Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar menyalurkan 163 ton bibit padi dari program Mandiri Benih Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) ke 10 kecamatan. Kecamatan Polongbangkeng Selatan (Polsel) menjadi penerima terbanyak dengan kebutuhan 42.700 kg untuk 1.708 ha lahan.
“Iya (sudah disalurkan). Disalurkan ke 10 kecamatan,” ujar Kepala Dinas Pertanian Takalar Parawangsa kepada infoSulsel, Senin (17/11/2025).
Data Dinas Pertanian menunjukkan total luas lahan tanam mencapai 6.535 ha dengan kebutuhan 163.375 kg benih. Rincian lengkap penerima di 10 kecamatan juga telah ditetapkan.
Empat kecamatan terbesar meliputi Polsel 1.708 ha (42.700 kg) dan Mangarabombang 1.135 ha (28.375 kg). Dua lainnya adalah Polongbangkeng Utara (Polut) 1.071 ha (26.775 kg) dan Pattallassang 1.046 ha (26.150 kg).
Kelompok menengah terdiri atas Galesong Selatan 543 ha (13.575 kg) dan Galesong 388 ha (9.700 kg). Dua kecamatan lain adalah Galesong Utara 258 ha (6.450 kg) dan Tanakeke 200 ha (5.000 kg).
Adapun Sanrobone 136 ha (3.400 kg) dan Mappakasunggu 50 ha (1.250 kg). Kedua wilayah ini menjadi daerah dengan cakupan tanam paling sedikit dalam program Mandiri Benih 2025.
Penyaluran dilakukan secara simbolis oleh Wakil Bupati Takalar Hengky Yasin kepada perwakilan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Aula Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan Takalar, Senin (17/11). Acara dilanjutkan dengan pelepasan truk pengangkut benih padi menuju seluruh kecamatan penerima.
Parawangsa menjelaskan distribusi dilakukan tepat waktu agar petani tidak kehilangan momentum musim tanam yang sudah berlangsung. Dia menegaskan benih yang diterima harus segera ditanam untuk menjaga jadwal produksi.
“Sudah masuk musim tanam. Disalurkan sekarang, harusnya dia (petani) eksekusi sekarang,” katanya.
Musim tanam di Takalar sudah mulai pertengahan November 2025 ini. Parawangsa menyampaikan fase tanam diperkirakan berlangsung sekitar tiga pekan ke depan.
“15 November sudah mulai. Sampai 3 minggu ke depan,” ucapnya.
Namun, dia menegaskan kondisi masing-masing wilayah tidak seragam. Parawangsa menjelaskan Kecamatan Galesong, misalnya, masih menunggu panen karena wilayah itu memasuki musim tanam ketiga.
“Galesong itu belum panen. Yang musim tanam ketiga agak di belakang dia,” jelasnya.
Adapun sejumlah petani yang hanya menjalani dua kali musim tanam dalam setahun disebut sudah menunggu benih tersebut. Parawangsa memastikan alokasi benih diberikan merata untuk memastikan seluruh kelompok tani dapat memulai tanam sesuai jadwal.
“Yang musim tanam cuma 2 kali, ini sudah menunggu ini,” terangnya.







