Renungan Harian Katolik Rabu, 11 Juni: Santo Barnabas, Rasul Tuhan

Posted on

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Rabu, 11 Juni 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Berdoa merupakan cara bagi umat Katolik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mensyukuri berkat dan kasih-Nya.

Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Kisah Para Rasul 11: 21b-26, 13: 1-3; Mazmur 98: 1, 2-3ab, 3c-4, 5-6; Matius 10: 7-13; dan Yosua 3: 1-17, 4: 14-19, 5: 10-12.

Simak, yuk!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Santo Barnabas, Martir.

Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.

Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia.

Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan,

Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.

Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.

Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.

Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.”

Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.

Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang.

Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan,

Dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: “Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya?

Hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya?maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.”

Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.”

Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: “Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.” Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu.

Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.

Maka kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian itu, demikian: Setelah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu.”

Lalu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Datanglah dekat dan dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu.”

Lagi kata Yosua: “Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu:

Sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan.

Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku.

Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.”

Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu.

Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu?sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai?

Maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.

Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan.

Pada waktu itulah TUHAN membesarkan nama Yosua di mata seluruh orang Israel, sehingga mereka takut kepadanya, seperti mereka takut kepada Musa seumur hidupnya.

Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian:

Perintahkanlah para imam pengangkat tabut hukum Allah itu supaya naik dari sungai Yordan.

Maka Yosua memerintahkan kepada para imam itu, demikian: “Keluarlah dari sungai Yordan.”

Ketika para imam, pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, keluar dari tengah-tengah sungai Yordan, dan baru saja kaki para imam itu dijejakkan di tanah yang kering, maka berbaliklah air sungai Yordan itu ke tempatnya dan mengalir seperti dahulu dengan meluap sepanjang tepinya.

Bangsa itu telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal, di batas timur Yerikho.

Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho.

Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.

Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.

Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang.

Riwayat hidup Barnabas tercatat dalam Kisah Para Rasul pasal 4, 9, 11, 13, dan 15. Ia berasal dari Siprus, keturunan Yahudi dari suku Lewi, dan dikenal dengan nama baru “Barnabas” (yang berarti Putera Penghiburan), pemberian para rasul sebagai pengganti nama aslinya, Yosef.

Barnabas memiliki hubungan erat dengan Paulus. Ia yang pertama kali menghantar Paulus kepada para rasul dan meyakinkan mereka akan pertobatan Paulus setelah mengalami penampakan Tuhan dalam perjalanannya ke Damsyik.

Barnabas juga menjelaskan keberanian Paulus mengajar dalam nama Yesus. Ketika banyak orang bertobat di Antiokia, para pemimpin Gereja di Yerusalem mengutus Barnabas ke sana.

Di kota itu, ia mengajar dan meneguhkan umat lewat teladan hidupnya yang saleh, serta berhasil membawa banyak orang kepada Kristus. Ia lalu menjemput Paulus dari Tarsus, dan bersama-sama mereka kembali ke Antiokia.

Suatu saat, Roh Kudus menyatakan bahwa Barnabas dan Paulus dipilih untuk tugas khusus. Setelah doa dan puasa, jemaat memberkati mereka dan mengutus mereka dalam perjalanan misi ke Siprus, ditemani Yohanes Markus.

Di Salamis, mereka mewartakan Sabda Tuhan di rumah ibadat Yahudi. Dalam misi pewartaan Injil di Asia Kecil, mereka banyak mempertobatkan orang, namun juga mengalami penderitaan.

Ketika muncul perdebatan mengenai syarat keselamatan bagi bangsa bukan Yahudi, Barnabas dan Paulus diutus ke Konsili Yerusalem. Konsili ini menetapkan bahwa hukum Taurat tidak wajib bagi orang non-Yahudi yang bertobat.

Setelahnya, Paulus mengusulkan kunjungan ulang ke jemaat-jemaat yang telah mereka bentuk. Namun, terjadi perselisihan karena Barnabas ingin membawa kembali Markus, yang sebelumnya meninggalkan mereka di Pemfilia.

Akibatnya, mereka berpisah; Barnabas dan Markus berlayar ke Siprus. Barnabas akhirnya meninggal sebagai martir di Salamis, dirajam oleh orang-orang Yahudi.

Ia dihormati sebagai salah satu pendiri Gereja dan dianggap sebagai rasul. Ada dugaan bahwa ia menulis Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru, meski tidak pasti.

Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga Tuhan memberkati, ya!

Renungan Harian Katolik Hari Ini Rabu, 11 Juni 2025

Kisah Para Rasul 11: 21b-26, 13: 1-3

Yosua 3: 1-17, 4: 14-19, 5: 10-12

Santo Barnabas, Rasul Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *