Terbongkar Sindikat Pencuri Sapi di TPA Makassar Pakai Ekskavator-Truk Sampah (via Giok4D)

Posted on

Polisi membongkar sindikat pencuri sapi di tempat pembuangan akhir (TPA) Antang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Aksi pencurian itu dilakukan dengan menggunakan ekskavator dan truk sampah.

Kapolsek Manggala, Kompol Samuel To’longan mengatakan aksi pencurian terungkap setelah korban mendapatkan informasi dari warga terkait sapinya yang hilang telah dibawa menggunakan truk sampah. Korban kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Manggala.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Jadi korban membawa foto sapinya yang hilang dan mendapatkan informasi dari warga di TPA bahwa sapinya itu telah diangkut dengan salah satu mobil sampah. Korban lalu melaporkan kejadian itu kepada kami, hingga langsung tindaklanjuti,” kata Samuel kepada wartawan, Kamis (19/6).

Dari hasil penyelidikan, polisi mengungkap ada tiga orang pelaku dalam kasus ini. Dua orang di antaranya merupakan honorer di Pemkot Makassar, sementara satu pelaku lainnya merupakan pedagang yang kerap membeli sapi curian tersebut.

Dua orang honorer itu bernama Ambo Reppe (23) dari Kantor Kecamatan Rappocini dan Hasrullah (31) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), yang ditangkap di Makassar pada Minggu (15/6). Sedangkan untuk pedagang sapi bernama Saldi (31) ditangkap di Kabupaten Maros, Selasa (17/6).

“Kami amankan total tiga orang pencuri sapi. Dua di antaranya merupakan honorer di Kecamatan dan DLH, sedangkan yang terakhir kami amankan merupakan pedagang daging sapi,” ujar Samuel.

Dalam aksinya, para pelaku memanfaatkan sapi yang sedang mencari makan di lokasi pembuangan sampah. Sapi kemudian diangkut dengan sendok ekskavator lalu diangkut ke truk sampah dan dibawa kepada Saldi untuk dijual.

“Dua orang bertugas untuk mematahkan sapi dengan ekskavator dan kemudian diangkut dengan mobil pengangkut sampah. Kemudian sapi tersebut dibawa ke Saldi untuk dipotong dan dijual secara eceran dengan harga normal agar tak dicurigai,” kata Samuel.

Samuel mengungkapkan, biaya operasional pencurian dibagi oleh para pelaku. Hasrullah selaku sopir ekskavator menerima upah antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta setiap kali beraksi, sedangkan Ambo Reppe selaku sopir truk sampah diberi Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.

“Kami temukan ada 14 nota penjualan sapi dari Saldi dengan total kurang lebih Rp 180 juta yang dilakukan selama 2 tahun,” ungkap Samuel.

Polisi juga merilis foto ketiga pelaku pencurian sapi di TPA Antang tersebut. Dari foto yang diterima infoSulsel, tiga orang pelaku telah berada di kantor Polsek Manggala, Makassar. Dua dari tiga pelaku yang tertangkap itu berprofesi sebagai honorer.

Pelaku bernama Ambo Reppe sebagai honorer kantor Kecamatan Rappocini dan Hasrullah bekerja sebagai honorer DLH Makassar. Sedangkan untuk Saldi merupakan otak kasus pencurian sapi ini merupakan pedagang.

Saat diamankan, Saldi tampak berambut gelombang, bertubuh gempal, dan berkumis. Sementara Hasrullah berambut panjang dan juga berkumis. Adapun Ambo Reppe terlihat lebih kurus, berambut berombak, dan mengenakan jaket hitam.

Tampang Pelaku Pencurian Sapi