Renungan Harian Katolik Senin, 15 Desember 2025: Mengikis Rasa Iri

Posted on

Memasuki hari Senin, umat Katolik kembali diajak untuk menata hati dan memulai pekan dengan iman serta pengharapan kepada Tuhan. Di tengah kesibukan dan tantangan hidup sehari-hari, renungan harian menjadi sarana untuk mendengarkan sabda Tuhan dan membiarkan-Nya menuntun setiap langkah kehidupan.

Menjelang perayaan Natal, masa Adven menjadi waktu yang tepat untuk memperdalam pertobatan, menumbuhkan harapan, dan mempersiapkan hati menyambut kehadiran Kristus. Kiranya renungan hari ini membantu kita untuk semakin terbuka pada kehendak Tuhan dan berani mewujudkan kasih-Nya dalam tindakan nyata.

Renungan Katolik 15 Desember 2025 mengangkat tema “Mengikis Rasa Iri” dikutip dari buku Bahasa Kasih oleh Romo Paulus C Siswantoko Pr. Nah, artikel ini juga memuat informasi:

Yuk, disimak!

Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:

Pada waktu itu Bileam memandang ke depan, dan ia melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka. Maka Roh Allah menghinggapi dia. Lalu ia mengucapkan sanjak, katanya, “Inilah tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.

Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel! Laksana lembah yang membentang luas, laksana taman di tepi sungai, laksana pohon gaharu yang di taman Tuhan, laksana pohon ara di tepi air. Seorang pahlawan tampil dari wangsanya memerintah bangsa yang tak terbilang banyaknya.

Rajanya akan naik tinggi melebihi Agag, dan kerajaannya akan dimuliakan.” Kemudian diucapkannya lagi sanjaknya, “Inilah tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya, tutur kata orang yang mendengar firman Allah, dan yang memperoleh pengenalan akan Yang Mahatinggi, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa, sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang. Aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat: sebuah bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel; ia meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.”

Ref. Tuhan adalah kasih setia, bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.

Pada suatu hari Yesus masuk ke bait Allah. Ketika Ia sedang mengajar, datanglah imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi kepada-Nya; mereka bertanya, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu, dan jika kalian memberi jawabannya, Aku pun mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Nah, dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes?

Dari surga atau dari manusia?” Mereka lalu berunding satu sama lain, “Jika kita katakan, ‘Dari surga’, Ia akan berkata kepada kita, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya?’ Tetapi jika kita katakan, ‘Dari manusia’, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes itu nabi.” Mereka lalu menjawab, “Kami tidak tahu.” Maka Yesus pun berkata kepada mereka, “Jika demikian, Aku pun tidak mau mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”

Lalu mereka menjawab Yesus: “Kami tidak tahu.” Dan Yesus pun berkata kepada mereka: “Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.” -Mat.21:27

Apakah yang menjadi tujuan imam-imam ketua dan tua-tua bangsa Yahudi dengan pertanyaan kepada Yesus dalam bacaan Injil hari ini? Ya, mereka ingin mempermalukan Yesus di depan orang banyak, namun tentu saja Yesus mengetahui niat jahat tersebut dan berbalik memberikan pertanyaan “skakmat” yang tidak mampu dijawab oleh mereka. Hati mereka dipenuhi rasa iri dan dengki karena merasa tersaingi oleh Yesus yang mengajar banyak orang di Bait Allah.

Dalam kehidupan kita pun rasa iri ada di mana-mana, bahkan di dalam gereja dan pelayanan kerohanian sekalipun. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa rasa iri itu adalah suatu kejahatan. Bisa menjadi berbahaya ketika rasa iri itu menjadi pemicu seseorang berbuat kejahatan besar, sekalipun dimulai dari hal kecil misalnya membicarakan kejelekan orang lain yang kemudian dapat berkembang liar pada tindakan jahat.

Saya yang dulu sering merasa diri “tidak cukup baik” ketika melihat kelebihan orang lain, bahkan ketika orang-orang disekeliling saya sering berkata..”kamu sangat diberkati Tuhan dengan banyak hal”.., namun tetap saja ada kalanya muncul titik-titik gelap yang seringkali menodai hati dan pikiran saya. Saya sadar hal tersebut akan mencemari panggilan Allah agar kita semua hidup kudus.

Maka marilah kita senantiasa berusaha untuk mengikis hal-hal yang dapat membawa diri kita pada dosa iri hati ataupun dosa lainnya dengan merasa cukup dan bersyukur. Ia ingin kita hidup dalam damai, penuh cinta dan belas kasih kepada sesama, saling menghargai, menghormati, dan mengasihi.

Semoga kita dapat terus melaksanakan panggilan-Nya untuk saling memperhatikan satu sama lain untuk tujuan pekerjaan-pekerjaan baik Allah.

Apakah saya masih sering merasa iri terhadap orang lain?

