Puskesmas di Gorontalo Disorot Usai Diduga Telantarkan Korban Lakalantas

Posted on

Seorang pasien kecelakaan lalu lintas (lakalantas) bernama Tahir Abas (30) diduga ditelantarkan saat dirawat di Puskesmas Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Tahir dirawat di pelataran puskesmas meski kamar perawatan saat itu sedang kosong.

“Saya jenguk ini pasien di puskesmas Tibawa. Pas saya sampai di sana perawatnya tidak ada sama sekali, yang kedua pasien berada di luar ruangan pelataran puskesmas begitu,” kata seorang warga, Amed Gorapu kepada infocom, Senin (5/5/2025).

Tahir Abas diduga ditelantarkan di Puskesmas Tibawa yang terletak di Jalan Trans Sulawesi, Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Gorontalo pada Sabtu (3/5) sekitar pukul 21.30 Wita. Amed mengatakan pasien tersebut mengalami kecelakaan lalu lintas setelah ditabrak mobil ambulans Puskemas Motolohu, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato.

“Jadi, awal mulanya itu ada kecelakaan kan di ruas jalan Tolotio Kecamatan Tibawa. Pasien ini orang Desa Tolotio bernama Tahir Abas. Pada saat itu korban ditabrak mobil ambulans Puskemas Motolohu,” terang Amed.

Namun saat tiba di Puskesmas Tibawa, Amed tidak menemukan petugas medis. Selain itu, Amed mendapati ruangan perawatan sedang kosong dan tidak ada pasien.

“Jadi pada saat itu saya tanya lewat Kepala Desa Tolotio Sandra Jafar Biu yang sudah berada di puskesmas kenapa cuman di luar pasien katanya dari awal itu pasien hanya di luar alasannya untuk IGD atau UGD itu ruangannya masih direhab begitu,” jelasnya.

Amed mengungkapkan kekecewaannya kepada pelayanan Puskesmas Tibawa. Kondisi itu pula yang membuatnya berinisiatif membuat video hingga viral di media sosial.

“Saya buat video saya posting sebagai pembuktian saya lempar di medsos tujuan itu sebenarnya cuman satu mereka lihat mereka respons ini dan ini mengingatkan sebagai kritik saja untuk pelayanan masyarakat,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Tibawa, Tantri Luawo menyebut tidak ada pasien yang ditelantarkan di puskesmas. Dia mengaku saat itu ruangan Unit Gawat Darurat dalam kondisi rusak.

“Karena kebetulan UGD masih dalam perbaikan rehab sementara perbaikan, kemudian pasien ini masih observasi dan observasi 2 sampai 6 jam. Setelah kami observasi kemudian kami masukan pasien ke ruangan rawat inap begitu,” kata Tantri kepada infocom.

“Jadi tidak ada indikasi memilih pasien yang kaya atau miskin semua pasien kami layani,” tambahnya.