Puisi Hari Kartini menjadi salah satu bentuk ekspresi yang indah untuk mengenang dan menghargai perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini. Ia merupakan sosok perempuan yang telah menorehkan sejarah penting bagi emansipasi wanita di Indonesia.
Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperingati hari ini, salah satunya melalui karya sastra seperti puisi.
Melalui bait-bait puisi, infoers bisa menyuarakan kekaguman, semangat, dan penghormatan terhadap perjuangan Kartini yang tak lekang oleh waktu.
Guna memudahkan infoers, di dalam artikel ini infoSulsel menyajikan beragam contoh puisi Hari Kartini, mulai dari puisi pendek yang cocok dibacakan anak-anak di sekolah, hingga puisi mendalam yang menggambarkan keteguhan hati Kartini.
Kumpulan puisi ini cocok untuk dibacakan baik di sekolah, instansi, atau dibagikan di media sosial. Yuk simak selengkapnya di bawah ini!
Berikut kumpulan puisi bertema Hari Kartini:
Oleh: Akbal Mafianda
Hari Kartini
Hari lahirmu
Engkau di utus Allah sebagai Pahlawan
Engkau dilahirkan sebagai penolong perempuan
Engkaulah sang putri bangsa
Ibu kita Kartini
Ibu yang memperjuangkan hak-hak perempuan
Ibu yang mendirikan sekolah bagi para perempuan
Hingga…
Seorang Ibu yang memperjuangkan gerakan emansipasi
Yang hingga saat ini masih kita rasakan persamaan itu
Laki-laki bisa jadi Presiden Perempuan juga bisa jadi Presiden
Hingga saat ini perempuan sangat dihormati oleh siapapun tanpa membedakan
Ibu Kartini…
Jasamu tak kan pernah kami lupakan
Semoga kamu tenang disana
Menuju surga firdaus yang nan indah.
Sumber: Buku Seuntai Ungkapan Hati (Kumpulan Puisi)
Oleh: Nurani Ira Ayuni
Hari Kartini itu sangat disukai kaum wanita
Hari Kartini itu mengingatkan kita pada sosok Kartini
Di mana beliau telah menyelamatkan harga diri wanita
Ibu kita Kartini juga pahlawan Indonesia
Beliau juga pahlawan para kaum wanita
Bangga kepadanya itu harus
Karena aku juga wanita
Berterima kasih kepadanya itu wajib
Karena Ibu Kartini sudah berkorban untuk Indonesia
Untuk para kaum wanita
Sumber: Buku Sebuah Antologi Puisi Terus-Terusan Bagian 1
Oleh: Nurul Fatin Syakilah
Selamat Hari Kartini
Kerena Kartini-lah
Indonesia bisa mengerti wanita
Karena Kartini-lah
Bangsa Indonesia bangkit memperjuangkan emansipasi
Dan hari ini adalah Kartini
Memajukan Indonesia
Memperjuangkan wanita
Aku bangga mempunyai Kartini
Yang tidak patah semangat
Melawan kondisi dan tirani
Sumber: Buku Sebuah Antologi Puisi Terus-Terusan Bagian 2
Oleh: Varah Fatimatus Sabila
R.A Kartini
Engkaulah pahlawan kaum wanita
Tanpamu kaum wanita tiada ilmu
R.A Kartini
Kau sangat berarti bagi kami
Tanpamu hidup tiada arti
R.A. Kartini
Jasamu akan selalu terkenang
Di hati kau wanita
Dengan cara memperingati harimu
Sebagai hari Kartini
Sumber: Antologi Puisi Diversity is Beautiful
Oleh: Etty Viveria C Bekti R
Mentari bersinar terang
Pagiku telah menjelang
Kegelapan telah menghilang
Telah ku nikmati kebebasan
Kau telah berjuang
Membuka keranda kegelapan
Terima kasih, Ibu Kartini
Bumiku tak lagi buram
Langkahku terbuka lebar
Perjuanganmu telah menghadirkan hari cerah
Hari ini 21 April 2015
Emansipasi melesat
Seakan panah tanpa kendali
Kuterbang ikut menangkap
Tapi, tangan kami tiada kuat
Darah mengalir
Bercaknya mengotori baju yang putih
Baju yang kau pakaikan
Yang kau buat dengan berbagai penderitaan
Harusnya baju itu tetap bersih
Tapi, ternyata
Kami tak mampu
Menjaga kesuciaanya
Kami membuatnya berbaur dengan bau anyir
Maafkanlah
Kemurniaanmu tercabik-cabik
Entah siapa yang memulai
Di hari sucimu
Tanggal 21 April
Hari kartini
Kami semua memperingati
Kami berpakaian seperti putri
Jalan kami seperti putri
Tingkah laku kami seperti putri
Tapi, hati kami……
Entahlah
Entah siapa yang memulai
Kami dinilai
Keserasian baju dan make up
Jalan kami,
Kemesraan kami, dengan lawan jenis
Apakah itu yang kau kehendaki?
