Pria Kecelakaan-Sekarat Diduga Tak Dilayani di Puskesmas Tanabatue Bone

Posted on

Pria bernama Henri (28) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), tidak sadarkan diri usai terlibat kecelakaan lalu lintas. Namun korban yang sudah sekarat disebut tidak dilayani saat dilarikan ke Puskesmas Tanabatue.

“Warga kami sekarat habis kecelakaan. Kami menunggu kurang lebih 1 jam di Puskesmas Tanabatue dan tidak ada kejelasan mau dibawa ke mana, padahal itu wargaku sudah tidak sadarkan diri,” ujar Kepala Dusun Bance’e Sudarmin Bakri kepada infoSulsel, Rabu (21/5/2025).

Korban terlibat kecelakaan mobil di wilayah perbatasan Kabupaten Bone dan Maros tepatnya di Dusun Bance’e, Desa Poleonro, Kecamatan Libureng, Selasa (20/5) sekitar pukul 23.00 Wita. Korban dilarikan ke Puskesmas Tanabatue sekitar pukul 00.00 Wita.

Sudarmin mengatakan, karena tidak dilayani, dirinya mengambil inisiatif untuk membawa warganya ke RS Lamappanenning. Tetapi saat itu sopir mobil ambulans juga tidak ada.

“Kami melihat tidak ada tindakan untuk membawa pasien ke rumah sakit yang layak, maka kami yang membawanya sendiri. Kami juga menyetir sendiri mobil ambulans untuk mengantar warga kami yang sekarat karena tidak ada sopirnya itu ambulans,” katanya.

“Kami minta maaf kalau itu menyalahi aturan menggunakan mobil ambulans milik puskesmas. Kami hanya berpikir untuk menyelamatkan pasien yang sekarat,” sambung Sudarmin.

Dia menambahkan, saat ini pasien sudah menjalani perawatan di RS Lamappanenning. Sudarmin juga menyampaikan kepada Kepala Puskesmas Tanabatue untuk memperhatikan hal-hal teknis yang berhubungan dengan pelayanan.

“Alhamdulillah perawat di RS Lamappapenning menerima kami dengan baik dan langsung melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien. Mungkin kepala puskesmas yang baru dilantik ini di Puskesmas Tanabtue bisa memperhatikan masalah sopir ambulans ini,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Kadinkes Bone drg Yusuf Tolo mengaku telah menerima informasi ada pasien masuk ke Puskesmas Tanabatue karena kecelakaan lalu lintas. Menurtnya pasien itu tetap dilayani oleh petugas puskesmas.

“Masuk di Puskesmas Tanabatue sesuai dengan tindakan. Tetapi karena kondisinya di luar batas kewenangan puskesmas dan mengharuskan pasien dirujuk,” ucapnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya…

Yusuf menyebut di puskesmas itu punya Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) yang akan merekomendasikan pasien ke rumah sakit terdekat. Hanya saja keluarga pasien tidak bisa menunggu.

“Keluarga pasien tidak mau menunggu, padahal petugas baru menunggu balasan dari sistem Sisrute. Di sistem itu dipastikan ada jawaban terkait tempat pasien, dan dokternya,” sebutnya.

Dia menambahkan, pihak keluarga pasien tidak sabar sehingga petugas puskesmas membuatkan rujukan manual. Selain itu, sopir mobil ambulans tidak ada karena dirumahkan, sehingga kepala dusunnya yang bawa mobil tersebut.

“Makanya Pak Dusun ini yang inisiatif yang bawa mobil, dan pas dibawa ada perawat 2 orang, dengan infus terpasang, serta didampingi sampai ke RS Lamappanenning,” bebernya.