Tuhan yang penuh kasih,
Terima kasih untuk kasih-Mu yang selalu menyertai kami setiap hari. Hari ini, kami menyadari bahwa rasa iri dapat mengotori hati dan pikiran kami, bahkan ketika kami dikelilingi berkat dan kebaikan-Mu.

Tuhan, ajarlah kami untuk mengikis iri hati dari dalam diri kami. Bukakan mata hati kami untuk selalu melihat kelebihan orang lain dengan sukacita, bukan dengan kecemburuan. Ajari kami bersyukur atas setiap berkat yang Engkau berikan, dan kuatkan kami untuk hidup dalam damai, cinta, dan belas kasih kepada sesama.

Semoga hati kami senantiasa tulus, penuh hormat, dan saling mengasihi, sehingga kami dapat melaksanakan panggilan-Mu untuk menebarkan kebaikan di dunia ini. Bimbing kami agar setiap langkah kami menjadi cerminan kasih-Mu, dan jauhkan kami dari sikap iri, dengki, atau berpikir jahat terhadap sesama.

Kami mohon semua ini dalam nama Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami.

Amin.

Asal mula Agama Kristen di Kerajaan Georgia, Iberia, Sovyet Selatan tidak begitu jelas. Namun permulaan pewartaan Injil di sana dibeberkan oleh Rufinus dalam sebuah tulisannya yang kemudian menjadi tradisi negeri itu. Konon pada permulaan abad ke-4, seorang gadis yang tidak dikenal namanya diseret ke muka pengadilan dan dipenjarakan di kota itu.

Ketika ditanyai oleh hakim, dengan tenang tetapi tegas ia memperkenalkan diri sebagai penganut agama Kristen yang mengakui Kristus sebagai Allah. Di kota itu ia memang terkenal sebagai orang yang saleh, bersahaja hidupnya dan murni kepribadiannya. Ia banyak berdoa.

Cara hidupnya itu sangat menarik simpati masyarakat. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta bimbingan. Pada suatu hari seorang ibu datang kepadanya dengan membawa serta bayinya yang sedang sakit untuk didoakan. Kristiana menutupi bayi itu dengan mantelnya yang kusam, lalu ia berdoa sambil menyebut-nyebut nama Yesus; ia kemudian menyerahkan kembali bayi itu kepada ibunya dalam keadaan sudah sembuh.

Berita tentang peristiwa ini menggegerkan segenap penduduk kota itu. Ratu Iberia sendiri kebetulan juga sedang sakit; ia pergi kepada Kristiana untuk didoakan kesembuhannya. Ternyata sang ratu pun disembuhkan. Ketika ratu memberikan hadiah kepadanya sebagai ungkapan syukur dan terima kasih, Kristiana berkata: “Penyembuhan atas diri ratu bukanlah perbuatan saya melainkan karya Tuhanku Yesus.

Ia adalah Putera Allah yang menciptakan dunia ini.” Kepada ratu, Kristiana menekankan bahwa Yesus dapat menyembuhkan semua penyakit bahkan yang paling parah pun dapat disembuhkanNya apabila kita percaya kepada-Nya. Hal itu disampaikan kepada raja, dan raja benar-benar heran akan peristiwa penyembuhan permaisurinya.

Pada suatu hari raja tersesat di dalam hutan sewaktu berburu; dalam kebingungan, ia berkata dalam hati: “Kalau Yesus betul-betul Allah dan mau menunjukkan jalan bagiku maka saya akan percaya kepada-Nya.” Dalam sekejap raja menemukan jalan keluar dari ketersesatannya. Sejak itu ia bersama permaisurinya bertobat dan menjadi Kristen.

Gadis tak dikenal namanya itu kemudian dinamakan masyarakat setempat Nino. Dalam buku para Martir Roma, ia disebut Kristiana. Sang Raja dengan isterinya minta diajari agama oleh Nino. Maka Nino pun bebas mengajar agama ke mana-mana. Ia bahkan diizinkan mendirikan gereja. Kata cerita, ketika gereja itu sedang dibangun, ada kesukaran mengangkat pilar besar. Tetapi kemudian ada mukjizat: di hadapan orang banyak, pilar itu bergerak sendiri ke arah yang benar. Raja mengirim utusan ke Kaisar Konstantinus, minta supaya dikirim uskup dan imam-imam ke sana untuk mengajar agama.

Rufinus mengarang cerita ini berdasarkan sumber dari putera raja sendiri: Bakur, yang ia jumpai di Palestina pada permulaan abad ke-5. Dan cerita itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa: Yunani, Syria, Armenia, Arab, dll.

Demikian renungan harian Katolik Senin, 15 Desember 2025. Tuhan Yesus memberkati!

Bacaan Harian Katolik Hari Ini 15 Desember 2025

Bacaan I: Bilangan 24:2-7.15-17a

Mazmur Tanggapan: Mzm 25:4bc-5ab.6-7c.8-9

Bacaan Injil: Matius 21:23-27

Renungan Hari Ini: Mengikis Rasa Iri

Doa Penutup

Kisah Santa Kristiana, Pengaku Iman