Renungan Minggu Adven III 14 Desember 2025: Kehadiran Kita Membawa Sukacita

Posted on

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam relasi pribadi dengan Allah. Melalui renungan ini, umat diajak untuk merenungkan sabda Tuhan secara lebih personal, menanggapi panggilan-Nya, serta membawanya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Minggu, 14 Desember 2025 gereja memasuki Minggu Adven III. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Yes. 35:1-6a, 10; Mzm 146:7,8-9abc-10; Yak. 5:7-10; Mat. 11:2-11.

Renungan Katolik 14 Desember 2025 mengangkat tema “Kehadiran Kita Membawa Sikacita” yang dikutip dari buku Renungan Tiga Titik oleh Sylvia M Djatisutikno. Nah, artikel ini juga memuat informasi:

Yuk, disimak!

Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:

Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorai dan berbunga. Seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai! Kemuliaan Libanon, semarak Karmel dan Saron, akan diberikan kepadanya. Orang akan melihat kemuliaan Tuhan, semarak Allah kita.

Kuatkanlah tangan yang lemah lesu, dan teguhkanlah lutut yang goyah. Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati, “Kuatkanlah hatimu, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan membawa pembalasan dan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!” Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka; orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai. Pada waktu itu orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sementara sukacita abadi meliputi mereka. Kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

Saudara-saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan, seperti petani yang menantikan hasil tanahnya yang berharga: Ia sabar sampai turun hujan musim gugur dan hujan musim semi, demikian kamu pun harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Ingatlah, Hakim telah berdiri di ambang pintu. Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

Sekali peristiwa Yohanes Pembaptis yang berada di penjara mendengar tentang pekerjaan Kristus. Lalu ia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Yesus menjawab mereka, “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Berbahagialah orang yang tidak sangsi dan tidak menolak Aku.”

Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak tentang Yohanes, “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi?

Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau! Ia akan mempersiapkan jalan di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Camkanlah, di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Namun demikian, yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada Yohanes.”

“Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, penderita penyakit kulit ditahirkan, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Mat. 11:5)

Yesus datang ke dunia untuk melakukan misi-Nya dan menggenapi karya keselamatan-Nya, agar manusia mengalami hidup baru. Apa yang dilakukan Yesus sebenarnya telah dinubuatkan jauh sebelumnya oleh nabi Yesaya dan dikukuhkan oleh Yesus dalam Luk. 4:18-21. Akan datang Mesias yang dapat menyembuhkan orang sakit (Yes. 35:6). Orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang buta melihat, bahkan orang mati dibangkitkan (Yoh. 11:43-44, Mrk. 5:41-42). Itulah yang Yesus lakukan dan hanya Yesus yang sanggup. Sungguh, kedatangan Yesus, membawa perubahan besar dan memberikan sukacita sejati.

Kedatangan Yesus bukan hanya untuk menyembuhkan tubuh secara fisik, tetapi juga memulihkan jiwa dan roh. Manusia yang hidup dalam kegelapan dosa, ketakutan, kebingungan, kemarahan; dibukakan mata dan hatinya untuk melihat terang Allah. Kedatangan Yesus ke dunia sungguh memberi arti kepada manusia.

Kisah Yesus ini mengingatkan saya akan seorang tetangga baru saya. Kami bertemu di acara perayaan Natal di salah satu rumah warga. Dalam pembicaraan, saya sempat menceritakan akan mengunjungi panti asuhan anak berkebutuhan khusus. Tanpa berlama-lama, dia langsung ikut memberikan sumbangan. Ternyata dia bekerja di perusahaan farmasi, sehingga bisa memberikan sponsor seperti susu, makanan, pampers, dan sebagainya.

Bukan hanya itu, ketika rumah saya tiba-tiba bocor, dia juga sigap membantu dengan mengirimkan nomor wa tukangnya. Ternyata pekerjaan tukangnya sangat cepat dan rapi. Pertolongan Tuhan sungguh nyata, melalui tetangga baru saya.

