Puasa Tarwiyah dan Arafah 2025: Jadwal, Niat, hingga Keutamaannya

Posted on

Menjelang Idul Adha, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah. Salah satunya dengan berpuasa sunnah pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.

Dikutip dari buku Rahasia Puasa Sunah oleh Ahmad Syahirul Alim Lc, pada bulan Dzulhijjah ini terdapat “al-ayyam al-‘asyr” (sepuluh hari agung), yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:

مَا مِنْ أَيَّامِ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ الله وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

Artinya: “Tidak ada hari-hari yang amal saleh padanya lebih dicintai Allah dari hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama (Dzulhijjah)”, para sahabat bertanya: “Tidak juga jihad wahai Rasulullah?” la menjawab: “Tidak juga jihad, kecuali seorang yang keluar (berjihad) dengan harta dan jiwanya, kemudian tidak satu pun yang kembali.” (HR. Tirmidzi, dan Abu Daud)

Sementara itu, ada dua puasa sunnah pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah yang biasa dilaksanakan umat Islam. Yaitu puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Bagi infoers yang hendak mengamalkannya, berikut penjelasan lengkap mengenai jadwal pelaksanaan, bacaan niat, hingga keutamaannya. Simak selengkapnya!

Berdasarkan hasil sidang isbat Idul Adha 2025, 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Dengan demikian, puasa Tarwiyah yang dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah jatuh pada Rabu, 4 Juni 2025.

Sementara puasa Arafah 9 Dzulhijjah bertepatan pada hari Kamis, 5 Juni 2025. Untuk lebih jelasnya, berikut ini jadwal puasa Tarwiyah dan Arafah 2025:

Niat adalah bagian penting dalam pelaksanaan ibadah termasuk dalam puasa. Karena itu, siapa pun yang hendak menunaikan puasa sunah Tarwiyah dan Arafah perlu membaca niat sebelum memulainya.

Dikutip dari buku ‘Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya’ karya Khalifa Zain Nasrullah, berikut ini niat puasa Tarwiyah dan Arafah:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillāhi Ta’ala.

Artinya: “Saya berniat melakukan puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat puasa ‘Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Berdasarkan situs Rumaysho, tidak terdapat hadis sahih yang secara spesifik menyebutkan keutamaan puasa Tarwiyah. Meski demikian, umat muslim tetap boleh berpuasa pada hari tersebut.

Hal ini karena puasa Tarwiyah termasuk dalam deretan amal saleh yang dikerjakan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ

Artinya: “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim).

Sementara itu, berbeda dengan puasa Tarwiyah, keutamaan puasa Arafah dijelaskan secara jelas dalam hadis sahih bahwa puasa Arafah memiliki ganjaran yang luar biasa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim, dari Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Mengutip buku Panduan Praktis Ibadah Puasa karya Drs. E. Syamsuddin dan Ahmad Syahirul Alim, Lc, dijelaskan bahwa secara umum tata cara puasa Dzulhijjah sama seperti puasa sunah lainnya. Perbedaannya terletak pada lafal niat yang dibacakan.

Berikut panduan lengkap dalam melaksanakan puasa sunnah Dzulhijjah:

Sebelum memulai puasa, dianjurkan untuk membaca niat sesuai dengan jenis puasa yang akan dilakukan, baik itu puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, maupun Arafah. Bacaan niat bisa disesuaikan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Seperti puasa pada umumnya, sahur sangat dianjurkan untuk dilakukan meskipun hukumnya sunnah. Sahur membantu menjaga stamina selama menjalankan ibadah puasa.

Puasa dimulai sejak masuk waktu imsak hingga waktu berbuka. Selama itu, umat muslim wajib menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang dapat membatalkan puasa.

Ketika waktu Maghrib tiba, disunnahkan untuk segera berbuka puasa. Menyegerakan berbuka termasuk salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Demikianlah informasi terkait pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah 2025. Semoga bermanfaat!

Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah 2025

Niat Puasa Tarwiyah

1. Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

2. Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Tata Cara Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah

1. Membaca Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah

2. Sahur

3. Berpuasa

4. Menyegerakan Berbuka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *