Mantan pemain tim nasional Indonesia ramai-ramai memberi dukungan kepada pemain Malut United FC Yakob Sayuri yang menjadi korban tindakan rasisme. Mereka adalah Oktovianus Maniani, Rahmat Rivai, Ramdhani Lestaluhu, dan Boaz Solossa.
Keempat mantan penggawa Garuda itu mengecam atas aksi rasisme tersebut. Mereka meminta PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia menindak tegas pelaku tindakan rasisme itu.
“Saya Boaz Solossa angkat bicara, mari tolak rasisme yang menimpa saudara kita Yakob Sayuri dan berharap federasi menindak tegas,” ujar Boaz Solossa dalam video yang diterima infocom, Jumat (12/12/2025).
Kapten Persipura Jayapura itu juga ingin, tolak aksi rasisme tidak hanya sekedar kampanye kepada pemain maupun suporter. Tetapi ada langkah tegas agar para pelaku mendapat efek jera.
“Bukan sekedar mengumbar kampanye untuk pemain, untuk suporter, dan untuk kemanusiaan,” kata pemain yang akrab disapa Bochi tersebut.
Senada dengan Boaz, Rahmat Rivai juga mengutuk atas aksi rasisme tersebut. Mantan pemain Persiter Tenate itu menuturkan, rasisme dalam sepakbola adalah isu serius.
“Rasisme dalam sepakbola adalah isu serius dan kampanye selalu dilakukan di mana-mana. Perjuangan melawan rasisme bukan hanya Yakob seorang, tapi perjuangan kita bersama,” ujar Rahmat Rivai.
Menurut Rivai, Yakob merupakan pemain tim nasional yang telah memberikan segalanya bagi Indonesia. Apalagi kasus seperti ini dialami Yakob bukan hanya satu atau dua kali.
“Yakob Sayuri adalah korban di antara banyak kasus rasisme yang terjadi di Indonesia,” keluhnya.
Ramdani Lestaluhu juga meminta kepada PSSI untuk mengusut kasus rasisme ini. Mantan pemain Persija Jakarta itu meminta federasi menindak pelaku rasisme terhadap Yakob tersebut.
“Saya berharap ada tanggapan serius dari federasi kita terhadap kasus rasisme karena ini sangat tidak bagus untuk sepakbola kita,” tegas Ramdani Lestaluhu.
Sedangkan, bagi Oktovianus Maniani, kasus rasisme di sepakbola Indonesia hingga kini masih terus terjadi berulang kali. Bahkan, bukan hanya kepada Yakob saja aksi rasisme itu dilakukan.
“Yakob adalah salah satu korban di antara banyak korban rasisme di sepakbola Indonesia. Jadi, tolong diperhatikan,” tutur Oktovianus Maniani.
Aksi rasisme tersebut dialami Yakob saat Malut United menghadapi Persita Tangerang di Stadion Indomilk Arena, Minggu (23/11) lalu. Rasisme itu dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK).
Saat itu, pelaku rasisme tersebut ada di lorong pemain yang seharusnya steril. Bahkan, pelaku itu tanpa menggunakan kartu tanda pengenal atau ID Card.
Pelaku memprovokasi pemain dan ofisial Malut United. Hingga kemudian terjadi perselisihan antara pelaku dengan para pemain serta ofisial Malut United.
Yakob berusaha melerai dan mengusir pelaku rasisme tersebut. Namun, saudara kandung dari Yance Sayuri itu justru mendapat tindakan tidak terpuji berupa kata-kata rasisme yang diucapkan oleh pelaku.
Ironinya, Komisi Dispilin (Komdis) PSSI justru memberikan hukuman kepada Yakob atas perselisihan tersebut. Yakob dihukum larangan bermain sebanyak 3 pertandingan dan denda Rp 10 juta.
Selain Yakob, Komdis PSSI juga menjatuhi hukuman kepada 2 ofisial Malut United yakni David Glen dan Achmad Resal Octavian. Keduanya dilarang mendampingi tim sebanyak 4 pertandingan dan denda Rp 50 juta.
Sedangkan, bagi Oktovianus Maniani, kasus rasisme di sepakbola Indonesia hingga kini masih terus terjadi berulang kali. Bahkan, bukan hanya kepada Yakob saja aksi rasisme itu dilakukan.
“Yakob adalah salah satu korban di antara banyak korban rasisme di sepakbola Indonesia. Jadi, tolong diperhatikan,” tutur Oktovianus Maniani.
Aksi rasisme tersebut dialami Yakob saat Malut United menghadapi Persita Tangerang di Stadion Indomilk Arena, Minggu (23/11) lalu. Rasisme itu dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK).
Saat itu, pelaku rasisme tersebut ada di lorong pemain yang seharusnya steril. Bahkan, pelaku itu tanpa menggunakan kartu tanda pengenal atau ID Card.
Pelaku memprovokasi pemain dan ofisial Malut United. Hingga kemudian terjadi perselisihan antara pelaku dengan para pemain serta ofisial Malut United.
Yakob berusaha melerai dan mengusir pelaku rasisme tersebut. Namun, saudara kandung dari Yance Sayuri itu justru mendapat tindakan tidak terpuji berupa kata-kata rasisme yang diucapkan oleh pelaku.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Ironinya, Komisi Dispilin (Komdis) PSSI justru memberikan hukuman kepada Yakob atas perselisihan tersebut. Yakob dihukum larangan bermain sebanyak 3 pertandingan dan denda Rp 10 juta.
Selain Yakob, Komdis PSSI juga menjatuhi hukuman kepada 2 ofisial Malut United yakni David Glen dan Achmad Resal Octavian. Keduanya dilarang mendampingi tim sebanyak 4 pertandingan dan denda Rp 50 juta.







