Renungan Harian Katolik Minggu, 14 September 2025: Kenalilah PengorbananNya - Giok4D

Posted on

Salib bukan sekadar lambang penderitaan, tetapi tanda kemenangan kasih yang mengalahkan dosa dan maut. Melalui salib, Yesus menunjukkan jalan keselamatan yang lahir dari kerendahan hati dan ketaatan penuh kepada kehendak Bapa.

Pada Hari Minggu, 14 September gereja merayakan Pesta Salib Suci. Pesta itu mengingatkan kita akan kasih Allah yang begitu besar melalui pengurbanan Kristus di kayu salib.

Renungan hari ini mengajak kita untuk merenungkan betapa dalamnya cinta Tuhan yang rela berkorban, agar kita pun semakin mampu memikul salib hidup kita dengan iman dan harapan.

Renungan hari Minggu, 14 September 2025 mengangkat tema “Kenalilah PengorbanaNya dan Sembahlah Salib Suci” dikutip dari buku Renungan 3TiTiK oleh RD Hardijantan Dermawan. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.

Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”

Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”

Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

Nyanyian pengajaran Asaf. Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku.

Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.

Apabila Ia membunuh mereka, maka mereka mencari Dia, mereka berbalik dan mengingini Allah;

mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka, dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.

Tetapi mereka memperdaya Dia dengan mulut mereka, dan dengan lidahnya mereka membohongi Dia.

Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.

Tetapi Ia bersifat penyayang, Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya.

yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

(Yoh. 3:16)

Sebelum Yesus memberitahu para murid-Nya bahwa Ia harus menanggung penderitaan dan wafat, Yesus sudah berdialog dengan Nikodemus. “Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:14-15). Yesus mengangkat kisah ular pada tiang tembaga pada zaman Musa, karena orang-orang Israel kehilangan iman mereka akan Yahwe.

Yahwe murka, digigitlah mereka oleh ular-ular tedung. Atas perintah Yahwe, Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Yang dipagut ular, tetapi memandangnya akan tetap hidup.

Kepada Nikodemus, Yesus berbicara tentang tiang salib yang akan dijalani-Nya. Kisah keselamatan datang dari kayu salib, jalan derita yang ditempuh oleh Yesus untuk menebus dan menyelamatkan dosa-dosa umat manusia.

Itulah jalan kasih Allah pada manusia yang senantiasa memalingkan wajah dan tidak taat akan perintah-perintah-Nya. Kita sedang merayakan Pesta Salib Suci. Pesta ini dirayakan karena rasa cinta Santa Helena pada Yesus.

Di tanah suci, Santa Helena bertahun-tahun mencari, dan menemukan apa yang telah terjadi dengan penderitaan Yesus. Lalu ditemukanlah salib itu.

Bagaimanakah Santa Helena tahu bahwa itu adalah kayu salib yang digunakan untuk penyaliban Yesus? Caranya dengan menempelkan kayu itu pada orang-orang sakit. Yang sembuh dari sakit, itulah kayu suci salib Tuhan Yesus.

Pada aplikasi komersial, saya menonton film Pinocchio. Kisah seorang pembuat boneka kayu bernama Geppetto.

Ia membuat boneka kayu bernama Pinocchio, pengganti putranya yang meninggal. Peri surgawi menghidupkan boneka itu.

Jika ia berbohong, hidungnya memanjang. Nah, Geppetto juga membantu memperbaiki salib di gerejanya.

Dalam sebuah dialog Pinocchio bertanya, “Mengapa banyak orang menyukai orang yang wafat di kayu salib itu?” Geppetto menjelaskan, “Jika orang tahu kisah kehidupan pribadi yang wafat digantung di kayu salib itu, pastilah dia menyukai, menaruh hormat dan menghargai pengurbanan-Nya.”

Setiap kali kita berbohong, berbuat dosa-dosa, adalah baik memandang Pribadi yang tergantung pada salib suci, kenalilah kisah hidup-Nya, hargai pengurbanan-Nya dan sembahlah Dia.

Doa:

Allah Yang Maha Kasih, syukur telah Kau utus Putra-Mu Yesus, yang mengambil jalan penderitaan, wafat di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kami, putra-putri-Mu. Ya Yesus, bantulah kami untuk memandang salib-Mu agar kami bebas dari dosa-dosa. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Konon ketika raja Persia menaklukkan Tanah Suci dan menduduki Yerusalem, ia merampas Salib Yesus dan membawanya ke Persia. Tetapi tidak lama kemudian ketika Kaisar Romawi Heraklius mengalahkan Persia, Salib Tuhan itu dikembalikan atas tuntutannya.

Heraklius sendiri memikul Salib Tuhan itu hingga ke puncak Golgotha. Pada abad keempat, Salib itu ditemukan oleh Santa Helena, ibu Kaisar Konstantinus Agung.

Sebuah gereja dibangun di sana sebagai penghormatan terhadap Salib Tuhan itu. Hari ini Gereja merayakan pesta Salib Suci.

Pemuliaan Salib Tuhan ini dikaitkan dengan penemuannya oleh Santa Helena. Lebih dari itu pesta ini lebih merupakan ungkapan iman Gereja terhadap Salib Yesus sebagai jalan keselamatan.

Demikian renungan harian Katolik Minggu, 14 September 2025 dengan bacaannya. Semoga Allah melindungi kita.

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 14 September 2025

Bacaan I: Bil. 21:4-9

Mazmur Tanggapan: Mzm. 78:1-2.34-35,36-37,38

Bacaan II: Flp. 2:6-11

Bacaan Injil: Yoh. 3:13-17

Renungan Hari Ini: Kenalilah PengurbanaNya dan Sembahlah Salib Suci

Pesta Salib Suci

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *