Sholat taubat adalah salah satu amalan sunnah yang dianjurkan bagi setiap muslim. Sholat ini dilakukan dengan maksud untuk memohon ampunan atas dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.
Ibadah ini menjadi salah satu sarana untuk memperbaiki diri dan lebih dekat dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Dilansir dari buku Tuntunan Lengkap 99 Salah Sunah Sumperkomplet oleh Ibnu Watiniyah, anjuran terkait sholat taubat ini disandarkan pada sabda Rasulullah SAW:
مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
Artinya: “Tidaklah seorang hamba berbuat satu dosa, lalu ia bersuci dengan baik, lalu berdiri untuk mengerjakan salat dua rakaat, kemudian memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuni dosanya.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ahmad)
Oleh karena itu, setiap muslim perlu memahami tata cara sholat taubat beserta bacaan yang dianjurkan. Tentunya, mengetahui waktu yang tepat untuk melaksanakannya juga tak kalah penting.
Nah untuk mengetahui panduan lengkapnya, simak penjelasannya berikut ini, yuk!
Masih dari buku Tuntunan Lengkap 99 Salah Sunah Sumperkomplet, sholat taubat bisa dikerjakan sebanyak dua, empat, atau enam rakaat. Jika dikerjakan sebanyak empat atau enam rakaat, maka dilakukan dengan salam setiap dua rakaat.
Secara umum, tata cara pelaksanaannya sama seperti sholat fardhu. Perbedaannya terletak pada bacaan niat dan surah yang dianjurkan dibaca setelah al-Fatihah.
Untuk lebih jelasnya, berikut tata cara sholat taubat:
Setelah melaksanakan sholat taubat, sebaiknya membaca doa taubat berikut ini:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِى لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لَا يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُورًا.
Arab Latin: Astaghfirullâhal ‘adzhîm, alladzî lâ ilaha illâ huwal hayyul qayyûm wa atûbu ilaihi taubata ‘abdin dzhâlimin lâ yamliku linafsihi dharran wa lâ naf’an wa lâ mautan wa lâ hayâtan wa lâ nusyûran.
Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang senantiasa hidup dan mengawasi. Aku bertobat kepada-Nya sebagaimana tobatnya hamba yang zalim yang berdosa, tidak memiliki daya upaya untuk berbuat mudarat, manfaat, mati, hidup maupun bangkit nanti”
Kemudian dilanjutkan dengan doa berikut:
الْهِي عَبْدُكَ الْأَبِقُ رَجَعَ إِلَى بَابِكَ. عَبْدُكَ الْعَاصِي رَجَعَ إِلَى الصُّلْحِ. عَبْدُكَ الْمُذْنِبُ أَتَاكَ بِالْعُذْرِ فَاعْفُ عَنِّي بِجُوْدِكَ وَتَقَبَّلْ مِنِّي بِفَضْلِكَ وَانْظُرْ إِلَى بِرَحْمَتِكَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا سَلَفَ مِنَ الذُّنُوْبِ وَاعْصِمْنِي فِيمَا بَقِيَ مِنَ الْأَجَلِ فَإِنَّ الْخَيْرَ كُلَّهُ بِيَدِكَ وَأَنْتَ بِنَا رَؤُوْفٌ رَّحِيمٌ.
Arab Latin: Ilâhî ‘abdukal âbiqu rajaa ilâ bâbika, ‘abdukal ‘âshî raja’a ilash shulhi, ‘abdukal mudznibu atâka bil’udzri fa’fu ‘annî bijûdika wa taqabbal minnî bifadhlika wan dzhur ilayya birahmatika. Allâhummagh firlî mâ salafa minadz dzunûbi washimnî fimâ baqiya minal ajali faʻinnal khaira kullahu biyadika wa anta binâ raʻûfur rahîmun.
Artinya: “Ya Tuhanku, hamba-Mu yang melarikan diri telah kembali ke pintu-Mu. Hamba-Mu yang telah berbuat maksiat telah kembali kepada perbaikan. Hamba-Mu yang berdosa telah datang kepada-Mu memohon maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku dengan kemurahan-Mu, terimalah permohonanku dengan keutamaan-Mu, dan pandanglah aku dengan rahmat-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah lampau, dan peliharalah sisa-sisa umurku, karena sesungguhnya semua kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu dan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang terhadap kami.”
Doa taubat lainnya yang dianjurkan untuk dibaca adalah sayyidul istighfar. Doa ini dianjurkan untuk dibaca sebanyak mungkin setelah membaca doa taubat di atas.
Berikut bacaannya:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. اَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَى وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ.
Arab Latin: Allâhumma anta rabbî lâ ilaha illâ anta khalaqtanî wa anâ ‘abduka wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu abûʻu laka bini’matika ‘alayya wa abû’u bidzanbî faghfir lî faʻinnahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Tuhan kami, tiada Tuhan melainkan Engkau yang telah menciptakan aku, dan akulah hamba-Mu. Dan aku pun dalam ketentuan serta janji-Mu yang sedapat mungkin aku lakukan. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yang telah aku lakukan, aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab tiada yang dapat memberi ampunan kecuali Engkau sendiri.”
Dalam buku Panduan Sholat Rosulullah 2 oleh Imam Abu Wafa dijelaskan bahwa tidak ada waktu khusus untuk mengerjakan sholat taubat. Sholat sunnah ini dapat dikerjakan kapan saja, baik di siang maupun malam hari.
Setiap muslim dianjurkan untuk segera melaksanakan sholat taubat ketika ia sadar telah melakukan perbuatan dosa atau maksiat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah RA berikut ini:
وكذلك صلاة التوبة فإذا أذنب فالتوبة واجبة على الفور وهو مندوب إلى أن يصلي ركعتين ثم يتوب كما في حديث أبي بكر الصديق
Artinya: “Demikianlah shalat taubat itu dilakukan ketika seseorang melakukan kesalahan, maka taubat itu wajib disegerakan dan ia dianjurkan melakukan shalat dua rakaat kemudian ia bertaubat sebagaimana hadits Abu Bakar as-Shiddiq. (Lihat kitab: Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 23/512, cetakan Darul Wafa).
Disadur dari laman muslim.or.id, keutamaan terbesar dari mengerjakan sholat taubat adalah mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq RA yang mendengar Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًاء ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّر – وفي رواية: فيحسن الوضوء – . ثُمَّ يُصَلِّى – وفي رواية: ركعتين — ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهِ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ وَالَّذِينَ إِذا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya: “Tidaklah seorang (muslim) melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bersuci-dalam riwayat lain: berwudhu dengan baik-, kemudian melaksanakan shalat – dalam riwayat lain: dua rakaat-, lalu meminta ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuni (dosa)nya”.
Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat berikut ini:
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui.” (QS Ali ‘Imraan:135).
Penjelasan dalam hadits tersebut mencerminkan besarnya kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang bersungguh-sungguh ingin memperbaiki diri. Allah tidak hanya membuka pintu taubat, tetapi juga menjanjikan ampunan bagi mereka yang bertekad meninggalkan dosa dan tidak mengulanginya.
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ، وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS an-Nisaa’:17).
Taubat yang diterima adalah taubat yang disertai penyesalan, menjauhi dosa, serta bertekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Maka dari itu, sholat taubat bukan sekadar ritual, tapi wujud kesungguhan hati seorang hamba untuk kembali ke jalan Allah dengan penuh keikhlasan.
Itulah panduan lengkap mengenai sholat taubat. Semoga bermanfaat ya!