Sungguh jika kita mempunyai kasih, kehadiran kita bisa menjadi cahaya dan membawa jawaban yang melegakan, serta memberi dampak positif bagi sesama. Melalui perhatian sederhana, kita bisa membagikan kasih Tuhan. Bukan saja terjadi saat Yesus masih hidup, tetapi sekarang pun, jamahan Yesus terus bekerja melalui kita kepada teman, saudara, dan tetangga kita.

Mari kita berusaha menjadi peka dan menjadi saluran berkat bagi sesama kita, sesuai dengan kemampuan dan apa yang kita bisa!

Bapa Yang Maha Kasih, kasih-Mu tak pernah berkesudahan. Engkau Allah yang selalu peduli kepada kami. Engkau selalu memberi sukacita. Berilah kami kepekaan seperti Engkau, sehingga kami juga menjadi pembawa sukacita bagi sesama, terutama yang membutuhkan pertolongan kami. Amin.

Yohanes dari Salib lahir di Spanyol pada tahun 1542 dari keluarga miskin. Ia menjadi pelayan di rumah sakit Medina. Pada usia 21 tahun ia diterima sebagai anggota awam biara Karmelit. Di situ ia menata hidup rohaninya dengan tekun berdoa dan bermatiraga. Pemimpin biara Karmelit itu kagum dengan cara hidupnya yang saleh itu.

Ia juga tahu bahwa Yohanes sangat pandai. Oleh sebab itu, ia segera menyekolahkan Yohanes di Universitas Salamanca, Spanyol. Setelah menyelesaikan studinya, Yohanes kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1567 dalam usia 25 tahun. Ia bersahabat baik dengan Santa Theresia Avila yang tertarik pada cara hidup dan usahanya membaharui Ordo Karmelit. Yohanes diangkat menjadi prior pertama dari susteran Karmelit itu dan mengambil nama resmi: Yohanes dari Salib.

Tetapi beberapa kawan biaranya tidak suka akan tindakannya. Ia dikenakan hukuman dan dimasukkan dalam sel biara. Yohanes menerima perlakuan yang semena-mena dari rekan-rekan se-ordo. Setelah 9 bulan meringkuk di dalam tahanan biara, Yohanes kemudian melarikan diri dari biaranya. Usaha pembaharuannya itu disalah tafsirkan oleh rekan-rekan se-ordo. Sel biara itu memberinya pengalaman akan salib penderitaan Yesus.

Tetapi berkat pengalaman pahit di dalam sel itu, ia justru mendapat pengalaman rohani yang mengagumkan: ia mengalami banyak peristiwa mistik; mampu menggubah kidung-kidung rohani; ia sering mengalami ekstase dan semakin memahami secara sungguh mendalam teologi dan ajaran-ajaran iman Kristen. Semua pengetahuan itu diabadikannya di dalam buku-buku yang ditulisnya. Isi buku-bukunya sangat mendalam dan sangat bermanfaat bagi kehidupan membiara.

Tekanannya ialah: “Salib menuntun kepada kebangkitan dan penyangkalan diri.” Walaupun mengalami berbagai kesulitan dari rekan se-ordonya, namun ia tetap bergembira karena persatuannya yang erat dengan Tuhan. Ia wafat pada tahun 1591 dan dinyatakan sebagai Pujangga Gereja.

Demikian renungan harian Katolik Minggu, 14 Desember 2025. Tuhan Yesus memberkati!

Renungan Harian Katolik Hari Ini 14 Desember 2025

Bacaan I: Yes. 35:1-6a,10

Mazmur Tanggapan: Mzm 146:7.8-9a.9b-10

Bacaan II: Yak. 5:7-10

Bait Pengantar Injil: Yes 61:1

Bacaan Injil: Mat. 11:2-11

Renungan Hari Ini: Kehadiran Kita Membawa Sukacita

Doa Penutup

Kisah Santo Yohanes dari Salib

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi