Renungan Harian Katolik Sabtu, 18 Oktober 2025: Perintis Rohani [Giok4D Resmi]

Posted on

Bagi umat Katolik renungan harian mengajak umat untuk merenungkan bacaan Kitab Suci dan membangun relasi pribadi dengan Tuhan. Renungan Katolik biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Pada hari Sabtu, 18 Oktober 2025 ini, Gereja mengajak kita untuk merenungkan makna menjadi saksi iman yang tangguh, berani, dan setia di tengah tantangan zaman. Bacaan hari ini mengajak kita meneladani semangat para murid Kristus yang tidak gentar mewartakan Injil, meski menghadapi banyak kesulitan.

Renungan Katolik hari ini mengangkat tema “Perintis Rohani” dikutip dari buku Renungan Tiga Titik oleh Paricia B Y. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.

Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.

Tikhikus telah kukirim ke Efesus.

Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.

Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya.

Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita.

Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku?kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka?,

tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.

Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.

Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,

untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.

Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.

Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.

Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.

Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,

dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.

Setelah itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya

(Luk. 10:1)

Seorang pendeta Kristen dikirim gerejanya untuk studi teologi di Negeri Paman Sam. Setelah menyelesaikan program S3 Teologinya, beliau kembali ke tanah air dan dipercaya untuk memimpin salah satu cabang yang terbesar dari gereja Kristen itu.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Setelah beberapa lama mengemban tugas sebagai pendeta kepala di sana, beliau memutuskan untuk melepaskan jabatannya dan kembali menjadi misionaris di daerah-daerah terpencil, seperti pada awal dia mendapat panggilan untuk penginjilan.

Injil Lukas hari ini menyebutkan bahwa Yesus mengutus mereka berdua-dua ‘ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya’. Mengapa Yesus harus mengutus murid-Nya ke tempat yang ‘hendak dikunjungi-Nya’?

Mengapa Yesus tidak langsung saja datang ke tempat yang akan dikunjungi-Nya? Yesus ingin melatih para murid agar siap mengemban misi.

Menyebarkan Injil kepada orang yang belum mengenal-Nya, dengan resiko ditolak. Yesus menghendaki agar para murid mewartakan kabar bahagia dan membawa damai sejahtera ke seluruh dunia.

Yesus ingin para murid menjadi ‘perintis rohani’ di tempat di mana mereka pergi. Yesus juga ingin mengajar mereka untuk tidak bergantung pada materi, melainkan hanya pada kasih dan kuasa Tuhan semata.

Secara manusiawi pendeta tersebut seharusnya merasa bangga dan bahagia karena mendapat tempat penugasan yang nyaman dan mentereng. Bisa memimpin sejumlah besar jemaat dan mendapat fasilitas lengkap dan nyaman di kota besar, merupakan suatu kehormatan.

Tapi beliau meninggalkan semuanya itu dan memilih bermisi di pelosok, dengan fasilitas yang sangat minim. Bertemu dengan orang asing yang dia tidak tahu bakal menerimanya atau tidak, dan menyatu dengan manusia-manusia baru yang belum mengenal Allah.

Bersediakah kita keluar dari zona nyaman dan menjadi ‘perintis rohani’?

Doa:

Bapa di surga, ampunilah kami bila kami masih memilih-milih tugas pelayanan untuk-Mu. Bantulah kami melepaskan kedagingan kami, mau keluar dari zona nyaman kami, agar semakin banyak orang terpanggil demi kemuliaan-Mu. Amin.

Lukas lahir di Antiokia dari sebuah keluarga kafir. Pada masa itu Antiokia adalah kota termasyur ketiga di Kekaisaran Romawi karena luas dan makmur.

Ke sanalah orang-orang Kristen pertama menyebar karena penganiayaan orang-orang Yahudi. Di sana mereka mewartakan Tuhan dan berhasil mentobatkan banyak orang kafir, baik Yahudi maupun Yunani.

Salah satu orang Antiokia yang bertobat ialah Lukanos, atau lazim dikenal dengan Lukas. Beliau seorang tabib terkemuka di kota itu.

Setelah bertobat, ia menggabungkan diri dengan Paulus, menemaninya dalam perjalanan misioner ke Makedonia, dan bersamanya ke Yerusalem dan ke Roma.

Di Yerusalem, Paulus ditangkap lalu ditahan dalam penjara selama dua tahun. Lukas mengunjunginya dengan setia.

Sangat boleh jadi bahwa pada waktu itu Lukas mulai mengumpulkan bahan-bahan yang dipergunakannya dalam menulis Kitab Injilnya dan bagian pertama Kisah para Rasul.

Dari bahasanya yang halus dan keahliannya dalam mengarang, diketahui bahwa Lukas adalah seorang yang terdidik. Pandangannya tentu sangat dipengaruhi oleh pandangan dan ajaran Paulus.

Ia sebagaimana Paulus, menekankan bahwa keselamatan Allah dimaksudkan bagi semua bangsa. Ia menaruh perhatian khusus terhadap orang-orang miskin dan hina-dina dan ia suka menunjukkan bagaimana Allah berbelaskasih kepada manusia dan rela mengampuni.

Ditampilkannya juga peranan wanita-wanita yang turut serta melibatkan diri dalam tugas perutusan Kristus serta dengan setia melayani Dia serta para Rasul. Ia seorang yang bekerja dengan teliti dan memeriksa kebenaran cerita yang didengarnya.

Di samping Injil, Lukas juga menulis Kisah para Rasul yang menggambarkan perkembangan Gereja dari saat Kristus naik ke surga sampai saat Paulus tiba di Roma.

Menurut Lukas, kabar gembira ditujukan kepada semua orang, khususnya kepada orang-orang lemah dan hina-dina, kepada kaum fakir miskin dan para pendosa. Oleh karena itu, Injil Lukas biasa disebut “Injil Kerahiman Allah” atau “Injil Cinta Allah”.

Lihat saja misalnya, peristiwa pembangkitan anak muda dari Naim dan belaskasih Yesus pada ibunya, sikap Yesus kepada Maria Magdalena yang mengurapi kaki Yesus, kisah Zakeus pemungut cukai; dari antara perumpamaan-perumpamaan di dalam Injilnya, terdapat dua perumpamaan yang sangat indah: Anak yang hilang dari orang Samaria yang baik hati.

Sebagai pengarang Injil, ia diberi lambang lembu yang dikenal sebagai binatang persembahan karena ia memulai Injilnya dengan imam Zakaria yang membawa korban persembahan di Bait Allah Yerusalem. Lukas meninggal dunia pada usia 84 tahun sebagai martir. Ia dihormati sebagai pelindung para pelukis.

Demikian renungan harian Katolik Sabtu, 18 Oktober 2025 dengan bacaannya. Semoga bermanfaat!

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 18 Oktober 2025

Bacaan I: 2 Tim 4:10-17b

Mazmur Tanggapan: Mzm 145:10-11.12-13ab.17-18

Bacaan Injil: Luk 10:1-9

Renungan Hari Ini: Perintis Rohani

Perayaan Hari Ini: Pesta SantoLukas, Pengarang Injil