Kami berjalan di catwalk
Dengan berlenggak-lenggok
Memamerkan keluwesan
Berpasangan
Berpandangan mesra
Semakin mesra kami akan menang
Itukah hikmah Hari Kartini???
Ya Allah
Ampuni kami
Kalau salah mengartikan emansipasi
Sadarkan kami
Dari kegelapan
Agar kami tak merayap
Berjalan dalam kemuraman
Hari ini tanggal 21 April 2015
Di hari sucimu
Nadiku terbakar
Semangatku menjulang
Berperang mengentaskan kebodohan
Memerangi kemungkaran
Menegakkan ajaran yang benar
Memurnikan semangat Kartini
Tak hanyut akan modernisasi
Tegakkan kami
Tancapkan kekuatan kami
Penuhi semangat kami
Dengan semangat berjuang
Jauhkan dari langkah yang salah
Beri kami penerang jalan
Menyejajarkan langkah dengan semangat emansipasi
Hidup Kartini-Kartini masa kini!
Masa depanmu di tanganmu sendiri!
Luruskan emansipasimu!
Sumber: Buku Antologi Puisi Pendidikan di Masa Pandemi
Oleh: Aisyah Nabilla
Ketika mereka menganggap wanita rendah
Disitulah kau memendam amarah
Ketika mereka berargumen wanita tak pantas sekolah
Kau datang berusaha mematahkannya
Kau datang menyelamatkan negeri ini
Dari tangisan wanita yang merindukan edukasi
Cita-citamu murni untuk negeri
Berjuang mengedepankan emansipasi
Kartini bagi perempuan laksana pahlawan
Kartini bagi perempuan laksana bintang
Kartini bagi perempuan laksana perwira
Kartini bagi perempuan laksana ksatria
Tak ada yang lebih berani darinya
Sang wanita perwira pahlawan Negara
Sang wanita yang pantang mundur sebelum setara
Memperjuangkan hak-nya dengan jiwa dan raga
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Alfaro Mohammad Recoba
Dua puluh satu April Tahun 1879 ia dilahirkan.
Bocah kecil bermata bulat berbinar memancarkan
Cahaya cemerlang, seolah menatap masa depan yang
Penuh dengan tantangan. Trinil, si ayah beri ia julukan
Ia datang mempelopori kesetaraan derajat,
Menumpas ketidakadilan mengenai adat.
Dengan pemikiran cerdas penuh inisiatif,
Dia akhirnya menjadi wanita inspiratif.
Wanita berkebaya, Raden Ajeng Kartini namanya.
Sang sosok pahlawan emansipasi wanita Indonesia.
Habis gelap terbit terang, inspirasi dari suratnya,
Dibaca sebagai sebuah roman kehidupan wanita.
“Aku mau.” Motto hidpunya.
Di dalam hati wanita Indonesia,
Semangatmu masih tetap membara.
Walaupun memang engkau telah tiada.
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Alifia Intan Karima
Terngaung akan sebuah figur elok
Meraut nama dalam lintas sejarah
Tertutur indah santun dalam suatu pokok
Terajut keselarasan, membantang duka lara
Membungkam keselarasan sang ibunda
Menyakralkan kehangatan bunga negara
Terangi gelapnya isi bumi
Tentramkan hati, kaum insani
Bagai pendongkrak dunia
Runtuhkan ancaman kaum jahiliyah
Tegak kan kewajiban
Tuk hapus kemunafikan
Terlintas bayangan sosok kartini
Menguras problematika negeri nan pilu
Robohkan fitur anarki
Goreskan sejarah bak harum mewangi di bumi pertiwi
Ibu kartini..
