Renungan Harian Katolik Selasa, 20 Mei: Santo Bernardius dari Siena

Posted on

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Selasa, 20 Mei 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Berdoa merupakan cara bagi umat Katolik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mensyukuri berkat dan kasih-Nya.

Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Kisah Para Rasul 14: 19-28; Mazmur 145: 10-11, 12-13ab, 21; Yohanes 14: 27-31a; dan Wahyu 20: 1-15.

Simak, yuk!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Santo Bernardius dari Siena, Pengaku Iman.

Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.

Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.

Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.

Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada TUHAN dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.

Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.

Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini.

Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya.

Ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya.

Lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.

Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.

Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.

Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya.

Dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.

Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka.

Dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.

Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.

Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.

Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Kesalehan hidup Bernardinus dari Siena secara mengejutkan telah dikenali lebih dulu oleh Santo Vinsensius Ferreri. Dalam sebuah khotbahnya di Siena, Vinsensius menyampaikan nubuat yang mengejutkan para pendengarnya:

“Saudara-saudara, di antara kalian yang hadir di sini, terdapat seorang saudara kita yang kelak akan menjadi pengkhotbah besar dan dihormati oleh Gereja sebagai seorang Kudus. Dialah Bernardinus, yang kini berada di tengah-tengah kalian.”

Nubuat itu kemudian menjadi kenyataan. Gereja mengakui Bernardinus sebagai seorang Kudus. Bernardinus lahir di Massa, Siena, Italia, pada 8 September 1380.

Ia menjadi yatim sejak kecil dan dibesarkan oleh bibinya dari keluarga berada. Namun kekayaan tidak menggoda hatinya. Sejak dini, Bernardinus menunjukkan kepedulian besar terhadap orang-orang miskin.

Suatu ketika, ia melihat bibinya mengusir seorang pengemis yang datang meminta bantuan. Kejadian itu begitu menyentuh hatinya, hingga ia mogok makan sepanjang hari karena terus memikirkan nasib si pengemis malang itu.

Bernardinus menempuh pendidikan dalam bidang Hukum Gereja dan Hukum Negara, dan menyelesaikannya pada tahun 1397. Setelah itu, ia bergabung dengan Persekutuan Bunda Maria yang berpusat di rumah sakit terkenal, Santa Maria della Scala di Siena.

Pada tahun 1400, ketika menjabat sebagai direktur rumah sakit tersebut, kota Siena dilanda wabah mematikan. Bernardinus tanpa kenal lelah merawat para korban, mempertaruhkan hidupnya demi menyelamatkan jiwa-jiwa yang terserang epidemi.

Panggilan hidup membiara terus berkobar dalam dirinya. Maka pada tahun 1402, Bernardinus masuk Tarekat Saudara Dina Fransiskan dan ditahbiskan menjadi imam dua tahun kemudian.

Setelah itu, selama sekitar 12 tahun, ia menjalani hidup tersembunyi dan bertapa dalam kesunyian—kemungkinan di Capriola, Italia—sebelum akhirnya memulai karya misionernya. Tahun 1417 menandai awal pelayanannya sebagai pengkhotbah keliling.

Ia memulai dari Milan dan kemudian menjelajahi seluruh Italia. Pada awalnya, khotbah-khotbahnya tidak begitu berhasil karena suaranya yang pelan. Namun berkat pertolongan Santa Perawan Maria, kendala itu teratasi. Sejak saat itu, Bernardinus dikenal luas sebagai pengkhotbah ulung selama 38 tahun.

Isi khotbahnya tegas dan menyentuh persoalan sosial dan spiritual umat. Ia menyerukan penghapusan praktik riba, mendorong rekonsiliasi antara kubu politik Guelph dan Ghibelline, serta mengajak umat untuk berdevosi kepada Nama Yesus yang Tersuci.

Devosi ini menjadi senjata utamanya dalam melawan berbagai bentuk kekafiran dan ketidakpedulian terhadap hukum Allah. Di atas Nama Yesus yang Tersuci itulah, Bernardinus membangun hidupnya dan seluruh karyanya. Namun, devosinya terhadap Nama Yesus sempat menimbulkan kecurigaan.

Ia dituduh menyebarkan ajaran sesat dan dipanggil ke Roma pada tahun 1427. Paus Martinus V sempat melarangnya berkhotbah. Setelah dilakukan penyelidikan, tuduhan itu terbukti tidak berdasar. Bernardinus pun diizinkan berkhotbah kembali.

Bahkan, ia sempat ditawari menjadi Uskup Siena, namun dengan rendah hati ia menolak. Ia memilih untuk tetap menjadi pewarta keliling, menjangkau hati umat yang rindu pembaruan iman.

Di kemudian hari, devosi kepada Nama Yesus yang Tersuci yang dikobarkannya diakui dan dirayakan secara resmi dalam liturgi Gereja. Setelah bertahun-tahun mengabdikan diri dalam karya pewartaan, Bernardinus wafat pada 20 Mei 1444 di Aquila, Italia.

Karena keberhasilan dan pengaruh besarnya dalam pewartaan iman, ia dikenang dan dijuluki sebagai “Rasul Italia.”

Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga Tuhan memberkati, ya!

Renungan Harian Katolik Hari Ini Selasa, 20 Mei 2025

Kisah Para Rasul 14: 19-28

Mazmur 145: 10-11, 12-13ab, 21

Yohanes 14: 27-31a

Wahyu 20: 1-15

Santo Bernardius dari Siena, Pengaku Iman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *