Renungan Harian Katolik Senin, 25 Agustus 2025: Ketulusan dan Kemunafikan baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Hidup yang tulus adalah cermin kasih Allah, sedangkan kemunafikan hanya melahirkan kepalsuan yang merusak diri dan orang lain. Tuhan memanggil kita untuk jujur dalam kata dan perbuatan, bukan hanya tampak saleh di luar tetapi kosong di dalam.

Renungan harian Katolik Senin, 25 Agustus 2025 ini menyoroti dua sikap yang bertolak belakang: ketulusan dan kemunafikan. Renungan ini mengajak kita untuk menata kembali hati, agar iman yang kita hidupi bukan sekadar formalitas, melainkan buah dari ketulusan yang murni.

Renungan hari ini dilansir dari buku Inspirasi Pagi (LBI) oleh M Constantin FSGM. Renungan ini juga dilengkapi dengan daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Saudara-saudara, kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.

Sebab kami ingat akan pekerjaan imanmu, usaha kasihmu, dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
Kami tahu, saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.

Sebab Injil yang kami beritakan tidak datang kepadamu hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan kuasa, dengan Roh Kudus, dan dengan kepastian yang kokoh.

Sebab dari antara kamu firman Tuhan bergema, dan bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.

Sebab orang-orang sendiri menceritakan tentang kami, bagaimana kami kamu sambut, dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan,
pujilah Dia dalam jemaah orang saleh!
Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya,
biarlah putra-putri Sion bergembira atas Raja mereka!

Biarlah mereka memuji nama-Nya dengan tari-tarian,
biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!
Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya,
Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.

Biarlah orang saleh bersorak-sorai dalam kemuliaan,
biarlah mereka bersukacita di tempat tidur mereka!
Biarlah pujian pengagungan Allah ada di mulut mereka,
kemuliaan itu bagi semua orang yang dikasihi-Nya.

Yesus berkata:

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk, dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu mengarungi lautan dan menjelajahi daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu, dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikannya orang neraka, dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta! Katamu: Bersumpah demi Bait Suci tidak ada artinya, tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, mengikat orang yang bersumpah.

Hai kamu orang-orang bodoh dan buta, manakah yang lebih penting: emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?

Dan kamu berkata pula: Bersumpah demi mezbah tidak ada artinya, tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, mengikat orang yang bersumpah. Hai kamu orang-orang buta, manakah yang lebih penting: persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu, siapa yang bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan segala sesuatu yang terletak di atasnya.

Dan siapa yang bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia yang diam di dalamnya.

Dan siapa yang bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia yang bersemayam di atasnya.

Matius 23:13-22

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.”

Di sebuah kampung kecil bernama Sukamurni, hiduplah Ibu Tulusia dan Ibu Munafika yang dikenal oleh semua warga. Ibu Tulusia dikenal sebagai sosok yang sederhana, bekerja sebagai penjual kue di depan rumahnya. Setiap pagi, ibu Tulusia menyapa tetangga dengan senyum tulus tanpa kata. Ibu Munafika, di sisi lain, adalah perempuan yang selalu tampil rapi dan berbicara manis di depan orang. Ia sering memuji orang lain, tetapi di belakang, ia menyebar gosip. Meskipun mengaku diri paling peduli, tetapi ia tidak pernah terlihat membantu siapa pun.

Suatu hari, kampung mereka dilanda banjir. Banyak rumah terendam. Ibu Tulusia, meski rumahnya juga terdampak, langsung turun tangan. Ia membuka dapur umum dan memasak makanan bagi warga yang mengungsi. Ia tidak bicara banyak, hanya bekerja. Ibu Munafika datang ke posko penanggulangan banjir sambil mengaku sudah mengirim bantuan, meskipun tidak ada yang merasa menerimanya. Ia sibuk berfoto-foto dan mengunggahnya ke media sosial dengan keterangan: “Peduli sesama itu penting.”

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan, secara umum kita pasti lebih menyukai orang yang berlaku tulus dan menghindari orang yang bersikap munafik. Namun, meski kita sangat menyukai ketulusan, tidak jarang ketulusan dan kemunafikan secara serentak hadir dalam diri kita. Terkadang kita bisa menjadi sangat tulus, tetapi dalam kesempatan lain, kita jatuh dalam kemunafikan.

Para psikolog sosial mengartikan ketulusan sebagai ekspresi autentik (asli) yang selaras antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Ketulusan menciptakan kepercayaan dan koneksi emosional.

Kemunafikan merupakan bentuk ketidaksesuaian antara citra diri yang ditampilkan dan motivasi yang sebenarnya demi keuntungan pribadi. Kemunafikan sering kali menimbulkan ketidaknyamanan batin karena orang dengan begitu hidup dalam kepura-puraan.

Saudara-saudari yang terkasih, Yesus hari ini mengecam dengan keras ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena kemunafikan mereka. Yesus mengecam dampak dari perilaku dan pengajaran mereka yang memutarbalikkan pemaknaan atas hukum Taurat demi keuntungan sendiri. Dengan berlaku demikian, mereka menghalangi orang untuk mengalami kasih karunia Allah. Becermin dari mereka, mari kita menjadi orang yang tulus. Ketulusan itu menghidupkan, dan sebaliknya, kemunafikan itu mematikan. Tuhan memberkati.

Demikian renungan harian Katolik Senin, 25 Agustus 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 25 Agustus 2025

Bacan I: 1 Tes 1:2b-5.8b-10

Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b

Bacaan Injil: Mat 23:13-22

Renungan Hari Ini: Ketulusan dan Kemunafikan