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Alifiyah Nurrohcmani
Dikala bumi pertiwi tengah terombang ambing
Berporak poranda hancur tiada keping
Tembak, jerit, tangis bahkan darah telah beraduk
Beraduk meleleh dialas bumi pertiwi nan suci
Tatkala kaum adam dijunjung
Sedang kaum hawa ditindas tak berujung
Tiada lagi nilai diri yang tersisa
Hanyalah larutan duka yang bersemayam
Namun…
Secerca cahaya terang mulai menyeludup
Mengangkat puing-puing kehancuran
Pengobar kembali nilai diri kaum hawa
Dialah sang anugerah tuhan
Perempuan mulia tanpa tanda jasa
Sang pembangkit negeri diambang musnah
Sang pembela nasib hawa tanpa kenal lelah
Terima kasih ibuku…
Ibu kartiniku…
Atas segala jerih payahmu
Sebagai penyelamat negeri dan kaumku
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Arita
Raden Ajeng Kartini
Sosok pengubah hak kaum Indonesia
Punya keinginan tak sekedar hiasan
Bukan hanya mimpi untuk sekedar ilusi semata
Raden Ajeng Kartini
Sosok pemberi tatanan baru
Selalu dan tetap mengayuh tanpa mengeluh
Selalu penuh kekuatan padahal tersembunyi kerapuhan
Namun itu bukanlah sebuah alasan
Raden Ajeng Kartini
Pikiranmu selalu kau asah tanpa harus meluap
Ingatanmu selalu diasuh dalam setiap waktu
Tak pernah kunjung jatuh meraih sebuah ilmu
Semua kini berubah karena perputaran waktu
Takkan pernah binasa seperti abu
Karena ini anugerah dari perjuangan, cinta dan pasrah
Sungguh tak pernah terpikirkan
Ada sesosok pejuang tangguh
Perubahan dalam berbagai evolusi
Itulah dirimu, Raden Ajeng Kartini
Sang pejuang hak kaum wanita
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Indah Kurnianingsih
Keinginan yang kuat dari dalam diri
Keluhuran budi yang melandasi
Kewajiban yang telah disadari
Memohon pengajaran untuk kaumnya
Memelas pendidikan kepada saudara di Belanda
Meminta persamaan hak bagi saudarinya
Bukan membangkang tujuannya
Berbekal jati diri sebagai seorang ibu
Beradab dan berpengetahuan impiannya
Cita-cita akan pengaruh luhur wanita yang satu
Cakap dan sebagai pendidik yang pertama dan utama
Cerita pasti yang berasal dari sunnatullah Rabbnya
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Katlea Sekar Pili
Kau putri sejati
Kau putri Indonesia
Kau juga pendekar bangsa
Ibu Kartini…
Lihatlah wanita di negara ini
Akhlaknya menipis
Adabnya semakin terkikis
Wahai Ibu Harum…
Tak ada lagi wanita impian
Tak ada lagi wanita pujaan
Kini hanya tersisa wanita hinaan
Ibu Harum…
Kebencian selalu terpancar di mata setiap wanita
Kesombongan menjadi pelengkapnya
Dan kekayaan menjadi alasannya
Jika kau bisa bangkit dari kuburmu sekarang
Aku mohon bangkitlah
Didik moral mereka yang hanya merusak
Buat mereka menjadi bijak
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: May Pochan
Kesiur angin mengabarkan
Wanita luar biasa dengan segala perjuangan
Banyak hal yang dikorbankan
Waktu,
Tenaga,
Fikiran,
Hingga perasaan.
Cicitan burung menyampaikan
Wanita Jepara dengan seluruh keuletan
Memperjuangkan kemerdekaan
Kebebasan,
Kemajuan,
Kesetaraan.
Semilir angin membisikan
Wanita cantik pemilik kesabaran
Perjuangannya lekat dalam ingatan.
Meninggalkan beribu kenangan.
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Nufriyanti
Teruntuk Wanita teristimewa
semoga dalam lindungan sang Maha Kuasa.
Kita adalah hambaNya
yang terlahir sederajat dan dengan tujuan yang sama,
hanya takdirlah yang membedakan kita
Mungkin rasa minder sempat tersemat dihatimu sahabatku,
Bahkan orang hanya memandangmu sebelah mata
dan mengatakan hal buruk kepadamu
Engkau tak peduli dengan caci maki
mereka kau tidak membalas benci kepada mereka
hanya senyuman yang mampu engkau aturkan,
kau jadikan itu hanyalah sebuah penguat semangat.
Kau tutup cacian mereka dengan sebuah prestasi yang membanggakan.
Engkau memiliki cara terunik di Setiap langkah yang engkau kerjakan,
karena beda adalah istimewa.
Hatimu tabah terpancar nyata
laksana bulan yang tetap bersinar diantara bintang-bintang.
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Amalia Faizah
Bagimu kaum perempuan tak boleh dihina dicaci apalagi direndahkan
Ekstrim perilaku bantahan orang lain, tak buat kau lemah dan pasrah
Relief ikhlasmu terasa sepanjang zaman, semerbak jasa wangi amat menakjubkan
Jisim nan jiwa segenap kau kerahkan, demi sebuah kemajuan
Aksara, mengeja kau ajar semua kaum wanita
Sentral emansipasi dicetuskan oleh engkau oh.. Putri sejati
Asa dipintal mengemban persamaan derajat, amat tegar jua kuat
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Ananda Cahyo Wibowo
Sajak ini adalah antara Kartini dan Kita
Antara Hawa dan merajut bangsa
Antara ambisi, impian dan cita
Aku membuka mata
Pada pena yang mengukir lembar
Bersiratkan hukum waris yang akan kami emban:
Mengabdi, dengan sabar berbakti pada negeri
Bernyanyi inspirasi, dengan tekun memberi dan berbagi
Ketulusan hati, bagaimana ikhlas dalam menerima segala kehendak Ilahi; dan
Bermimpi. Ya, Mimpi
Akan menggapai angan yang kami gantung bersama cita dan harapan
Menebar kasih antara sukma dan raga, dalam
Merajut sutra pada zamrud khatulistiwa
Bait ini adalah antara Kartini dan Kita
Kita, Insan yang tak letih merayu Tuhan
Karena Kami tahu,
“Teruslah berharap dan berangan, Selagi Engkau masih dapat bermimpi”
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Ananda Putra Brahmana
R.A Kartini…
21 April 1879
Tanggal kelahiranya
Puteri Indonesia
Ia….
Pahlawan indonesia
Pahlawan wanita
Ia menciptakan buku
Habis gelap terbitlah terang
Banyak yang menjadikan motivasi
Terutama untuk orang
Judul buku itu
Yang gagal
Sekarang…..
Ia sudah tenang
Di rumah bapa
Terima kasih kartini
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Anggraini Khodihaturrohmah
Runcingnya sebilah bambu,
Bukan menjadi prioritasnya dalam berjuang.
Pun segerombol mata peluru,
Takkan mengalihkan pandangan saat mengemban.
Meninggikan derajat, mengabdi tanpa ragu.
Agar jauh dari lakon penindasan.
Opini masyarakat di masa lalu,
Bukan sebagai pembuka rute penuh liku.
Tetapi menjadi pemicu,
Agar segerombol budak wanita meniru,
Gelagat Kartini menebar ilmu.
Di atas panggung pantang runtuh.
Sabdamu, jenuh tertahan jeruji adab.
Problematika kehidupan, berniat singgah tertahan.
Kiranya gagal menanggalkan harap.
Tetapi tidak untukmu, sosok wanita menawan,
Meski tertawan, tetap bergerak namun tiarap.
Berantas kebodohan, pulihkan pemahaman.
Panutan bagi pemudi milenial.
Mengimbuh sejarah, dalam berkas perjuangan wanita belia.
Yang menuntut persamaan atas beberapa hal,
Bahwa wanita bukan budak, tetapi pendobrak asa.
Bahwa wanita menjadi bibit awal,
Lahirnya Kartini muda cerdas masa depan, bekal cita-cita kemajuan bangsa.
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Annisa Salsa Billa
Tanpa gentir tak tersingkir
Tanpa lelah tak mau kalah
Tak putus asa member jasa
Tak habis jiwa tak habis raga
Penjajah harus musnah
Indonesia harus merdeka
Kita bukan budak
Yang mati dimakan gagak
Di sela wanita aku ada
Berjuang dengan semangat membara
Bagai api membakar daun
Menghanguskan setiap pendusta
Bela Negara tinggal keluarga
Darah beralir semangat
Terkucur dalam keringat
Pertahankan martabat
Kartini
Bela pemuda pemudi
Tak sakti
Namun berarti
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Oleh: Athalia
Berselimut keberanian
Dengan semangat berkobaran
Berjuang demi kesetaraan
Martabat seluruh perempuan
Wahai Kartini
Kau getarkan sanubari
Dengan perjuangan membela wanita pertiwi
Tak sekalipun mengenal kata berhenti
Sebelum cahaya menghiasi hari
Wahai Kartini
Jasamu sungguh sangat berarti
Takkan pernah terganti
Selalu teringat dalam memori
Sumber: Buku Puisi untuk Ibu Kartini
Dahulu kami terkekang…
Kami terkurung…
Mimpi pun dipenjara oleh larangan yang menjaga …
Bercita-cita pun sulit …
Berangan pun enggan …
Bermimpi jadi tak bisa
Hanya wanita dan bayangnya …
Gelap tanpa cahaya …
Raden, kau sungguh satria …
Ajeng, kau sungguh berani …
Kartini, kau sungguh penuh mimpi …
Perjuanganmu buatku berkarya…
Semangatmu masih menjerit di telinga…
Jasamu dirasakan seluruh wanita …
Kami jadi mampu bermimpi …
Kami sudah berani …
Kami sudah beri bukti…
Wanita juga bisa…
Wanita pun berkarya …
Sumber: Buku Kartiniku, Kartinimu, Kartini Kita
Demikian kumpulan puisi tentang Hari Kartini, mulai dari yang singkat hingga menyentuh hati dengan pesan mendalam. Semoga bermanfaat!