Sulsel Siapkan 126.009 Hewan Kurban Jelang Idul Adha, Terbanyak di Jeneponto

Posted on

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan () melaporkan sebanyak 126.009 hewan kurban berupa sapi, kerbau dan kambing disiapkan menjelang Idul Adha 2025. Kabupaten Jeneponto menjadi salah satu daerah terbanyak menyiapkan hewan kurban.

“(Hewan kurban yang disediakan) sapi dan kambing, tapi umumnya kan lebih banyak sapi, ya. Hewan kurbannya dari peternak lokal yang ada di kabupaten/kota,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel Nurlina Saking kepada infoSulsel, Minggu (18/5/2025).

Nurlina mengatakan, ratusan ribu hewan kurban itu tersebar di 19 kabupaten dan kota di Sulsel. Pasalnya ada lima kabupaten lain yang belum melaporkan ketersediaan hewan kurbannya.

“Masih ada lima kabupaten yang belum menyampaikan ketersediaannya, sedang kami tunggu bahannya, (yakni) Kabupaten Bantaeng, Bulukumba, Sidrap, Tana Toraja, dan Toraja Utara,” sebutnya.

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, sebanyak 126.009 ekor hewan kurban terdiri dari 73.217 sapi, 4.113 kerbau dan 48.679 kambing. Dari total tersebut, Jeneponto menyediakan hewan kurban terbanyak sebanyak 42.200 ekor yang terdiri dari 6.116 sapi, 2 kerbau dan 36.082 kambing.

Selain itu disusul Luwu Utara sebanyak 17.279 ekor hewan kurban, Sinjai 10.374 ekor, dan Bone 10.321 ekor hewan kurban. Namun dari data tersebut, kebutuhan hewan kurban di Sulsel ditaksir hanya mencapai 48.701 ekor dengan rincian, 45.087 sapi, 165 kerbau, 3.449 kambing.

“Kalau terkait dengan hewan kurban, ya, sepertinya permintaan itu dari tahun ke tahun, ya, terjadi kenaikan, tetapi tidak terlalu signifikan. Ini juga tergantung bagaimana kondisi ekonomi masyarakat,” papar Nurlina.

Nurlina mengatakan Pemprov Sulsel telah mengimbau kabupaten dan kota untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan terhadap hewan kurban. Dia mengaku pihaknya hanya melakukan pembinaan.

“Sementara ini mereka (petugas dari dinas peternakan kabupaten dan kota) sedang melakukan pemeriksaan. Biasanya ternak-ternak itu berkumpul biasanya, ya, 10 hari atau 2 minggu menjelang Idul Adha, ya. Jadi, kami juga masih menunggu informasi dari kabupaten/kota,” jelasnya.

Pihaknya juga akan menggencarkan pemeriksaan untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Dia mengaku proses vaksinasi terhadap hewan ternak sudah mulai berlangsung sejak awal 2025 lalu.

“Dari bulan Februari kita sudah antisipasi, memang ada sedikit terjadi peningkatan kasus kemarin, ya, kasus penyakit mulut dan kuku, tapi mulai dari Februari kita aktif melakukan pengendalian berupa pengobatan yang sakit, kemudian vaksinasi,” jelasnya.

Nurlina juga mengimbau masyarakat untuk memastikan hewan kurban memiliki bukti pemeriksaan kesehatan sebelum disembelih. Dia menyarankan agar pemotongan dilakukan secara terkoordinasi di lokasi yang telah disiapkan panitia demi kelancaran distribusi dan pengelolaan limbah yang baik.

“Pastikan hewan kurban memiliki referensi bahwa sudah diperiksa kesehatannya. Sebaiknya pemotongan dilakukan secara terkoordinir di masjid-masjid atau tempat yang disiapkan panitia agar distribusinya tertib dan limbah bisa ditangani dengan baik,” tandasnya.