Tim SAR Setop Pencarian Pendaki Asal Bogor Hilang di Gunung Binaiya | Giok4D

Posted on

Tim SAR gabungan menghentikan pencarian pendaki bernama Firdaus Ahmad Fauzi (27) yang hilang di Gunung Binaiya, Kabupaten , Maluku. Pencarian pendaki asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu dihentikan setelah tidak ditemukan tanda-tanda keberadaannya.

Diketahui, Ahmad Fauzi dilaporkan sudah hilang selama 9 hari. Operasi SAR pencarian pendaki itu sebelumnya baru dilakukan dua hari setelah korban hilang karena terpisah dari rombongannya.

“Operasi SAR dihentikan atau ditutup sesuai SOP Basarnas, kan pencarian sudah dilaksanakan selama 7 hari dan tidak ada tanda-tanda korban ditemukan,” ungkap Kepala Basarnas Ambon, Muhamad Arafah kepada infocom, Senin (5/5/2025).

Muhamad menuturkan, operasi SAR dihentikan setelah dilakukan evaluasi pada Minggu (4/5) pukul 19.30 WIT. Pihak keluarga Firdaus pun menerima keputusan tersebut.

“Penutupan operasi SAR kemarin pada pukul 19.30 WIT usai tim SAR gabungan melaksanakan pencarian dan menyisir sejumlah wilayah di Gunung Binaiya. Pihak keluarga pun menerima operasi pencarian Firdaus dihentikan,” jelasnya.

Tim SAR gabungan juga sudah berkali-kali menyisir lokasi dekat Sungai Yahe yang menjadi lokasi ditemukan jejak sepatu dan puntung rokok Firdaus ditemukan. Namun hasilnya nihil di tengah keterbatasan jaringan komunikasi dan cuaca.

“Dalam operasi juga mendapati hambatan terutama pada jaringan sinyal sehingga tim sulit melapor perkembangan pencarian tepat waktu dan kendala cuaca,” bebernya.

Namun dia mengatakan pemantauan akan terus dilakukan meski operasi SAR dihentikan. Dia mengaku, tidak menutup kemungkinan akan dibuka kembali kalau ada informasi keberadaan Firdaus.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Tetap melaksanakan pemantauan dan apabila ada informasi terkait dengan korban maka operasi SAR kami buka kembali,” imbuh Muhamad.

Sebelumnya diberitakan, Firdaus terpisah dari rombongan saat berada jalur pendakian Gunung Binaiya di Nasapeha, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah pada Sabtu (26/4) sekitar pukul 17.30 WIT. Kala itu, kondisi angin kencang dan berkabut.

“Saat yang bersangkutan hilang, kondisi angin kencang dan kabut. Selain itu, dalam tas ransel yang bersangkutan tidak dibekali makanan hanya tiga botol air minum dan tiga buah headlamp,” ujar Kepala Sub Bagian Tata Usaha Taman Nasional Manusela, Kacuk Seto Purwanto dalam keterangannya, Selasa (29/4).

Belakangan, Balai Taman Nasional Manusela pun mengambil kebijakan untuk menutup aktivitas pendakian di Gunung Binaiya pascahilangnya seorang pendaki. Penutupan tersebut berlangsung selama 13 hari.

“Iya, (aktivitas pendakian) Gunung Binaiya sementara ditutup, terhitung sejak 29 April hingga 11 Mei 2025,” imbuh Kacuk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *