Renungan Harian Katolik Senin, 8 September 2025: Teladan Maria

Posted on

Hari ini gereja merayakan Kelahiran Santa Perawan Maria, sosok yang dipilih Allah untuk menjadi Bunda Yesus Kristus, Sang Juruselamat dunia. Kehidupan Maria sejak awal telah dipenuhi dengan rencana Allah yang agung.

Dari silsilah panjang yang dicatat dalam Injil Matius, kita melihat bagaimana karya keselamatan Allah berjalan setia dari generasi ke generasi hingga akhirnya berpuncak pada kelahiran Yesus melalui Maria.

Teladan Maria mengajarkan kita tentang ketaatan dan kerendahan hati dalam menanggapi panggilan Allah. Maria tidak hanya menerima kehendak Tuhan dengan penuh iman, tetapi juga menghidupi setiap langkahnya dengan penyerahan total.

Renungan hari Senin, 8 September 2025 mengangkat tema “Teladan Maria” dikutip dari buku Bahasa Kasih oleh Romo Paulus C Siswantoko. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; kemudian selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.

Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN, Allahnya; mereka akan tetap tinggal, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,

dan dia menjadi damai sejahtera.

Aku bersukacita dalam Tuhan

Ya Tuhan, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorai karena penyelamatan-Mu.

Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.

Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya.

Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram.

Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon.

Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai.

Isai memperanakkan Raja Daud.

Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,

Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa.

Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia.

Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia.

Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia.

Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.

Sesudah pembuangan ke Babel: Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel.

Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor.

Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud.

Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub.

Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

Karena Yusuf, suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata:
“Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” – yang berarti: Allah menyertai kita.

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

Mat. 1:18

Bunda Maria selalu menjadi sosok yang mengagumkan bagi saya. Bayangkan saja jika Bunda Maria banyak protes pada Tuhan seperti saya yang suka protes ini dan itu, terlalu banyak bernegosiasi dengan Tuhan, bisa saja akan ada cerita yang berbeda dalam Karya Penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus.

Taat, sebuah kata yang mungkin sederhana tapi tak semua orang bisa melakukannya termasuk saya. Sudahkah anda benar-benar taat dalam menjalankan visi dan misi Tuhan dalam hidup anda?

Mari kita sama-sama merefleksikan diri, sejauh mana kita taat pada kehendak Allah.

Menurut anda, apa yang membuat diri kita susah taat? Kalau menurut saya pribadi, salah satunya adalah tidak adanya kerendahan hati dalam diri kita.

Saat saya merasa bahwa apa yang saya pikirkan pasti benar, tepat dan terbaik rasanya saya menjadi enggan mendengarkan pendapat orang lain. Merasa bahwa diri saya yang menjalani hidup ini jadi saya yang paling tahu plus minusnya.

Hal ini berbanding terbalik dengan teladan yang ditunjukan Bunda Maria. Tak pernah sekalipun Bunda Maria merasa diri paling benar justru sebaliknya ia menyadari bahwa rancangan Tuhanlah yang terbaik sehingga ia bisa dengan rendah hati berucap agar kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidupnya.

Teman-teman yang terkasih, mungkin ada kalanya kita merasa bingung dengan rencana Tuhan. Namun, hari ini melalui sosok Bunda Maria, Tuhan ingin mengingatkan agar kita percaya penuh pada-Nya.

Mari kita selalu melihat hidup Bunda Maria. Saat ia mengalami hal yang bagi manusia sangat mustahil, namun berhasil melewatinya, Begitupun dengan kita, pasti dimampukan dalam melewati setiap peristiwa dalam hidup asalkan mengandalkan Tuhan. Rencana-Nya pasti Indah.

Bunda Maria, doakanlah kami agar bisa meneladanimu.

Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

Hari ini Gereja seluruh dunia merayakan “Pesta kelahiran Santa Perawan Maria”. Pesta ini sesungguhnya menunjukkan betapa Gereja mengasihi dan menghormati Bunda Maria sebagai wanita yang punya peranan besar di dalam karya keselamatan Allah.

Sehubungan dengan pesta ini mungkin terlintas dalam benak kita pertanyaan berikut: “Landasan pemikiran apa yang melatarbelakangi pesta ini?”

Kita tidak bisa langsung menjawab pertanyaan ini dengan membeberkan peristiwa kelahiran Maria secara lengkap dan obyektif berdasarkan informasi dari dokumen – dokumen terpercaya Gereja seperti Alkitab.

Yang mungkin bagi kita ialah melihat peranan dan kedudukan Maria di dalam rencana dan karya keselamatan Allah di dalam sejarah. Tentang hal ini Gereja mengajarkan bahwa Allah setelah kejatuhan manusia menjanjikan seorang Penebus bagi umat manusia.

Penebus itu adalah AnakNya sendiri. Untuk maksud luhur itu Allah membutuhkan kerjasama manusia; Allah membutuhkan seorang perempuan untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya.

Kebeneran iman ini dikatakan Santo Paulus dalam suratnya kepada Galatia: “…Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan…” (Gal 4:4).

Siapa perempuan itu? Perempuan itu adalah Maria, seorang puteri keturunan Abraham. Dari sini Gereja mengajarkan bahwa Maria telah ditentukan Allah sedari kekal untuk mengandung dan melahirkan AnakNya.

Untuk itu ia suci sejak lahirnya dan diperkandungkan tanpa noda dosa asal. Dalam konteks pengakuan iman inilah, Gereja merasa perlu menentukan suatu hari khusus (yaitu: 8 September) untuk merayakan peristiwa kelahiran Maria.

Dasar pertimbangan disini -barangkali sangat sederhana- ialah bahwa sebagai manusia, Maria tentu pernah lahir pada waktu dan tempat tertentu, dari orangtua dan suku tertentu. Injil-injil sendiri tidak mengatakan secara jelas bahwa Maria juga adalah keturunan Daud, sebagaimana Yusuf suaminya.

Yang penting disini bukanlah ketepatan hari kelahiran itu tetapi ungkapan iman Gereja akan Maria sebagai perempuan yang ditentukan Allah untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya.

Seturut sejarah, mulanya pesta ini dirayakan di lingkungan Gereja Timur berdasarkan ilham dari tulisan-tulisan apokrif pada abad ke-6; pada akhir abad ke-7, barulah pesta ini diterima dan dirayakan di dalam Gereja Barat Roma.

Demikian renungan harian Katolik Senin, 8 September 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 8 September 2025

Bacaan I: Mi 5:1-4a

Mazmur Tanggapan: Mzm 13:6ab,6cd

Bacaan Injil: Mat 1:1-16.18-23

Renungan Hari Ini: Teladan Maria