Kamis Putih merupakan salah satu momen penting dalam Pekan Suci Paskah bagi umat kristiani. Hari ini memperingati perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus bersama para murid-Nya.
Dikutip dari laman Iman Katolik, ritual perjamuan pada setiap misa atau kebaktian ini diperingati sebagai perayaan Ekaristi atau perjamuan kudus. Pada misa Kamis Putih, pastor juga mencuci kaki umat sebagai peringatan Yesus yang mencuci kaki para muridnya dalam perjamuan terakhir.
Pelayanan Yesus di dunia sebelum kematiannya tersebut menjadi lambang kasih, pengabdian, dan kerendahan hati. Oleh karena itu, ibadah Kamis Putih menjadi sarana bagi umat untuk semakin mendalami kasih Kristus.
Sebagai pedoman, berikut susunan tata ibadah Kamis Putih yang dapat dijadikan panduan saat hendak melaksanakan ibadah.
Yuk, disimak!
Tata ibadah Kamis Putih di berbagai gereja secara umum memiliki kesamaan. Mulai dari misa, upacara pembasuhan kaki, hingga perarakan pemindahan sakramen.
Dilansir dari laman resmi Keuskupan Bandung, berikut salah satu contoh rincian susunan tata ibadah Kamis Putih:
Tanda Salib dan Salam
Umat berdiri
Imam: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
Umat: Amin
Iman: Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
Umat: Dan bersama rohmu
Seruan Tobat (Puji Syukur 347)
Umat berlutut/berdiri
Imam: Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
Imam: Tuhan Yesus Kristus, demi cinta kasihMu, Engkau rela merendahkan diri dengan membasuh kaki para murid.
Korus: Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Tuhan, kasihanilah kami.
Imam: Dalam Ekaristi, Engkau mengorbankan Diri bagi kami semua.
Korus: Kristus, kasihanilah kami
Umat: Kristus, kasihanilah kami.
Imam: Demi cinta kasih-Mu, dalam Ekaristi, Engkau memberikan Tubuh dan Darah-Mu kepada kami, agar tetap bersatu dengan kami.
Korus: Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Tuhan, kasihanilah kami.
Imam: Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
Umat: Amin.
Doa Pembuka
Imam: Marilah kita berdoa:
Hening sejenak
Imam: Ya Allah, dalam perjamuan malam yang amat kudus ini, Putra Tunggal-Mu menyerahkan diri-Nya kepada kematian, mempercayakan kepada Gereja kurban yang baru dan kekal, serta perjamuan cinta kasih-Nya. Semoga kami yang merayakan perjamuan malam ini menimba kepenuhan kasih dan hidup dari misteri yang luhur dan agung itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
Umat: Amin.
Bacaan I (Keluaran 12:1-8.11-14)
“Ketetapan tentang Perjamuan Paskah.”
Lektor: Bacaan dari Kitab Keluaran:
Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.” Katakanlah kepada segenap jemaat Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela dan berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing.
Kamu harus mengurungnya sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah, tempat orang-orang makan anak domba itu.
Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit. Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kamu memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan.
Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah Tuhan.
Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun.
Lektor: Demikianlah Sabda Tuhan
Umat: Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan (Puji Syukur 856) umat duduk
Mazmur Tanggapan (Puji Syukur 856) umat duduk
Mazmur:
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikanNya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu. Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu dan akan menyerukan nama Tuhan.
Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bacaan II (1 Korintus 11:23-26)
Umat duduk
“Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan”
Lektor: Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Lektor: Demikianlah Sabda Tuhan
Lektor: Syukur kepada Allah
Umat berdiri
Bait Pengantar Injil (Puji Syukur 965)
Ayat: Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Bacaan Injil (Yohanes 13:1-15)
Umat berdiri
“Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.”
Iman: Tuhan bersamamu
Umat: Dan bersama rohmu
Iman: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes
Umat: Dimuliakanlah Tuhan.
Iman: Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.
Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya, “Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!”
Jawab Yesus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya, “Barang siapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!”
Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya.
Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu.”
Homili
Seusai homili diadakan pembasuhan kaki. Para petugas rasul menempati tempat duduk yang sudah disediakan. Imam menanggalkan kasula dan mengenakan celemek. Kemudian Imam membasuh kaki mereka serta menyekanya.
Liturgi Ekaristi
Doa Persiapan Persembahan
Imam: Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
Umat: Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
Imam: Ya Tuhan, perkenankanlah kami merayakan misteri ini dengan pantas karena setiap kali kenangan akan kurban ini dirayakan, terlaksanalah karya penebusan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Umat: Amin.
Doa Damai
Imam: Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, “Damai Kutinggalkan bagimu, damaiKu Kuberikan kepadamu.” Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gerejamu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
Umat: Amin.
Imam: Damai Tuhan bersamamu
Umat: Dan bersama rohmu.
Persiapan Komuni
Ajakan menyambut Komuni
Imam: Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya
Umat: Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
Saat Hening
Umat berdiri
Doa Sesudah Komuni
Imam: Marilah kita berdoa:
Imam: Allah Yang Mahakuasa, dalam hidup di dunia ini kami dikuatkan oleh Perjamuan Putra-Mu. Semoga kami layak untuk turut menikmati perjamuan abadi di surga. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
Umat: Amin.
Seusai Doa Sesudah Komuni, sambil berdiri, Imam mengisi pendupaan dan memberkatinya. Lalu, sambil berlutut ia mendupai Sakramen Mahakudus tiga kali. Kemudian Imam mengenakan velum berwarna putih di atas bahunya, berdiri, menyelubungi sibori dengan ujung-ujung velum dan mengangkatnya.
