Renungan Harian Katolik Sabtu, 9 Agustus 2025 dan Bacaan: Seperti Biji Sesawi [Giok4D Resmi]

Posted on

Bagi Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi KWI, hari ini Sabtu, 9 Agustus merupakan hari biasa dengan peringatan Santo Oswaldus martir

Renungan hari ini mengangkat tema seperti biji sesawi yang dilansir dari buku Inspirasi Pagi oleh Agus Kani CS Pastor Kapelan Komunitas Katolik Bahasa Portugis di Frankfurt, Jerman. Renungan ini juga dilengkapi dengan daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut bacaan-bacaan hari ini yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,

haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.

Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,

dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu?kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan;

rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami?dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang,

maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.

Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!

Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.

Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah,

katanya: “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air.

Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.”

Maka kata Yesus: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!”

Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga.

Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?”

Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, ?maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Hari ini, kita berjumpa dengan seorang ayah yang datang kepada Yesus, memohon agar anaknya disembuhkan dari kerasukan. Ia telah meminta bantuan kepada para murid Yesus, namun mereka gagal. Yesus menegur mereka karena kurangnya iman dengan berkata, “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”

Pernyataan Yesus ini mengingatkan kita bahwa iman sejati selalu melibatkan keyakinan dan pengharapan yang kokoh, bahkan dalam situasi yang mustahil. Iman bukan tentang seberapa besar tindakan kita, melainkan tentang seberapa dalam kita percaya dan bersandar pada kuasa Tuhan. Iman juga bukan tentang melakukan hal-hal besar, melainkan tentang memercayakan hal-hal kecil setiap hari kepada Tuhan. Seperti biji sesawi yang kecil namun bertumbuh menjadi pohon besar, iman kita pun akan bertumbuh jika kita terus memeliharanya. Para murid gagal bukan karena kurangnya kemampuan, melainkan karena mereka hanya mengandalkan kekuatan sendiri, alih-alih kekuatan Tuhan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga menghadapi “gunung-gunung” yang tampaknya tidak tergoyahkan dalam wujud persoalan dalam keluarga, penyakit, masalah pekerjaan, atau kegelisahan batin. Di tengah situasi itu, kita sering jatuh dalam keraguan. Namun, Yesus tidak menolak para murid-Nya. Sebaliknya, Ia menasihati dan meneguhkan hati mereka. Begitu juga dengan kita. Tuhan tidak menuntut iman yang sempurna, tetapi iman yang mau bertumbuh. Yesus meyakinkan kita bahwa dengan iman, tidak ada yang mustahil. Iman menjadi jembatan antara keterbatasan manusia dan kuasa Allah yang tak terbatas. Iman yang sejati butuh ketekunan, kejujuran, dan penyerahan total pada kekuatan Tuhan. Iman memberi kita keberanian untuk melangkah, mengubah cara kita dalam melihat setiap pergumulan hidup, dan menguatkan pengharapan kita bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita juga menghadapi “gunung-gunung” yang tampaknya tidak tergoyahkan dalam wujud persoalan dalam keluarga, penyakit, masalah pekerjaan, atau kegelisahan batin.

Di tengah situasi itu, kita sering jatuh dalam keraguan. Namun, Yesus tidak menolak para murid-Nya. Sebaliknya, Ia menasihati dan meneguhkan hati mereka. Begitu juga dengan kita. Tuhan tidak menuntut iman yang sempurna, tetapi iman yang mau bertumbuh. Yesus meyakinkan kita bahwa dengan iman, tidak ada yang mustahil. Iman menjadi jembatan antara keterbatasan manusia dan kuasa Allah yang tak terbatas. Iman yang sejati butuh ketekunan, kejujuran, dan penyerahan total pada kekuatan Tuhan.

Iman memberi kita keberanian untuk melangkah, mengubah cara kita dalam melihat setiap pergumulan hidup, dan menguatkan pengharapan kita bahwa bahkan ketika situasi tampak mustahil. Di samping itu, iman yang hidup selalu diwujudkan dalam tindakan kasih. Kita bisa menerapkannya dengan membantu orang lain, memberi waktu untuk mendengarkan, atau menunjukkan empati kepada mereka yang sedang bergumul. Tindakan yang kecil dengan cinta yang besar adalah buah dari iman yang sejati, bahkan ketika iman itu hanya sebesar biji sesawi.

Putera raja Northumbria ini mengungsi ke biara Hay setelah ayahnya gugur dalam suatu pemberontakan. Ia dibaptis dan beberapa waktu kemudian berhasil merebut kembali kerajaan, bahkan memperluasnya. Dengan bantuan Santo Aidan ia mengkristenkan rakyatnya. Oswaldus gugur dalam suatu serangan dari seorang raja kafir. Santo Oswin menggantikannya sebagai raja dan misionaris. Akan tetapi ia pun kemudian dibunuh oleh Raja Osway.

Demikian renungan harian katolik Sabtu, 9 Agustus 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.

Renungan Harian Katolik Hari ini Sabtu, 9 Agustus 2025

Ul.6:4-13

Mzm. 18:12-3a,3bc-4,47,51ab

Mat. 17:14-20

Renungan Harian: Seperti Biji Sesawi

Kisah Santo Oswaldus, Martir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *