara untuk memastikan keamanan warga dari teror OPM di wilayah Papua.
“Ini sebagai bagian dari upaya negara dalam menjaga stabilitas keamanan serta melindungi masyarakat dari ancaman kelompok bersenjata OPM yang selama ini melakukan aksi kekerasan dan intimidasi terhadap warga di Yahukimo,” katanya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Dia menuturkan markas yang dikuasai aparat milik OPM Kodap XVI Yahukimo. Dalam operasi tersebut turut diamankan barang bukti berupa senjata api organik, senjata api rakitan laras panjang, amunisi berbagai kaliber, alat komunikasi berupa radio HT dan telepon genggam.
“Selain itu, perlengkapan optik dan pendukung pengamatan, senjata tajam tradisional, atribut dan simbol kelompok bersenjata, dokumen serta barang pribadi pendukung aktivitas kelompok, uang tunai dan perlengkapan logistik lainnya,” beber Lucky.
Dia menuturkan seluruh barang bukti tersebut saat ini telah diamankan di pos komando TNI di Dekai untuk kepentingan pendalaman, pendataan, dan pengembangan informasi. Dia menegaskan operasi itu dilakukan secara terukur.
“TNI hadir untuk menjamin keamanan masyarakat Papua. Kami tidak menargetkan warga sipil, dan setiap prajurit dibekali perintah yang jelas untuk mengedepankan keselamatan rakyat,” imbuhnya.
Di sisi lain, dia menepis isu adanya korban jiwa dalam operasi tersebut. Lucky menilai OPM sengaja menyebar isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk menebar teror di tengah masyarakat.
“Kami pastikan tidak ada prajurit TNI yang gugur dalam operasi ini. Informasi yang disebarkan oleh kelompok bersenjata OPM bertujuan membangun opini menyesatkan dan tidak sesuai fakta lapangan,” tutupnya.