Sakramen Mahakudus yang diarak menggunakan sibori, bukan monstrans.
Lalu dimulailah perarakan. Dengan disemarakkan lentera dan kepulan asap dupa, Sakramen Mahakudus diarak melintasi gereja menuju tempat penyimpanan yang disiapkan di bagian lain dari gedung gereja atau di ruang lain yang dihiasi secara serasi.
Petugas pembawa salib berjalan paling depan, diapit dua petugas lain yang membawa lilin menyala, (dapat disertai para petugas lain yang membawa lilin menyala.) Di depan Imam yang membawa Sakramen Mahakudus berjalan petugas yang membawa pendupaan yang mengepul. Sementara itu dilagukan Pange lingua atau Mari kita memadahkan (kecuali dua bait terakhir) atau nyanyian ekaristis lain. Tempat sakramen disinggahkan tidak diizinkan dibuat seolah sebuah makam.
Setibanya perarakan di tempat penyimpanan Sakramen Mahakudus, Imam kalau perlu dibantu oleh diakon, meletakkan sibori di dalam tabernakel tempat persinggahan. Lalu ia mengisi pendupaan, dan sambil mendupai Sakramen Mahakudus. Sementara itu dilagukan Tantum Ergo Sacramentum atau Mari kita memadahkan.
Setelah bersembah sujud sejenak dalam keheningan, Imam dan para pelayan berlutut lalu kembali ke sakristi.
Pada saat yang tepat segala hiasan dan perlengkapan altar diambil. Jika mungkin salib-salib dikeluarkan dari gereja. Seyogyanya salib-salib yang tetap ada dalam gereja diselubungi.
Umat hendaknya melaksanakan sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus selama waktu yang cocok pada malam hari, seturut kebiasaan dan keadaan setempat dengan cukup meriah. Tetapi sesudah tengah malam, sembah sujud dilakukan secara sederhana.
Perarakan Sakramen Mahakudus
Pemandu Acara: Pada hari Kamis Putih ini kita merayakan hari ulang tahun perjamuan malam Kristus. Wafat-Nya kita kenangkan, kebangkitan-Nya kita muliakan, dan kedatangan-Nya kembali kita nanti-nantikan. Kristus telah menyerahkan hidup-Nya demi kita. Demikian pula hendaknya kita dalam pengabdian sehari-hari menyerahkan hidup demi sesama kita. (1 Yohanes 3:16)
Mari Kita Memadahkan (Puji Syukur 501)
1. Mari kita memadahkan misteri tubuh mulia, darah yang berharga nian. Darah Raja semesta, lahir dari Sang Perawan untuk menebus dunia.
2. Dia lahir bagi kita dari darah yang murni, Dia hidup di dunia, menyebarkan benih Injil. Dia mengakhiri hayat, dengan cara ajaib.
3. Pada malam perjamuan dengan para murid-Nya, waktu Yesus melakukan adat makan bangsa-Nya, Diri-Nya pun diserahkan pada para rasul-Nya.
4. Sabda sudah menjadikan roti, sungguh Tubuh-Nya, anggur sungguh Darah Tuhan, walau indra tak cerap; agar hati diteguhkan, iman saja cukuplah.
(Kalau Sakramen Mahakudus sudah sampai di tempat tuguran, umat menyanyikan bait ke 5-6; Puji Syukur 501)
5. Sakramen yang sungguh agung, mari kita muliakan, surut sudah hukum lampau, tata baru tampillah. Karena Indra tidak mampu, iman jadi tumpuan.
6. Yang Berputra dan Sang Putra dimuliakan, disembah, dihormati, dan dipuja beserta dengan Sang Roh: muncul dari Kedua-Nya, dan setara disembah. Amin.
Dilansir dari laman resmi Universitas Katolik Santo Thomas, Kamis Putih memiliki makna yang beragam. Salah satunya adalah sebagai momen untuk mengenang peristiwa menjelang wafat Yesus.
Pada hari ini, Yesus mengadakan perjamuan terakhir bersama para murid-Nya. Ia membagikan roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah-Nya.
Momen ini kemudian menjadi dasar dari perayaan Ekaristi yang dijalankan hingga saat ini. Selain itu, Kamis Putih juga mengingatkan pada tindakan Yesus yang membasuh kaki para murid-Nya, sebuah tindakan yang pada waktu itu dianggap rendah, bahkan biasa dilakukan oleh seorang budak.
Namun Yesus, Sang Guru, dengan penuh kasih dan kerendahan hati, melakukannya sebagai bentuk pelayanan sejati. Ini menjadi simbol penting bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang mau melayani, bukan dilayani.
Melalui perayaan ini, umat diajak untuk meneladani sikap Yesus, yaitu rendah hati, penuh kasih, dan rela melayani sesama. Kamis Putih juga menjadi momen untuk merenungkan nilai-nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan kasih yang tulus, bahkan kepada mereka yang menyakiti kita.
Terkait penyebutannya, Kamis Putih dikenal dengan berbagai nama di berbagai belahan dunia. Misalnya Maundy Thursday atau Holy Thursday, tergantung pada budaya dan tradisi setempat.
Kamis Putih bukan hanya sebuah peringatan liturgis, tetapi juga panggilan untuk hidup dalam kasih. Selain itu, juga sebagai bentuk melayani dengan tulus dan mengarahkan hati pada hal-hal yang kekal.
Demikianlah ulasan mengenai tata ibadah Kamis Putih. Semoga bermanfaat, infoers!