Renungan Harian Katolik Minggu 10 Agustus 2025 dan Bacaannya: Teladan Maria

Posted on

Bagi Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi KWI, hari ini Minggu, 10 Agustus gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.

Renungan hari ini mengangkat tema teladan Maria yang dilansir dari buku Teladan Kasih oleh Romo Paulus C Siswanto. Renungan ini juga dilengkapi dengan daftar bacaan.

Yuk, disimak!

Berikut bacaan-bacaan hari ini yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.

Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu!

Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!

Puteri Tirus datang dengan pemberian-pemberian; orang-orang kaya di antara rakyat akan mengambil muka kepadamu.

Para bapa leluhurmu hendaknya diganti oleh anak-anakmu nanti; engkau akan mengangkat mereka menjadi pembesar di seluruh bumi.

Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.

Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.

Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,

lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan,

dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,

sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,

karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.

Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.

Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;

Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;

Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;

Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,

seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

Maria adalah narasi yang tidak bertepi.
Benarlah yang dikatakan oleh Santo Bernardus, “De Maria numquam satis” yang berarti kita tidak akan selesai berbicara mengenai Maria. Mulai dari hidupnya, penampakan-penampakan, pesan-pesan, tempat-tempat ziarah, devosi-devosi, penghormatan-penghormatan, sampai mukjizat-mukjizat lewat perantaraan Maria.

Pada Injil hari ini, kita mendengar madah Magnificat. Madah ini sangat istimewa dan mengungkapkan iman Maria yang luar biasa. Maria sungguh meyakini karya besar Allah yang terus bekerja dalam dirinya, juga dalam situasi hidup yang menantang dan penuh resiko. Kesetiaan Maria sampai di bawah kaki salib Puteranya yang telah ia kandung, lahir dan besarkan. Kesaksian iman Maria yang terungkap dalam madah pujian Maria, melukiskan betapa Allah Juru Selamat yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadanya, dan menyertainya.

Maria adalah model bagi kita semua. Ia diangkat ke surga, karena itu meyakinkan kita bahwa kita sungguh mempunyai harapan. Dengan diangkat ke surga, Maria menunjukkan kepada kita jalan menuju ke surga. Itulah jalan yang harus kita tempuh dalam hidup kita. Maria menunjukkan jalan itu kepada orang-orang yang tahu menganggap dirinya sebagai “orang-orang kecil”, sebagai “anak-anak”, sebagai “orang miskin”, yang senantiasa merasa membutuhkan belas kasihan Allah.

Pesan bagi kita, ketika kita bersyukur dalam perayaan ini, kita boleh berkata, Siapakah aku ini sehingga karya besar Allah juga selalu dan terus berkarya dalam diri kita? Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhan, Bunda Maria juga selalu mengunjungi kita, meneguhkan dan mendoakan kita.

Bunda Maria, doakanlah kami orang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin.

Demikian renungan harian Katolik Minggu, 10 Agustus 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.

Renungan Harian Katolik Hari ini Minggu, 10 Agustus 2025

Bacaan I: Why. 11:19a; 12-1,3-6a,10ab

Mzm. 45:10c-12,16

Bacaan II: 1 Kor. 15:20-26

Bacaan Injil: Luk. 1:39-56

Renungan Hari Ini