Rumput laut asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menembus pasar internasional hingga Jepang dan Amerika Serikat (AS). Dinas Perikanan Takalar mencatat sekitar 5 persen dari total produksi diekspor ke luar negeri.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Takalar M Misbah mengatakan produk ekspor berasal dari jenis Eucheuma cottonii, Gracilaria sp, dan Gracilaria gigas. Komoditas itu dikirim dalam bentuk bahan baku mentah atau tepung karagenan.
“Estimasi 3-5 persen produksi Takalar menjadi komoditas ekspor, di mana jenis Eucheuma cottoni, Gracilaria sp (Sango2), dan Gracilaria gigas (spesies endemik di Ujung Baji) berupa raw material (tepung karaginan),” ujar Misbah kepada infoSulsel, Jumat (31/10/2025).
Dia menyebut negara tujuan ekspor rumput laut Takalar meliputi Cina, Jepang, AS, Taiwan, dan Belanda. Ekspor dilakukan melalui industri yang sudah bekerja sama dengan badan karantina.
“Eucheuma cottoni dan Gracilaria ke Cina, Jepang, AS, dan Taiwan. Gracilaria gigas ke Belanda,” jelasnya.
Dia menambahkan pengiriman dilakukan lewat pelabuhan dan bandara di Kota Makassar. Produk rumput laut diekspor dalam bentuk kering dan tepung karagenan.
“Melalui industri dalam bentuk rumput laut kering dan tepung karagenan yang melalui Badan Karantina dan dikirim dari pelabuhan atau bandara di Makassar,” tuturnya.
Misbah mengungkapkan produksi rumput laut Takalar terus tumbuh meski dihadapkan dengan tekanan pasar internasional. Dia menyebut Takalar berkontribusi besar terhadap produksi rumput laut di Sulsel.
“Tren produksi dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1-2 persen di tengah persaingan dan tekanan pasar internasional. Takalar juga menyumbang produksi 14,9 persen budidaya di Sulsel tahun 2024,” bebernya.
Adapun total produksi rumput laut Takalar pada 2023 tercatat sebanyak 617.810 ton. Angka itu naik menjadi 619.801 ton pada 2024 dan mencapai 463.155 ton hingga September 2025.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.







