Sekda Sulsel Ungkap Biang Kerok Banjir di 5 Kabupaten Dipicu Pembalakan Liar

Posted on

Sekretaris Daerah (Sekda) Sulawesi Selatan (Sulsel) Jufri Rahman menyoroti penyebab banjir dan longsor yang sempat melanda 5 kabupaten di Sulsel. Jufri beranggapan pembalakan liar atau alih fungsi hutan menjadi kawasan tambang turut menjadi biang kerok bencana alam tersebut.

“Ini semua terjadi karena kita lakukan pembiaran selama ini. Ada orang potong anu di hutan, kita diamkan. Ada orang menambang mau-maunya di daerah hulu, kita diamkan,” ujar Jufri kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (7/7/2025).

Jufri menilai, masyarakat dan pemerintah seharusnya sejak awal bersikap tegas terhadap perusakan lingkungan. Menurutnya, bencana ini adalah hasil dari kelalaian bersama.

“Kalau saja semua orang peduli, sejak awal teriak, tidak akan begini. Nah, sekarang baru semua nangis. Teriak-teriak panggil nama Tuhan,” katanya.

Jufri menjelaskan, selain curah hujan tinggi, kondisi lingkungan di daerah hulu sudah rusak parah. Dia menyebut penggundulan hutan sebagai salah satu penyebabnya.

“Jadi, itu di samping curah hujah yang tinggi juga karena kondisi hulu dan sungai itu sudah tidak kondusif lagi. Karena terjadi penggundulan. Apa sebab penggundulannya? Banyak. Ada penebangan liar, ada okupansi secara tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.

Dia menambahkan, alih fungsi lahan juga turut memperparah situasi. Menurutnya, jika tidak dikelola dengan benar, alih fungsi bisa menimbulkan bencana.

“Iya, alih fungsi lahan. Kalau penanganannya, pengelolaannya tidak benar, jadi bencana juga,” imbuhnya.

Jufri lantas mengutip ayat Al-Qur’an untuk menggambarkan kondisi saat ini. Dia menyebut kerusakan alam sudah diingatkan dalam kitab suci.

“Itu dalam Al-Qur’an sudah jelas. Tuhan bilang begini, telah nyata kerusakan di dunia, di darat, dan di laut, disebabkan karena tangan-tangan manusia,” terangnya mengutip Surah Ar-Rum ayat 41.

Diberitakan sebelumnya, banjir dan longsor melanda lima kabupaten di Sulsel, yakni Bone, Sinjai, Jeneponto, Bantaeng, dan Bulukumba. Bencana hidrometeorologi tersebut mengakibatkan ribuan rumah terendam hingga sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan.

Bencana hidrometeorologi terjadi imbas hujan deras yang melanda kelima wilayah pada Sabtu (5/7). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel memastikan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu.

Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo menjelaskan, banjir dan longsor turut dipicu intensitas curah hujan yang tinggi. Hujan deras memicu luapan sungai yang masuk ke permukiman warga.

“Banjir karena intensitas hujan yang lebat sehingga aliran sungai meluap, tapi beberapa daerah sudah mulai surut,” ujar Amson kepada infoSulsel, Sabtu (5/7).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *